NovelToon NovelToon
Hati Kedua Sang Mafia

Hati Kedua Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: aksaraprabu

Novel ini Season Kedua Janda Judes....

Daniel Arandra Hampir seluruh hidupnya diliputi kebencian sebelum akhirnya segala kebenaran terungkap. Ia yang dulu tumbuh tanpa kasih sayang kini berada dalam kehangatan dan limpahan kasih keluarga tercintanya.

Namun agaknya Tuhan ingin mengujinya sekali lagi. Entah itu karma atas perbuatannya di masalalu atau inilah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saat hatinya terpaut pada seorang gadis keadaan menjadi dinding penghalang untuk cintanya.

Dena Syavira adik dari sang kakak ipar adalah gadis yang mampu membuat hatinya bergetar. Gadis yang ceria yang memiliki senyum yang hangat.

Akankah Cinta mereka bisa bersatu? Mari kita ikuti kisah Daniel dan Dena...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aksaraprabu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya Joe Tahu

Joe berdiri dibelakang Daniel yang membelakanginya. Ia masih belum mulai berbicara.

Joe terlihat menimbang-nimbang kalimat yang akan dia utarakan pada Daniel.

"Joe..." Daniel terlihat sudah tidak sabar menunggu asisten kepercayaan sang kakak untuk bicara. "jika tidak ada yang penting aku ingin istirahat sekarang." titahnya tegas.

"tunggu tuan..."

"Ck... cepat katakan Joe!"

"aku tahu selama satu Minggu ini tuan dan nona Dena bukan sedang berlibur tapi di rumah sakit."

Deg

Daniel menoleh menatap tajam Joe. "apa maksud mu?"

"selama seminggu ini tuan dirawat di rumah sakit bukan?" ulang Joe

Daniel naik pitam dia langsung menarik kerah baju Joe. "tutup mulut mu Joe."

"apa yang sedang coba tuan sembunyikan dari kami semua!" Joe bahkan tidak terlihat takut sama sekali.

"diam!!!" sentaknya. Daniel mendorong Joe hingga hampir terjatuh.

"aku masih belum mengatakan hal ini dari tuan Rizal dan tuan besar, tapi jika tuan tidak mengatakan yang sebenarnya maka tuan besar sendiri yang akan memaksa tuan untuk bicara." ancam Joe.

"beraninya kau mengancam ku!!! kau mau mati sekarang?! Kau sudah bosan hidup haaahh!!!" Daniel menarik pistol di laci meja kerjanya, mengarahkan tepat di kepala Joe.

Joe justru maju selangkah mendekati Daniel, tidak sedikitpun gentar. "lakukan saja tuan."

"Joe jangan melewati batasan mu!!!" Daniel hampir menarik pelatuk pistolnya, namun pistol itu jatuh saat tiba-tiba Daniel merasakan sakit yang luar biasa pada dadanya.

aakkhhh... Daniel meringis mencengkram dadanya.

Wajah panik terlihat jelas pada Joe, dia menangkap tubuh Daniel yang kehilangan keseimbangan.

"tuan..."

"Jo...Joe... aakkhhh..." nafasnya semakin terengah. "De...Dena.."

Mengerti apa yang Daniel maksud Joe segera berlari menuju kamar Dena. Tanpa mengetuk pintu Joe langsung masuk dan membangunkan Dena yang tertidur pulas.

"nona..." panggil Joe sambil menggoyangkan lengan Dena.

Dena mengerjapkan mata, terkejut karena Joe membangunkannya.

"kak Joe, kenapa disini!" mengucek matanya.

"tu...tuan Daniel, dia membutuhkan nona sekarang... tuan Daniel sangat kesakitan,"

Dena melompat dari ranjang, membuka laci nakasnya mengambil obat Daniel. "dimana kak Daniel kak?"

"Diruang kerjanya, nona..." Berlari mengikuti langkah cepat Dena.

.....

Dena menghambur memeluk Daniel yang terduduk di sofa memegangi dadanya dengan wajah pucat dan keringat bercucuran.

"kak... minum obatnya.." memasukkan obat kedalam mulut Daniel.

Joe hanya bisa melihat adegan itu tanpa bisa melakukan apapun. Wajahnya sangat panik dan bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada Daniel.

Butuh waktu lebih dari lima belas menit sampai obat yang diminum Daniel mulai bereaksi. Dena masih setia memeluk tubuh Daniel sesekali mengusap keringat yang bercucuran di wajah tampannya.

Merasa Daniel mulai tenang dan kesakitannya berkurang, Dena melepaskan pelukan lalu beralih pada Joe yang masih diam.

"kak Joe... apa yang terjadi?" tanya Dena dengan sedikit emosi.

"maaf nona, aku hanya bertanya pada tuan Daniel,"

"apa yang kakak tanyakan?" Dena sedikit kesal. "jangan coba-coba membuat kak Daniel emosional kak!!!"

"nona, apa yang sebenarnya kalian sembunyikan? aku tahu seminggu ini anda merawat tuan Daniel di rumah sakit." apa yang diucapkan Joe sukses membuat Dena membulatkan mata terkejut.

"Joe..." Daniel membuka suara meski terdengar lirih. " aku akan mengatakan semuanya tapi tolong jangan sampai ada yang tahu." ucapnya.

"duduklah kak" Dena menarik tangan Joe agar duduk didekat Daniel.

"aku memang dirawat di rumah sakit seminggu ini, aku melakukan kemoterapi."

Deg

"kemoterapi? itu kan pengobatan kanker tuan..." Joe menatap tak percaya pada Daniel.

Daniel mengangguk, lalu menceritakan semuanya pada Joe tanpa terkecuali.

Dengan wajah khawatir sekaligus terkejut "tapi sampai kapan tuan akan menyembunyikan ini?"

Daniel menggeleng, "aku tidak tahu, mungkin hingga hari terakhir ku." jawabnya lirih.

"kak..!" melirik tajam Daniel, Dena jelas tidak suka jika pria itu menyerah dengan keadaan.

"tapi usaha ini akan sia-sia, kamu tahu itu Dena,"

"tidak ada yang akan sia-sia jika kita mempercayai keajaiban itu ada!" Dena bangun dari duduknya. "kak Joe aku mohon rahasiakan ini dari siapapun, aku yang akan merawat dan menemani kak Daniel sampai dia sembuh. aku janji." Dena menggenggam tangan Joe.

"baiklah nona, tuan," Joe mengangguk. "tapi apa aku juga bisa membantu tuan hingga mendapatkan donor hati yang cocok?"

"jika ada tidak masalah Joe, tapi jangan memaksakan. Kau tahu benar aku sudah menghentikan penjualan organ manusia jadi jangan lakukan pekerjaan itu lagi hanya untuk ku. Pastikan saja semua berjalan dengan baik, dan berjanjilah pada ku kau akan melindungi orang-orang yang aku cintai." Daniel menepuk pundak Joe.

"baik tuan. Aku berjanji." Joe menunduk dalam.

"kak Joe kak Daniel kalian harus istirahat, ini sudah sangat larut, jangan sampai semua orang curiga karena kalian terus disini." Dena berjalan keluar ruangan tanpa menunggu jawaban.

......................

Hari berganti dengan sangat cepat, sudah dua Minggu setelah kemoterapi pertama Daniel.

Dena dan Daniel jarang bicara sekarang.

Tidak, lebih tepatnya Daniel lah yang menghindari Dena.

Tapi meski begitu Dena masih terus mengingatkan Daniel untuk tidak lupa meminum obatnya. Bahkan terkadang Dena sendiri yang menyiapkan obat dan makanan sehat untuknya.

......................

Hari ini Dena berangkat ke kampus dengan naik taksi, meski di rumah ada supir tapi ia menolak diantar.

Tadi saat sebelum dia berangkat, ia sudah menyiapkan sarapan pagi dan obat untuk Daniel.

Dena menyandarkan kepala, perjalanannya ke kampus hari ini sedikit lebih lama karena jalanan sangat ramai. Dena terus mengarahkan pandangan pada jalanan, dengan pikiran menerawang jauh.

Hingga tidak menyadari jika sejak dari rumah, sebuah mobil hitam mengikuti taksi yang ia tumpangi. Saat melewati jalanan yang sepi. Mobil yang tadi mengikuti Dena mendahului taksi lalu berhenti menghalangi taksi yang Dena tumpangi.

Taksi berhenti mendadak.

"pak ada apa?" tanya Dena yang terkejut.

"maaf nona, ada mobil yang menghalangi jalan kita." sopir taksi menunjuk mobil hitam didepan.

Pintu mobil hitam itu terbuka, seorang pria dengan jas hitam turun dari mobil berjalan menghampiri taksi.

Ia membuka pintu belakang taksi lalu menarik Dena keluar.

"keluar nona cantik, kamu harus ikut bersama ku..."

Dengan terpaksa Dena keluar dari taksi, "kenapa menghalangi jalan ku?" dengus Dena kesal.

"aku ingin kamu ikut dengan ku.."

"kemana?" mencibikkan bibirnya.

"ke pesta.." mencolek dagu Dena gemas. "jangan menampilkan wajah yang seperti itu Dena, itu membuat ku ingin mencium bibir indah mu..."

"Max!!! " Dena melayangkan pukulan tepat di lengan Maxim.

"aakkhhh... sayang ini sakit.." mengusap lengannya yang terasa panas.

"Max, aku harus kuliah...." Dena sudah akan masuk kedalam taksi tapi Maxim dengan cepat mencekal tangan Dena.

"untuk kali ini aku tidak menerima penolakan sayang." Maxim mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, lalu meminta supir taksi pergi.

"Max..." Dena menghentakkan kaki kesal.

"ayolah Dena... sekali ini saja, " Maxim menakupkan tangannya didepan dada, memohon pada Dena.

"Ck... terserah lah..." ketus Dena. Dengan terpaksa mengikuti langkah Maxim masuk kedalam mobilnya.

Maxim terlihat senang, dia melanjutkan mobil dengan senyum mengembang.

Dia membawa Dena ke sebuah butik terkenal, ia ingin Dena mengenakan gaun yang indah untuk pesta siang nanti.

...****************...

Next....

1
Engin
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Maya Kurnia
lanjuuut lg dooongg Thor... semangat 💪💪
Aksara Prabu: jangan lupa kasih like ya kakak 🙏❤️
total 1 replies
Sofia Lowing
😭😭😭😭
Veive
semangat thor ❤️
Veive
semangat author ..
Cahya Laela Tsaniya
semangat!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!