Alur : Luar Negeri
Apa jadinya jika terpaksa menikahi kakak ipar di mana wanita tersebut adalah cinta pertamanya yang sudah ia upayakan semaksimal mungkin untuk lupakan?
Takdir seakan mempermainkan perasaannya kembali saat dirinya akan menikahi wanita lain sebagai calon istrinya.
Liam Conrad Putra Abraham terpaksa menikahi Nola Claudia Abraham yang berstatus sebagai kakak iparnya. Cinta pertamanya sejak kecil yang bertepuk sebelah tangan karena Nola mencintai Lio Bintang Putra Abraham, kakak kandung Liam. Pernikahan penuh keterpaksaan yang tak mudah bagi keduanya demi anak semata.
Saat Nola mulai membuka hati untuk Liam yang berstatus sebagai suaminya, mendadak kabar mengejutkan datang bahwa Lio ternyata masih hidup dan dalam kondisi koma.
Ke mana kah takdir cinta Nola akan bermuara? Lantas bagaimana pula kelanjutan hubungan Liam dan Julia Baldwin, calon istrinya?
Update chapter : Setiap hari
Bagian dari novel Darah dan Air Mata Suamiku🍁Terpaksa Menikahi Kakakku🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Cemburu Tak Kasat Mata
Saat akan berangkat ke butik, Nola mendadak mengurungkan niatnya. Sebab ia memeriksa panas Lulu juga masih tidak stabil. Akhirnya ia memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit langganannya khusus ibu dan anak. Sebelum pergi ke dokter, ia menghubungi Dewi, asisten sekaligus orang kepercayaannya di butik.
Tut...tut...tut...
Tak lama telepon Nola akhirnya diangkat oleh Dewi.
"Halo, Bu Nola. Maaf, tadi saya sedang membantu karyawan lain di gudang jadi ponsel saya ketinggalan di ruangan kerja. Kebetulan hari ini mulai promo yang sudah kita sounding di sosial media sebelumnya. Perkiraan saya, hari ini pasti banyak calon pembeli yang datang berkunjung ke butik."
"Ada apa Bu?" tanya Dewi dengan sopan.
"Ya ampun, aku sampai terlupa kalau hari ini hari perdana promo diskon yang sudah kita rencanakan jauh-jauh hari," ucap Nola yang benar-benar tanpa sengaja terlupa karena terlalu banyak masalah rumah tangga dan kesehatan anaknya tengah sakit sehingga membuat fokusnya cukup berantakan dan terpecah-pecah.
"Begini, Wi. Sepertinya hari ini aku enggak bisa ke butik. Soalnya aku mau periksakan Lulu ke dokter. Demamnya masih naik turun. Dan karena hari ini acara promo tersebut, bagaimana kalau kamu tetap berjaga di butik dan aku saja sendiri yang menemui klien kita di restoran nanti siang?"
"Iya, Bu. Saya mengerti. Saya juga sependapat dengan Ibu. Jika kita berdua pergi ke restoran menemui klien lalu di butik terjadi kekurangan tenaga untuk membantu khawatirnya malah merusak nama baik butik Ibu," ucap Dewi.
"Ya, betul sekali. Oke jadi fix ya Wi?"
"Sepakat dimengerti, Bu."
"Baiklah aku tutup teleponnya. Titip butik ya, Wi. Kalau ada apa-apa segera hubungi saya. Jangan sungkan," ucap Nola.
"Baik, Bu."
Bip...
Lalu telepon keduanya pun terputus. Nola segera pergi ke rumah sakit khusus ibu dan anak untuk membawa Lulu dan sekaligus mengajak Ima. Tak berselang lama mobil Nola telah terparkir rapi di basement rumah sakit. Ia pun sebelumnya telah menghubungi dokter langganan anaknya.
Usai diperiksa, Lulu dinyatakan masih dalam tahap demam biasa dan cukup melakukan rawat jalan. Sehingga Lulu tidak perlu dirawat inap. Sebuah helaan napas lega keluar dari bibir Nola.
Ia pun menebus obat Lulu di apotik rumah sakit. Sedangkan Lulu kini digendong Ima dalam kondisi tertidur. Setelah obat didapat, Nola memutuskan langsung pulang. Saat berada di area parkir, mendadak ekor mata Nola tanpa sengaja melihat mobil sang suami terparkir tak jauh dari mobilnya.
"Ima, kamu masuk dulu sama Lulu di mobil."
"Baik, Bu."
Ima pun masuk ke dalam mobil dengan menggendong Lulu. Tak lupa Nola membuka sedikit kaca mobil untuk menjaga sirkulasi udara tetap baik. Dan gas beracun yang biasa dihasilkan mobil terlebih saat posisi diam alias tidak melaju maka tidak akan mengganggu Ima dan juga Lulu yang ada di dalamnya.
Tap...tap...tap...
Ia pun berjalan menuju tempat mobil suaminya berada.
Deg...
"Benar ini mobil miliknya. Dia ke rumah sakit ini ada keperluan apa?" batin Nola bertanya-tanya.
Sebab rumah sakit tempat dirinya berada sekarang yakni khusus ibu dan anak. Mendadak perasaannya tak enak. Namun ia masih belum jelas alias samar-samar dengan maksud kedatangan Liam di rumah sakit tersebut.
Saat kakinya akan pergi masuk kembali ke dalam rumah sakit guna mencari tahu, seketika ia teringat janji dengan kliennya di restoran. Alhasil ia kembali ke mobilnya. Lalu tancap gas dan pergi meninggalkan rumah sakit tersebut dengan perasaannya yang masih gamang.
Sedangkan Liam yang berada di dalam rumah sakit tengah menemani Julia untuk periksa. Sebab mendadak Julia mengeluh perutnya terasa kram dan mual hebat.
Dokter mendiagnosis kelelahan dan kurangnya asupan yang baik sehingga berat badan Julia juga mengalami penurunan dan terjadi kram perut. Mual Julia juga dinilai dokter masih dalam batas kewajaran ibu hamil. Namun kondisi jabang bayi dalam kandungannya dinyatakan sehat.
Setelah dokter memberikan vitamin dan beberapa obat untuk Julia, keduanya pun pergi meninggalkan rumah sakit.
"Maafin aku. Gara-gara aku jadinya kamu terlambat datang ke kantor. Apalagi aku tadi mual-mual dulu di apartemen cukup lama," ucap Julia.
"Enggak apa-apa Jul. Kan kamu lagi kepayahan mengandung anakku. Tentu aku harus siaga nemenin kamu ke dokter. Wajahmu sekarang saja masih pucat dan lemas gitu. Jadi enggak mungkin kan kamu pergi ke dokter sendirian. Urusan kantor gampang lah ada sekretarisku kok," jawab Liam.
"Terima kasih. Dia pasti bangga punya daddy seperti kamu," ucap Julia seraya mengelus perutnya.
"Semoga kelak saat ia besar, bisa membahagiakan aku dan kamu selaku orang tuanya," ucap Liam seraya tersenyum bahagia. Tangan kanannya ikut mengelus secara lembut pada perut Julia sedangkan tangan kirinya fokus menyetir.
Di kantor Abraham Group, Aldi tengah pusing tujuh keliling untuk bernegosiasi menunda pertemuan penting dengan klien dari Perancis yang sudah datang ke London.
Seharusnya Liam bertemu Mr. Eric pukul sepuluh pagi. Namun karena ada urusan Julia yang terjadi kegawatan akhirnya Aldi membuat jadwal ulang bertemu saat makan siang.
"Dasar bos tidak ada akhlak!"
"Huft !!"
"Selalu merepotkan saja. Beda banget sama Pak Lio yang selalu profesional. Kemarin dia alasan sakit. Sekarang alasan ban mobil bocor sampai ubah jadwal yang sudah disepakati. Gusti !!" gerutu Aldi.
"Semoga stok sabarku masih banyak. Amin..." gumam Aldi menyemangati diri sendiri.
☘️☘️
Restoran, London.
Siang hari sesuai janji yang disepakati dengan kliennya, Nola kini sudah berada di sebuah restoran. Ada sepasang calon pengantin yang akan memesan gaun dan jas di butiknya.
"Maaf ya Kak, jika Flow belum datang. Dia masih di jalan karena hari ini ada ujian di kampus," ucap Andre, sang calon pengantin pria. Dia yakni klien Nola.
"Ah, iya tidak apa-apa. Sambil menunggu Flow tiba, kamu bisa sambil cek dulu rancangan gaun serta jasnya yang sudah aku buat untuk kalian." Nola pun menyerahkan beberapa kertas yang berisi gambar rancangannya pada Andre.
Dengan antusias, Andre pun tersenyum pada Nola dan duduk mendekat guna melihat semua hasil karya Nola untuk acara rencana pernikahannya bersama Flow, kekasih hati sekaligus calon istrinya yang akan dihelat beberapa bulan lagi.
Tanpa sadar ada sepasang mata elang yang tengah menatap dengan tajam kedekatan Nola dengan Andre dari sudut lain. Terlebih tempat duduk Andre bersama Nola berada di area pojok. Menyiratkan sesuatu hal negatif di benak seseorang yang tengah dilanda cemburu tak kasat mata.
"Siapa laki-laki yang bersamanya?"
"Apa dia selingkuh di belakangku?" batin Liam dengan mimik wajah yang berubah tajam menatap Nola dari kejauhan dengan seksama.
Penampilan Andre yang seperti orang kantoran dengan postur tubuh yang tinggi tegap membuat Liam semakin tak suka melihatnya. Terlebih perkiraan usia yang tak jauh beda dengan dirinya dan juga Nola membuat Liam semakin dalam terjerumus pada asumsi negatifnya. Ia terlupa bahwa Nola sudah meminta izin padanya bahwa siang ini akan bertemu klien di restoran.
Perasaan cinta yang masih terpatri di hatinya untuk Nola namun didustakan, kini tengah berkobar layaknya api yang tengah disiram oleh bensin. Semakin menyala dan membumbung tinggi bersiap meledak. Terutama kondisi Nola yang saat ini asyik bercengkerama dengan Andre.
Keduanya sangat akrab. Sebab kakak kandung Andre adalah langganan lama di butik Nola. Andre pun sering mengantarkan kakaknya belanja jika hari libur. Sehingga Andre dan Nola sudah saling mengenal dan terlihat akrab layaknya teman bukan klien.
"Aku harus beri pelajaran buat dia supaya tahu gimana jadi istri yang baik. Huft !" gerutu Liam dalam hatinya yang semakin tak karuan panasnya melihat interaksi istrinya dengan laki-laki lain.
Bersambung...
🍁🍁🍁
memang jalan menuju sukses itu berliku liku
tapi aku yakin author bisa melewatinya dengan baik
tetap semangat