Pernikahan yang dilandasi atas dasar keterpaksaan membuat Haidar tidak pernah tau siapa wanita yang telah dinikahinya. Selama menjalani pernikahan mereka tidak pernah ikut campur dalam kehidupan pribadi masing-masing. Hubungan mereka hanya sebatas menjalankan kewajiban lahir suami istri. Disaat Haidar sudah jenuh dengan alur kehidupan rumah tangganya, ditambah lagi dengan dorongan mamahnya untuk mendapatkan wanita yang lebih baik dari Milla. Disaat itu pula Mila mulai menunjukkan jati dirinya.
Kehidupan seperti apa yang telah mereka jalani...?
Serta rahasia apa yang disembunyikan oleh Milla..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon StarxHero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
Acara Bazar...
Acara di lanjut setelah melaksanakan sholat isya'. Para pengunjung dari luar sudah mulai memadati tempat bazar. Banyak jajanan yang dijual dari hasil kreasi para Santri.
Di dalam ruang pertemuan ada beberapa dari panitia acara yang sedang berkumpul. Untuk membahas acara Bazar. Terlebih lagi untuk penyambutan para kyai dan keluarga habib Haidar.
Rusda termasuk ke dalam tim panitia jadi kali ini ia tak bisa membantu Milla di dapur ndalem sebab ia juga sedang repot di osis.
"Bagaimana semuanya apakah sudah siap semua. Saya harap tidak ada kekurangan apapun ya.." Kata ustazah Halimah
"Sudah ustadzah semua sudah selesai dan persiapan untuk menyambut keluarga Ustadz Abdul juga sudah rampung.."Jawab salah satu santri
"Assalamualaikum.." Seorang wanita menggunakan masker memasuki ruangan. Ustadzah Halimah langsung menghampiri dan bersalaman dengan wanita itu.
"Waalaikumsalam..." Semua menjawab dengan sopan. Para Santri yang berada di ruang tersebut merasa segan dengan kehadiran wanita ini.
"Bagaimana apa semua sudah selesai persiapannya. Saya berharap tidak ada kekurangan apapun ya mbk mbk. Sebab Mamah Hanna sangat tidak suka jika ada kekurangan padahal kita sudah di beri waktu untuk mempersiapkan semua..."Tanya wanita itu dengan lembut dan sopan
"Sudah bu.. Insyaallah semua sudah siap. Dari mulai jajanan yang akan beliau cicipi dan juga kenyamanan beliau. Semua sudah di atur bu. Tadi kita sudah berorganisasi dengan panitia santri putra supaya ikut mengamankan Keluarga Habib.."Jelas salah satu santri perempuan dengan sedikit grogi
"Jangan panggil saya Ibu ya mbk, panggil saja saya Mbk Milla, Supaya lebih akrab dan jangan terlalu formal..."kata Milla, iya wanita itu adalah Milla.
Mungkin Milla kurang dalam ilmu agama sebab dia pernah mondok tapi hanya sampai ia kelas 6 SD, walaupun seperti itu tetap saja ilmu agama mbk mbk santri lebih tinggi. Jadi Milla sebisa mungkin tetap bisa memberi manfaat kepada santri putri dengan mengajarkan beberapa ketrampilan. Entah itu membuat jajanan dan masakan.
Selama satu bulan ini Haidar tak tau jika istrinya ikut dalam kegiatan tata usaha pondok. Tata usaha pondok adalah salah satu ekstrakurikuler yang di berikan untuk memberi bekal kepada para santri selain itu juga untuk melatih kreatifitas anak santri. Ustadzah Halimah adalah salah satu guru yang memberi materi tentang Tata usaha dan sosial. Selama ini yang Ustadzah ajarkan hanya sebatas materi saja, tetapi setelah Milla ikut andil di dalamnya, Sudah banyak praktek yang di lakukan. Bahkan tak jarang Milla harus mengeluarkan uang pribadinya untuk praktek anak anak. Untuk membeli bahan dan alat untuk praktek usaha
Waktu itu Rusda bertanya kepada Milla, ide usaha apa yang kemungkinan di butuhkan di masa sekarang. Dan Milla menjelaskan dengan senang hati kepada Rusda. Kemudian Milla bertanya tentang materi Tata usaha yang ada di pondok. Akhirnya Milla hanya melihat dan berkunjung. Tetapi ternyata Ustadzah Halimah melihat bahwa Milla bukan lah gadis lulusan SMA saja. Dari situlah Milla bercerita tentang pendidikan yang ia ambil.
Ustadzah Halimah meminta kepada Milla agar Milla mau mengajukan diri sebagai tim konseling. Tetapi Milla dengan lembut menolak, sebab ia sudah di sibukkan dengan pekerjaan nya di Pasar. Jadi Milla hanya beberapa kali ikut dalam pertemuan dan praktek jika ia memiliki waktu senggang.
Jika di tanya apakah Haidar mengetahuinya, jawabannya tidak. Apa yang Milla lakukan tak se baik yang di lakukan oleh para guru pengajar lainnya. Milla beranggapan ia hanya membantu saja. Bagi Milla Haidar tak perlu tau sebab apa yang di lakukan Milla Haidar tak akan pernah peduli..
****
Mereka mulai melakukan tugas masing masing.
Milla ditemani oleh Risti berjalan jalan dan melihat perkembangan anak anak santri dalam membuat kerajinan.
Milla menghampiri salah satu stan yang berjualan benda rajutan. Ia melihat sudah banyak benda yang di hasilkan.
"Ini lucu sekali mbk,,, Saya mau ini ya mbk ini tas untuk Al Qur'an ya mbk.." Tanya Milla kepada salah satu santri yang menjaga stan tersebut
"Iya mbk Milla,,, jika mbk Milla mau mbk Milla bisa ambil... Saya kasih gratis untuk mbk Milla sebagai rasa terima kasih" jelas Santri itu
"ndak dong, ini kan hasil karya mbk jadi harus di apresiasi.." Milla tetap memberikan uang sesuai dengan yang terletak di tas tersebut.
"Terima kasih ya mbk Milla, waktu saya jadi sangat berharga. Pas libur ngaji atau di sela hafalan bisa sambil ngerajut dan Alhamdulillah mbk banyak ustadzah yang pesan. Terima kasih ya mbk Milla..."
"Alhamdulillah sama sama mbk, saya kan hanya mengajarkan caranya berkat usaha dan kemauan sampean sendiri akhirnya bisa buat yang lain juga.." Jelas Milla. Kebetulan Ibu Yuli bisa membuat rajutan jadi waktu Milla masih SMA Milla belajar dari beliau dan kebetulan ada santri yang minat di bidang itu. Jadi Milla memberikan ilmunya kepada mereka
Milla melanjutkan melihat stan makanan
"Mbk Milla ayo beli kue balok yuk mbk kayak nya enak deh lumer lumer gitu.." Risti melihat stan jualan kue balok
"Betul kamu mbk kayaknya enak deh.." Mereka berjalan ke stan kue balok
Milla memesan kue balok dan ternyata itu juga resep dan cara yang pernah Milla demo kan ketika ekstrakurikuler tata usaha. Milla benar benar merasa senang apalagi stan ini sangat ramai pembeli itu berarti banyak yang menerima resepnya dan sangat bisa di gunakan untuk ide jualan.
"Mbk Milla sama mbk Risti mau rasa apa mbk...."Tanya santri, bagi santri yang mengenali Milla itu berarti mereka mengikuti kelas tata usaha
"Wuihh varian rasanya banyak banget ya neng..." Kata Risti melihat menu yang tertera
"Iya dong mbk,..." Milla yang melihat semangat anak itu memberikan acungan jempolnya. Dan di jawab dengan cengiran yang sumringah.
"Saya buatkan yang lagi best seller ya mbk.." Milla dan Risti hanya mengangguk
"Gimana nih lancar ya jualan kuenya.." Tanya Milla
"Alhamdulillah dong mbk Mill, ini resep nya mbk Milla lo. Terima kasih ya mbk kata yang lain kuenya enak banget mbk..." Jelas Santri itu dan Milla tersenyum di buatnya.
Sebenarnya semua tergantung kepada niat anak anak santri sebab Milla tak banyak melakukan apapun ia hanya memberikan demo masak dan beberapa tips. Milla juga hanya memberikan cara dan teknik. Sejauh ini hanya demo masak, rajutan dan membatik. Apalagi Milla juga berasal dari Jepara...
Milla dan Rista di berikan kursi untuk mencicipi makanan ini. Stan makan berada di bagian belakang jadi Milla tak terlalu mendengar apa yang terjadi di depan ternyata rombongan Habib Haidar dan seluruh keluarga sudah berada di tengah tengah bazar.. Abi Abdul menempati tempat duduk yang di sediakan dengan beberapa jamuan yang di ambil dari stand baza. Para petinggi pondok duduk di sana tapi Haidar dan mamahnya dan yang lain ikut berjalan jalan. Sebenarnya Haidar hanya ingin melihat para santrinya
"Ih mbk Milla udah di sini Chana mau dong..." Milla terkejut ada adik iparnya itu berarti tak jauh pasti ada Syena dan Bella tentunya...
"Jangan fah mbk Milla pesankan ya.. Ini udah mbk Milla makan tinggal separuh ndak baik makan sisa mbk Milla.." Milla meminta untuk dibuatkan lagi
"Chana mau cicip punya mbk Milla dulu dong, Chana udah ngiler nihh.." Chana memaksa dengan Lucu
Bella dan Syena melihat keakraban mereka berdua sedikit tidak suka.
Suasana semakin riuh di sekitar stand makanan sebab sedang di kunjungi oleh Mamah Hanna dan Haidar. Banyak yang mengambil foto dan Vidio. Milla ya melihat kedatangan mamahnya segera berdiri dan hanya diam di samping stand.
Mamah Hanna dan Haidar sedikit bertanya dan berbincang bincang tentang kue yang di jual. Tapi atas permintaan dan kesepakatan dari awal kelas jika Milla tak ingin di sebut sebagai pengajar jadi santri penjaga stand hanya menjawab jika ini resep yang ia dapat dari kelas tata usaha.
Mamah Hanna melihat menantunya ternyata sedang asik disini sedangkan di dapur tadi ia melihat ada adonan yang belum di selesaikan.
"Enak banget ya malah duduk di sini sambil jajan. Tadi waktu saya hendak keluar ndalem di dapur ada adonan yang belum kamu selesaikan "Bisik Mamah Hanna. Haidar hanya melirik istrinya yang sudah asyik disini.
"Baik ma habis ini Milla kembali ke ndalem" Jawab Milla singkat. Sebenarnya tanpa di minta pun. Ia akan seger pulang sebab ia memang meninggalkan adonan tapi belum mengembang.
Haidar melihat Milla melipir keluar dari kerumunan bersama dengan Risti tentunya.....
Belum ia beranjak untuk menghampiri Milla, Haidar sudah di tarik oleh mamahnya untuk berjalan kembali....
...----------------...
Masyaalloh abang El anak sholeh yg hebat, meskipun dibully masih tetap tegar, bikin hati seorang ibu melow, karena abang El masih bocah???🤔😥😥
pepatah mengatakan
Bangkai walaupun ditutupi dg emas akan tetap berbau jg