Bagaimana rasanya ketika semua orang yang kau cintai mengkhianatimu dan memilih untuk mengorbankan dirimu untuk orang lain? Itulah yang dialami oleh Viviane
Camellia Eilidh, putri pertama dari kekaisaran Eilidh yang dituduh oleh tuduhan palsu dengan mencoba membunuh kaisar dengan memberinya Racun. Sebagai hukumannya, ia dihukum mati dan dijadikan tumbal untuk ritual persembahan pada Dewa Sonne atau Dewa Matahari. Saat ditengah keputusasaan yang melanda dirinya, ia mengucapkan kata-kata yang penuh akan kemarahan.
"JIKA DEWA MATAHARI MEMANG ADA, MAKA AKU AKAN MEMBUKTIKAN PADA KALIAN SEMUA BAHWA BUKAN AKU YANG SEHARUSNYA BERADA DI SINI, MELAINKAN PUTRI EMIRA YANG KALIAN CINTAI ITU DAN AKU PASTI MEMBALASKAN KETIDAKADILAN PADA KALIAN SEMUA!!!"
Kata-kata itulah yang terakhir diucapkan oleh Viviane sampai saat ia membuka matanya dan menyadari bahwa ia kembali ke masa lalu lebih tepatnya saat ia berumur lima tahun, "Dengan kesempatan kedua ini, aku akan membalas kalian semua!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putry Randolph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20-PESTA ULANG TAHUN VIVI PART IV
...--AUTHOR POV--...
Helios menatap ke arah saudara-saudaranya dengan tatapan nanar. Entah kenapa ia sekarang begitu merasa kesepian. Castor, Blaze dan Vivi yang tengah bercanda gurau bersama membuatnya ingin bergabung dengan mereka....
"Umm.... Heli.... Maafkan aku... Hiks... Gara-gara aku..."
Suara Bella yang hendak menangis itu menyadarkan dari lamunannya, segera ia menoleh ke arah Bella dan melihatnya sedang terisak.
"Bella... Kamu tidak perlu minta maaf... Kedua adikku, Blaze dan Vivi memang salah. Jadinya mereka berdua di hukum oleh Putra Mahkota Castor bukan? Walaupun mem, hukuman kecil setidaknya Kak Castor melakukannya" Kata Helios pada Bella.
Tanpa Helios sadari, Bella mendecak lidahnya dengan kesal. Sepertinya sepulang dari sini ia harus menghukum para pelayannya untuk melampiaskan rasa kekesalannya ini.
Bella Aelesha Curt memang tidak seperti apa yang ia perlihatkan kepada semua orang termasuk Helios. Di balik penampilannya seperti anak-anak perempuan yang manis, lemah lembut dan juga sedikit cengeng, terdapat sisi yang begitu mengerikan tersembunyi dengan rapi yang hanya di ketahui oleh seluruh orang di mansion Duke Curt.
Siapa sangka anak perempuan yang berusia sebelas tahun ini adalah anak yang sangat suka menyiksa pelayan-pelayannya untuk melampiaskan rasa kesalnya. Ia sering mencambuk para pelayannya bahkan sampai pelayan-pelayan itu mengalami luka cambukan mengerikan di sekujur tubuh mereka.
Namun para pelayan di kediaman Curt tidak satu pun orang yang berani membeberkan rahasia ini di depan umum. Alasannya karena pengaruh Duke Curt yang merupakan Ajudan dari Kaisar sangatlah kuat. Sebenarnya pernah ada yang nekat melaporkannya pada Kaisar saat Kaisar berkunjung ke kediaman Duke Curt dan mengatakan penyiksaan yang dilakukan oleh Sang Nona dan semua pelayan pernah mengalaminya. Namun Kaisar sama sekali tidak memperdulikan hal itu dan menyerahkan urusan ini pada Duke Curt langsung.
Setelah kepergian Kaisar itulah dengan kejamnya Duke Curt membunuh pelayan itu dengan cara memenggal kepalanya di depan semua orang di kediaman Duke Curt termasuk Bella sendiri yang saat itu masih berumur sembilan tahun.
"Siapa pun yang berani membocorkan hal ini lagi, ku pastikan kalian akan bernasib sama dengannya. Begitu pula dengan keluarga kalian, ku pastikan mereka semua menjadi budak hina yang tidak akan mendapatkan kebahagiaan"
Itulah yang di katakan Duke Curt untuk mengancam mereka semua. Dan Duke Curt juga benar-benar melakukan apa yang ia katakan. Ia menangkap semua anggota keluarga pelayan itu dan menjadikannya budak.
Bahkan adik dari pelayan itu yang merupakan seorang gadis belia yang masih berumur tujuh belas tahun pun Duke Curt berikan kepada Kaisar untuk di jadikan budak **** miliknya. Setelah puas 'menakai'nya ia pun melemparkan gadis itu ke rumah bordil dan di jadikan sebagai budak **** para bangsawan lainnya.
Gadis itu yang akhirnya merasa tidak kuat dengan semua itu pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara menggantung dirinya.
Seluruh pelayan di kediaman Duke Curt tentu mengetahui kejadian ini karena Duke Curt sendiri adalah membeberkan semuanya sepada mereka sebagai ancaman. Oleh karena itu, tidak ada lagi yang berani untuk melaporkannya lagi.
Karena Kaisar mereka pun ternyata sama gilanya dan juga berpihak pada Duke Curt.....
Duke Curt yang mengetahui mood Putrinya yang memburuk itu pun langsung menepuk bahu Bella dengan senyuman ramah miliknya, membuat anak perempuan itu tersentak kaget, "Tidak apa Yang Mulia Pangeran, kami memahaminya. Sekarang lebih baik kita kembali menikmati pesta ini"
Helios pun menganggukkan kepalanya dan mengajak Bella untuk berkeliling lagi.
Duke Curt yang semula tersenyum di ramah pun perlahan senyuman itu luntur dari wajahnya. Iapun kembali menatap ke arah Putra Mahkota Castor dan mengingatkannya pada rencana miliknya yang digagalkan oleh Permaisuri Ivona.
Awalnya Duke Curt membujuk Kaisar untuk membuat Bella menjadi tunangan dari Putra Mahkota Castor dan membuat Putrinya itu menjadi Putri Mahkota dan calon Permaisuri Masa Depan. Namun saat itu Permaisuri Ivona menggagalkan semua rencana miliknya itu, entah apa yang dilakukan oleh Permaisuri Ivona untuk membujuk Kaisar untuk menolak tawaran Duke Curt yang memberikan Putrinya, Bella untuk Putra Mahkota Castor.
Sebagai gantinya, Kaisar pun memberikan Putra Keduanya yaitu Pangeran Helios karena kebetulan Pangeran Helios dan juga Bella merupakan teman sejak kecil jadi akan lebih cocok jika Bella bertunangan dengan Pangeran Helios.
Hal inilah yang membuat Duke Curt membanting setir dan merombak semua rencananya, sekarang ia berfokus untuk mempererat hubungannya dengan Pangeran Helios dan di waktu yang tepat nanti, ia akan memanipulasi Pangeran Helios untuk merebut tahta Kaisar selanjutnya dari Putra Mahkota Castor.
Pertama-tama ia harus menjauhkan hubungan Pangeran Helios dengan saudara-saudaranya. Hal ini sudah ia lakukan dengan mempersering pertemuan antara Pangeran Helios dan Bella, sehingga waktu Pangeran Helios dan juga saudara-saudaranya pun singkat, membuat mereka menjadi jarang berinteraksi di Istana Kekaisaran yang besar ini.
Sebuah seringai pun muncul di wajah Duke Curt, pertengkaran ringan tadi adalah hal yang sangat menguntungkan untuknya. Karena bibit-bibit keretakan di antara para anak-anak Kaisar yang sudah ia taburkan itu perlahan tumbuh membesar.
Apapun yang terjadi, ia harus membuat Bella menjadi Permaisuri di masa depan. Karena ketika Bella menjadi Permaisuri, kekuasaannya akan menjadi lebih besar lagi dari sekarang dan keluarga Duke Curt akan menjadi keluarga dengan kekuasaan terbesar di bawah Kaisar dan menggeser posisi Duke Allison yang saat ini menempati posisi yang menjadi impiannya saat ini.
...****************...
Seorang anak perempuan cantik yang berusia delapan tahun dengan rambut yang putih keperakan panjang bergelombang yang ia ikat kepang satu dengan hiasan aksesoris dan bermata biru laut yang indah tengah menatap hiruk pikuk para bangsawan yang tengah menikmati Pesta Ulang Tahun ke tujuh dari satu-satunya Putri Kekaisaran Eilidh ini dengan tatapan yang bosan.
Dia sungguh merasa tidak nyaman di sini. Dia lebih suka suasana yang tenang di mana ia bisa membaca buku-buku terutama novel-novel yang ia sukai.
"Kenapa Putri manisku ini terlihat cemberut sih" Goda seorang Pria berambut putih keperakan yang sama dengan anak itu namun memiliki mata yang berwarna ungu violet.
"Bosan Ayah... Aku bosan...." Keluh anak perempuan itu.
"Astaga... Maaf karena kami sedari tadi sibuk dengan urusan kami..." Kata seorang wanita berambut coklat gelap dengan mata berwarna biru yang sama dengan anak perempuan itu yang juga datang menghampiri anak perempuan tersebut.
"Tidak apa-apa sih... Hanya saja aku merasa bosan saja, Ibu" Kata anak perempuan itu.
"Kalau Luna merasa bosan, main saja sama anak-anak lain" Saran Sang Ibu.
Anak perempuan itu, Luna Arcadia Erickson pun menganggukkan kepalanya dengan pelan, "Unn... baiklah...."yang
Dengan pelan Luna pun berjalan meninggalkan kedua orang tuanya dan menghampiri anak-anak bangsawan yang lainnya. Saat Luna datang mendekati mereka, ia melihat mereka seperti tengah mengerumuni sesuatu.
"Ada apa ini?" Tanya Luna pada anak perempuan di sebelahnya.
"Eh? Itu ada Yang Mulia Putra Mahkota bersama dengan Pangeran Blaze dan Tuan Putri Viviane! Mereka sangat tampan dan cantik!" Jawab anak perempuan itu dengan wajah yang terlihat merona.
Luna pun terlihat bingung tapi rasa penasarannya pun muncul. Ia pun memaksakan dirinya untuk masuk ke tengah-tengah kerumunan dan dengan memanfaatkan tubuh mungilnya dan juga hawa keberadaannya yang tipis ia akhirnya bisa melihat orang-orang yang menjadi atensi para anak-anak bangsawan itu.
Seketika matanya membelalak lebar, ia melihat cahaya yang terang di depannya.
Cahaya yang begitu terang namun membuatnya terpesona.
'Matahari....' pikirnya di dalam hati.