Perjalanan Leanor Bersama Sistem Pertanian

Setelah bagian kamar selesai Leanor pergi ruangan santai, semuanya perabotan di ruangan itu sudah lengkap hanya saja tidak ada bunga disana, Leanor membeli bunga yang indah di sistem berserta potnya lalu meletakkan di bagain luar dekat pagar dan berderet-deret di sana berbagai macam bunga sangatlah indah bila di pandang di bawah dan sejuk bila duduk disana sambil menghirup aroma bunga.

Setelah bagian lantai atas selesai, Leanor langsung bagian lantai 1 dua kamar di lantai satu belum di isi dengan ranjang dan sejenisnya. Leanor mengeluarkan ranjang yang ia ambil dikamarnya lalu meletakkannya disana dan yang lainnya. Begitu pula dengan kamar yang satunya lagi ia mengeluarkan ranjang yang ada di kamar adiknya meletakkan di kamar yang masih kosong.

Setelah itu Leanor keruangan garasi ruangan masih kosong, Leanor membeli sepeda untuk adiknya dan sepeda listrik untuk dirinya saat ia perlu untuk berpergian jauh. Ia belum bisa membeli mobil atau motor karena tidak tahu lagi alasan apa yang dia berikan bila orang bertanya.

Setelah itu ia mengendarai sepeda listriknya, langsung ketempat adiknya secepat mungkin takut kemalaman, karena hari sudah senja bila hari gelap tidak bisa lagi berkunjung, karena gerbang asrama adiknya sudah tutup.

Beberapa menit kemudian ia sampai di tempat adiknya, untung gerbangnya belum di tutup ia minta izin kepada penjaga asrama untuk menemui adiknya.

Setelah diperbolehkan masuk ia masuk bersama penjaga asrama laki-laki kekamar adiknya, saat sampai disana anak-anak ada yang sibuk mandi ada yang membereskan tempat duduk. Ada juga memamerkan barang baru mereka kepada teman-temannya sekamarnya.

Bastian juga ada disana melihat baju baru temannya, walaupun tidak bahan mahal tapi yang namanya baru tetap saja anak-anak senang juga ingin memiliki. Bastian juga iri melihat temannya yang membawa baju baru, ia sudah lama tidak mendapatkan baju baru, bajunya ada yang ditambal sebenarnya ia ingin meminta kepada ibunya, tapi ia juga tahu keuangan lagi sulit karena pengobatan kakaknya, jadi ia tahan permintaannya.

Leanor kasihan melihat adiknya itu yang terlihat iri pada orang lain. lalu ia memberitahu penjaga bahwa ia sudah menemui adiknya dan mengucapkan terimakasih sudah menunjukkan jalan untuknya, setelah itu penjaga asrama kembali lagi keruangan khusus penjaga dibagian depan dekat gerbang asrama.

Leanor membuka masker yang menutupi wajahnya ia tidak pakai kacamata, terlihatlah wajah cantiknya anak-anak yang tadinya berkerumunan di hadapan temannya yang pamer beralih pandangnya kepada Leanor.

"Kakak itu cantik sekali seperti bidadari, dia cari siapa ya." Ucap salah satu anak laki-laki yang tadinya melihat temannya yang pamer. Bastian juga melihat ke arah pintu sehingga ia saling pandang dengan Leanor dan di balas senyuman dengan Leanor. Bastian tentu bahagia luar biasa melihat kakaknya ia tersenyum gembira lalu berlari menghampiri kakaknya.

"Kak Lea kamu disini." Ucap Bastian gembira sambil berlari ke arah kakaknya langsung memeluk kakaknya, hatinya yang iri tadi sudah lenyap yang ada hanya kebahagiaan.

" Ternyata kakak nya bastian, kakaknya cantik sekali." Ucap salah satu teman Bastian " Tian kenapa kamu tidak memberitahu bahwa kamu mempunyai kakak cantik." Kata teman Bastian yang lainnya.

Tentu Bastian senang ada yang memuji kakaknya " kalian tidak tanya." Jawab Bastian lalu ia menoleh kepada kakaknya " kak Lea untuk apa kamu kesini, sebentar lagi asrama tutup tidak boleh ada tamu yang berkunjung." Ucap Bastian.

Lea memberikan sebuah kantong yang berisi macam² buah²an juga coklat kesukaan anak-anak yang baru akan beranjak remaja " bagikan ini kepada teman-teman mu, setelah itu bereskan barang mu kita pergi dari sini." Ucap Lea tegas sehingga Bastian tidak bisa menolak ia mengambil kantong di tangan kakaknya membagikan kepada teman-temannya yang dekat dengannya. Ia terkejut melihat isinya ia agak enggan membagikan kepada temannya ia sendiri belum pernah memakan buah segar ini dan juga ada coklat mahal hatinya sakit, ia hampir menangis tetapi ia tahan ini adalah permintaan kakaknya. Nanti kalau ada sisa ia yang ambil pikirnya.

Leanor tentu saja melihat Bastian yang hampir menangis, ia hanya tersenyum tetapi menenangkannya, karena ia akan memberikan kejutan kepada adiknya itu.

" Cepat baris semuanya, aku membagikan makan enak dari kakaku, jika tidak baris dengan rapi ia tidak dapat." Bastian memberikan instruksi kepada semua temannya, semua berbaris dengan rapi, setelah itu semuanya dapat bagian tetapi tidak ada yang sisa untuk dirinya, hatinya kembali sakit lalu ia memandang kakaknya.

"Kakak!" Panggil Bastian dengan sedih matanya memerah, Leanor kasihan melihatnya tapi ia tahan " sudah selesai membaginya kalau sudah bereskan semua barangmu, dan ikut aku sekarang juga." Ucap Leanor, Bastian yang ingin menangis tidak jadi lalu ia menjawab pertanyaan kakaknya.

" Barangku masih dalam tas belum aku keluarkan hanya tinggal bawa." Ucap Bastian kembali mengambil tas besarnya dan menyandang dipunggungnya, lalu ia juga mengambil tas sekolah menentengnya.

"Teman-teman aku tidak menginap disini, aku tidur tempat Kakakku." Ucap Bastian pamit pada teman-temannya.

" Kita tidak jadi main dong, dan terimakasih buah dan coklatnya Tian dan kakak Tian." Ucap salah satu temannya dan yang lainnya juga mengucapkan terimakasih kepada Bastian dan Leanor.

" Kak Lea aku sudah selesai." Ucap Bastian ia menghampiri kakaknya.

" Semua kakak membawa Bastian dulu, kalian jangan terlalu banyak bermain rajinlah belajar." Ucap Lea kepada teman-teman Bastian lalu ia membawa Bastian keluar dari asrama.

Ia tidak lupa minta pamit kepada penjaga asrama, bahwa adiknya tidak menginap lagi di asrama, setelah itu ia membawa Bastian ke arah parkiran. Ia mengambil tas besar Bastian dan menaruh dibagian depan.

" Naiklah, untuk apa kamu berdiri apa kamu tidak lapar." Ucap Leanor melihat Bastian masih berdiri sambil memandang sepeda listriknya, benar-benar lucu, Leanor hanya menahan tawanya.

" Eh iya, kakak ini motor baru ya? Apakah ini motormu?"ucap Bastian penasaran ia naik keatas sepeda listrik dengan mantap.

" Iya ini milikku ini namanya sepeda listrik, pegangan yang erat nanti kamu jatuh." Ucap Leanor dengan tenang lalu ia menjalankan sepeda listriknya.

" Kak Lea bolehkah aku belajar membawanya, aku juga ingin membawanya?" Ucap Bastian ia sudah melupakan masalah ia tidak mendapat coklat dan buah, hanya gara-gara sepeda listrik ia melupakan sakit hatinya.

" Boleh asalkan kamu rajin belajar, apapun yang kamu minta aku berikan dengan syarat rajin belajar, tidak melawan pada orang tua, dan jangan sombong, bantu orang yang kesusahan bila kamu sanggup." Ucap Leanor yang menanam nilai-nilai kebaikan kedalam diri adiknya