Xena Olivia janda cantik berusia 35 tahun sengaja merayu Oliver King Maxime pacar Bianca anak tirinya, yang berusia 14 tahun lebih muda darinya untuk menjadi simpanannya karena dia berpikir Oliver mendekati Bianca hanya untuk menghabiskan hartanya saja.
"Jadi simpananku,maka aku akan memberikan semua apa yang kau butuhkan",tawar Xena.
" Apa kamu yakin?",tanya Oliver.
"Tentu saja,asal kamu mau berpisah dari Bianca".
"Bagaimana kalau aku minta kita bercinta minimal 3 kali dalam semingu ,apa kamu juga sanggup? ",tantang oliver.
Oliver King Maxime pemuda tampan sang casanova kampus putra satu satunya pemilik Maxime Corp.sudah membuat Bianca jatuh cinta setengah mati padanya dengan rela melakukan apa saja untuk membuat Oliver mau menjadi kekasihnya meski Oliver selalu menolaknya.
Penasaran?,silahkan baca kelanjutannya.
🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Perpisahan atau Awal.
Xena sampai hampir tidak bisa bernapas saat itu waktu Oliver mengatakan ingin mengakhiri hubungan tidak jelas mereka.
"Jadi....?",tanyanya dengan meremas kuat sudut kemejanya sampai buku buku jarinya memutih.
"Bianca lusa mengundangku kepestanya dan saat itu aku akan menegaskan padanya bahwa aku tidak ingin berhubungan dengannya dan ingin dia menjauhiku ,bagaimana?".
"Iya",jawab xena lemah.
"Setelah itu ayo kita pergi kekapel kecil itu lagi untuk melakukan pembatalan pernikahan kita ini".
"Iya....".
Jawab Xena dengan semakin tertunduk karena takut airmatanya akan keluar sebelum dia keluar dari dalam mobil Oliver nantinya.
"Hanya itu saja,lalu kita tidak perlu berhubungan lagi seperti sebelumnya".
"Iya...sekarang aku ingin kembali bekerja kalau kamu sudah selesai mengatakan semuanya",ucap Xena dengan membuka sabuk pengamannya dan bermaksud membuka pintu mobil Oliver tapi lagi lagi Oliver masih membiarkannya terkunci membuat Xena langsung menoleh kearah Oliver yang juga sudah melepas sabuk pengamannya dan sedang menatap kearah Xena dengan ekspresi tidak terbaca.
"Buka pintunya",pinta Xena dengan ekspresi setengah akan menangis hal yang sudah lama sekali tidak dirasakananya karena terlalu kesal dan sedih mendengar semua yang dikatakan Oliver barusan
"Kita masih belum menyelesaikan semuanya",ucap Oliver tiba tiba dengan tetap menatap Xena seperti sebelumnya.
"Apa lagi?,cepat buka pintunya atau aku akan berteriak pada petugas keamanan Kantor king!",rengek Xena seperti anak kecil saat sedang kesal.
"Sebentar lagi,aku harus mengembalikan apa yang sudah aku ambil darimu agar aku tidak merasa bersalah padamu lagi nanti".
"Apa itu cepat berikan supaya aku bisa cepat kembali bekerja",ucap Xena beralasan.
Padahal dia ingin segera keluar dari dalam mobil Oliver lalu kembali kedalam kantornya dan mengurung diri disana sambil menangis sepuasnya karena baru saja putus dari Oliver.
"Kemarilah",ucap Oliver dengan menarik Xena mendekat yang dituruti oleh Xena tanpa curiga sedikitpun.
"Aku ingin menggembalikan yang ini dengan cara yang lebih baik dari saat aku memintanya",ucap oliver dengan menarik tubuh Xena keatas pangkuannya membuat mata Xena langsung membola sempurna saat melihat apa yang Oliver lakukan tapi sebelum dia mengatakan apapun,Oliver sudah menarik tengkuk Xena dan mulai melu*at bibir indah perempuan itu dengan lembut membuat Xena langsung memejamkan matanya menikmati apa yang dilakukan Oliver padanya bahkan karena berpikir ini benar benar ciuman terakhir mereka dengan sukarela Xena membuka mulutnya membiarkan Oliver menjelajah bebas keseluruh sudut mulutnya.
Xena mengerang lirih saat Oliver mere*as lembut gundukan miliknya yang masih tertutup kemeja kerjanya itu hingga membuat Oliver semakin berani melakukan lebih padanya dengan beralih menjelajah keleher jenjang mulus perempuan itu saat merasa Xena sudah hampir kehabisan nafas dan sengaja menyesap kulit seputih porselin itu kuat sampai meninggalkan jejak ungu kebiruan disetiap bekas sesapan bibirnya membuat Xena kembali me*erang.
Oliver begitu lihai membuai Xena membuat Xena benar benar hampir lupa diri oleh cu*buan Oliver saat itu kalau dia tidak mendengar suara klakson mobil dari luar mungkin saat itu mereka akan bercinta tanpa perduli kalau sekarang mereka sedang berada ddidepan kantor Xena dan sewaktu waktu akan ada orang yang merasa Aneh melihat mobil Ferari hitam milik Oliver terparkir begitu lama ditempat itu tanpa ada yang keluar dari sana.
"Tin... tin!! ".
Xena langsung mendorong wajah Oliver menjauh dari lehernya dengan nafas memburu dan mata membulat sempurna menatap Oliver yang hanya diam dengan mengerjab kerjabkan matanya.
Dengan segera Xena turun dari pangkuan pemuda itu dan memasang kembali beberapa kancing kemejanya yang entah sejak kapan dilepas Oliver saat dia menciumi kulit Xena.
"A... aku akan keluar sekarang...jadi...jadi... sekarang kita impaskan tidak ada hutang lagi diantara kita",ucap Xena dengan wajah tertunduk lalu merapikan kembali penampilannya sebelum turun dari mobil itu agar tidak ada yang curiga dengan apa yang sudah mereka lakukan barusan.
Oliver tidak mengatakan sepatah katapun dia hanya terus memperhatikan Xena dengan tatapan tidak tertebak,lalu membuka kunci pintu otomatis untuk Xena dan membiarkan Xena keluar dari dalam mobilnya.
***
Xena menarik nafas lega Setelah berhasil keluar dari mobil Oliver,Xena berjalan cepat menuju lobi tanpa menoleh lagi kearah mobil Oliver yang masih belum pergi juga dari sana.
Xena tersentak saat merasa seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan membuatnya hampir terloncat karena terlalu terkejut
"Xena!",panggil Vania dengan mengikuti Xena masuk kedalam lift yang membawanya menuju ruangan kantornya.
"Oh Shiit, rupanya kamu kupikir....".
"Siapa apa kamu berpikir aku si King lagi?",tanya Vania dengan ekspresi menggoda kearah Xena yang dibalas Xena dengan gelengan lemah.
"Bukan hanya saja...".
"Wah... benar benar sebuah maha karya seorang ahli",ucap Vania dengan menarik jahil kerah kemeja Xena hingga semakin menampakan bekas sesapan bibir Oliver dikulit lehernya tadi.
"Vania stop ini hanya.... ".
"Apa aku mengganggu kesenangan kalian tadi",bisik Vania ditelinga Xena.
"Maksudmu?",tanya Xena menoleh kearah Vania.
"Kupikir kalian baru saja kembali karena itu aku sengaja membunyikan klakson mobilku dibelakang mobil kalian".
"Jadi itu kamu!, dasar sial!",gerutu Xena kesal entah karena kesenangannya terhenti atau kesal karena ketahuan oleh sahabat luknutnya itu tadi.
"Iya... sori... ",ucap Vania dengan ekspresi pura pura menyesal.
"Lupakan saja, jadi untuk apa kamu kembali lagi kekantorku,aku sibuk setelah ini! ",gerutu Xena dengan terus berjalan masuk kedalam kantornya diikuti Vania disampingnya.
Vania menghempaskan tubuhnya disofa ruangan Xena.
"Aku akan pergi malam ini",terang Vania yang membuat Xena menahan tangannya yang ingin membuka laptopnya.
"Kemana? ",tanyanya lirih dan menjadi ingat lagi tentang ucapan perpisahan Oliver tadi.
"Kenapa wajahmu seperti itu aku hanya pergi untuk bekerja selama 1 sampai 2 bulan kedepan tapi wajahmu berekspresi seolah kita tidak akan bertemu lagi selamanya.
Xena menggeleng, "Ti... tidak ha... hanya saja....".
Belum selesai dia bicara tiba tiba dia langsung menangis keras membuat Vania terkejut dan segera berjalan kemeja kerja Xena lalu menghampirinya dan memeluk sahabatnya itu.
"Jangan sedih aku akan kembali kalau pekerjaanku sudah selesai nanti jadi selama aku tidak ada kamu bisa bersenang senang dengan sitampan King dan...
"Huaw... ".
Vania sangat terkejut karena tiba tiba Xena semakin mengeraskan suara tangisnya saat dia menyebut nama pemuda itu.
"Xe... Xena.... apa kamu baik baik saja apa yang sebenarnya sudah terjadi kenapa kamu tampak begitu sedih?!",tanya Vania bingung.
"Kami putus... hiks.. hiks... dia memutuskan aku.... hiks...",tangis Xena membuat Vania bertanya lirih.
"Siapa King? ",tanyanya yang dijawab anggukan oleh Xena dan membuat Vania hanya bisa mengerjabkan mata tidak tau harus mengatakan apa pada sahabatnya itu.
Tinggalkan jejak kalian ya reader 😁😁.