Demi cita-citanya untuk bisa kuliah di Jakarta, Sella menumpang tinggal di rumah sang kakak. Disya sang kakak selalu sibuk dengan rutinitasnya sebagai wanita karier. Dia meminta Sella untuk mengurus kebutuhan Bagaskara sang kakak ipar, menggantikan peranan sang kakak.
Seiringnya waktu rasa cinta hadir di antara Sella dan Bagaskara. Bagaskara merasa kagum dengan sosok Sella, di tengah kemelut rumah tangga dengan Disya. Hingga akhirnya kejadian di suatu malam, mengubah segalanya. Disya marah besar dan mengusir Sella dari rumahnya membuat hubungan Kakak dan Adik terputus.
Siapakah yang akan Bagas pilih? Ikuti kisah perjalanan cinta mereka dalam karya "Terjerat Pesona Sang Kakak Ipar."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbukti
Kedua orang tua Disya dan Sella baru saja sampai di rumah sakit tempat Disya berada. Mereka langsung bergegas menghampiri Bagas yang sedang tidur menyenderkan kepalanya di kursi rumah sakit. Untungnya tadi sang mama datang, dan memaksa Bagas untuk makan. Jika tidak, Bagas pasti sudah melewati makannya karena pikirannya yang sedang kacau.
"Bagas, Bagas!" Pak Susilo bapak dari Disya dan Sella mencoba membangunkan Bagas dari tidurnya.
Mereka datang larut malam, dan langsung menuju rumah sakit sang anak di rawat. Perlahan Bagas mencoba membuka matanya. Ternyata kedua orang tua Disya dan Sella sudah berada di hadapannya.
Bagas langsung mencium tangan kedua mantan mertuanya, sebagai rasa hormatnya sebagai orang yang lebih tua.
"Mana Disya? Bagaimana keadaannya setelah operasi?" sang mantan ibu mertua langsung memberondongnya dengan pertanyaan.
Bagas langsung mengantarkan kedua orang tua mantan istrinya untuk menengok Disya.
"Pak, Disya. Kasihan sekali nasibmu, Nak. Semua ini gara-gara kamu. Kalau kamu tidak mengkhianati dia sama anak kurang ajar itu, pasti Disya tak akan seperti ini," ujar sang mantan ibu mertua. Dia memukul-mukul tubuh Bagas.
"Bu, jangan seperti itu! Malu ini rumah sakit, mana malam-malam. Ganggu orang saja! Lagi pula kasihan Nak Bagas, dia baru bangun tidur sudah digituin sama kamu," ujar Pak Susilo memberi pengertian.
"Bapak bisa-bisanya nyuruh aku diam, setelah dia buat anak kita menderita. Disya pasti akan frustasi, jika dirinya sadar dan mengetahui apa yang terjadi," cerocos Bu Yati.
Mulutnya baru bisa diam saat, sang perawat mendatangi mereka untuk tenang. Tak membuat keributan di sana.
"Tuh 'kan ibu dengar? Jangan sampai kita diusir dan tak diperbolehkan kesini, gara-gara ibu tak bisa menjaga etika di rumah sakit," ujar Pak Susilo.
Bagas untuk menahan tidak memulai pembicaraan, dia ingin kedua orang tuanya bisa mendampingi dirinya besok untuk bicara sama kedua orang tua Disya dan Sella.
"Maaf Bu, kita tunggu besok ya pembicaraannya. Saya akan jelaskan semuanya, saya mohon Ibu bisa bersabar dulu," ujar Bagas dan Pak Susilo mengiyakan tetapi tidak dengan Bu Yati, dia langsung menunjukkan wajah tak sukanya.
Suasana terlihat hening. Bagas memilih untuk memejamkan matanya kembali, sedangkan Bu Yati justru terus memandangi wajah anaknya dari luar jendela. Karena belum diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan Disya berada.
"Ibu dan Bapak mau ke rumah saya dulu atau tidak? Saya mau pamit pulang dulu ke rumah, nanti secepatnya saya akan kembali," ujar Bagas. Kedua orang tua Disya memilih menunggu di rumah sakit, dan akhirnya Bagas pamit pulang. Dia ingin pulang sekaligus mencari cara untuk membuka password ponsel Disya.
"Dasar laki-laki tak bertanggung jawab, sudah manis sepah di buang," umpat ibunya Disya dan Bagas hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap mantan mertuanya.
"Aku harus segera membuka ponsel Disya. Ya Allah tolong berikan bukti perselingkuhan Disya selama ini sama Adit, agar mempermudah aku untuk bercerai dengannya. Semoga Sella mau menerima aku sebagai suaminya." Doa yang Bagas ucapkan. Tekadnya sudah bulat, dia tak ingin kembali dengan Disya. Terlebih Disya sudah tak bisa memberikan keturunan untuknya.
Bagas baru saja sampai di rumah. Dia memilih untuk mandi dan sholat tahajud. Setelah selesai, Bagas memutuskan untuk beristirahat sejenak di ranjang. Rasa lelah yang dia rasakan, membuat Bagas langsung terlelap.
"Sella, Mba Disya di rawat di rumah sakit. Dia mengalami kecelakaan. Ibu dan Bapak di rumah sakit xxx, baru saja sampai di sini. Tolong kamu kesini nanti pagi, Ibu ingin bertemu kamu! Ibu butuh penjelasan dari kamu!" Tulis sang ibu.
Saat itu Sella sedang tidur terlelap. Terlalu banyak menangis, membuat dirinya merasa lelah. Sementara waktu, Sella tinggal menumpang di apartemen Irwan. Irwan tak mengizinkan Sella pergi, karena dirinya merasa khawatir dengan kondisi Sella saat ini.
Alarm di ponsel Bagas dan juga Sella berbunyi, keduanya sama-sama terbangun. Mereka bergegas untuk sholat subuh.
"Ya Allah tolong pertemukan aku dengan Sella, dan satukan kami dalam ikatan pernikahan. Aku sangat mencintai dirinya, aku tak ingin dia hidup tersiksa karena menanggung beban karena perbuatan aku. Amin," ucap Bagas di dalam doanya.
Bagas mengambil ponsel Disya dari dalam tas kecilnya. Dia mencoba mengutak-atik ponsel Disya. Dia terus memanjatkan doa, agar semuanya dipermudah.
"Alhamdulillah berhasil Ya Allah. Terima kasih atas bantuanmu ya Allah," ucapan syukur yang Bagas ucapkan.
Bagas mulai mengecek panggilan masuk dan keluar, benar saja sebelum kejadian Disya sempat menghubungi Adit. Namun, Disya memberi nama Pak Adit membuat Bagas lesu. Kemudian dia beralih ke pesan chat. Jantungnya sampai berdegup kencang, dan napasnya seakan terhenti.
"Ternyata benar, selama ini Disya memiliki hubungan dengan Adit. Astaghfirullah. Ternyata mereka sering melakukan hubungan intim, bahkan mereka tak merasa malu saling bercerita tentang percintaan mereka berdua," gimana Bagas.
Dirinya dibuat geleng-geleng kepala, ternyata mereka kerap membanding-bandingkan percintaan mereka dengan pasangannya.
"Keterlaluan kamu Disya! Selama ini kamu sudah bohongi aku. Ya Allah, terima kasih engkau sudah menunjukkan bukti perselingkuhan istriku," ucap Bagas.
Tubuh Bagas mulai terasa lemas, tetapi dia tetap bersemangat untuk membongkar semua isinya ponsel istrinya. Satu persatu dia cek. Bagas tampak masih penasaran. Dia masih ingin mengecek galeri di ponsel istrinya. Meskipun dari percakapan chat sudah jelas terbukti, kalau Disya selingkuh.
"Astaghfirullah Ya Allah," ucap Bagas. Tubuhnya bertambah lemas. Dia sampai menutup mulutnya dengan tangannya.
"Keterlaluan kamu, Dis! Ternyata hubungan kalian sudah sangat jauh, aku yakin ini adalah alasan mengapa kamu tak ingin hamil dan selama ini kamu mengkonsumsi pil KB. Karena kamu takut hamil, takut nantinya kamu bingung siapa ayah dari anak yang kamu kandung. Mengapa kamu tak meminta cerai saja sama aku, daripada kamu harus terus menerus berzina seperti itu sama Adit. Status pekerjaan, kamu jadikan alasan untuk kalian bisa bersama."
Bagas merasa geram, bahkan dirinya sampai meneteskan air matanya saat melihat foto-foto mesra kebersamaan mereka berdua. Bahkan dengan posisi yang sangat intim. Ditambah lagi, Disya juga menyimpan video dirinya saat berhubungan intim dengan Bagas. Saat itu posisi berada di atas tubuhnya, dan ada juga video saat Disua mengulum milik Adit.
"Dasar wanita murahan! Jijik aku, kalau mengingat kamu juga melakukan hal itu sama aku. Aku tak akan pernah bisa memaafkan kamu, kamu sudah sangat keterlaluan. Pantas saja kamu mendapatkan azab yang sangat pedih seperti itu. Karena kamu telah menyakiti aku, suami sah kamu. Bahkan kini kamu tak bisa memiliki anak. Allah telah murka kepadamu. Selama ini kamu menolak untuk memberikan keturunan kepadaku, padahal aku sudah sangat menginginkannya. Aku selalu sabar, ternyata kamu. Aaahhh, aku benci kamu Dis, kamu yang murahan bukan Sella. Karena Sella tak pernah menggoda aku, semua salah aku kepada Sella."
Bagas melemparkan guling, bantal, dan selimut di ranjangnya. Meluapkan perasaan kecewanya terhadap istrinya.