"Sulit adalah kita, tapi kisah cinta ini hanya ada kita, aku dan kamu tanpa ada mereka."
-----------
Ketika melanjutkan jenjang pendidikan ke sebuah Universitas, Cheryl terpaksa mengikuti keinginan orang tuanya untuk tinggal di rumah Tantenya Diandra dan Gavin, suaminya. Awalnya Cheryl menolak karena sejak dulu dia sudah tertarik dengan Gavin yang di matanya terlihat sebagai sosok yang dewasa. Namun, karena paksaan dari keluarga, akhirnya Cheryl setuju untuk tinggal di rumah Diandra.
Gavin yang sejak dulu selalu menganggap Cheryl sebagai gadis kecil yang lucu, kini harus mengubah pola pikirnya saat melihat Cheryl yang kini tinggal bersamanya sebagai sosok yang dewasa. Kesibukan Diandra sebagai seorang model yang sering meninggalkan Gavin dan Cheryl dalam satu rumah semakin membuat keduanya semakin dekat, hingga suatu malam saat Diandra sedang menghadiri gelaran Paris Fashion Week, hubungan satu malam pun terjadi diantara Gavin dan Cheryl yang menjadi awal dari hubungan gelap me
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Weny Hida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan
"Apa hamil? Bagaimana mungkin?" ucap Gavin lirih. Dia kemudian menatap Dokter Sam dan Diandra yang sedang tersenyum padanya.
"Mas aku hamil, aku hamil anak keduamu, Mas," ucap Diandra dengan raut wajah begitu berseri.
"Emh Dokter, kalau boleh tahu, berapa usia kandungan Diandra?"
"Kalau itu, saya tidak bisa menjelaskannya di sini Tuan Gavin. Anda bisa melakukan pemeriksaan di rumah sakit untuk mengetahui usia kandungan Nyonya Diandra."
"Oh baiklah kalau begitu."
"Iya Tuan Gavin, kalau begitu saya permisi dulu. Nyonya Diandra, sebaiknya anda harus lebih banyak beristirahat. Kurangi aktivitas anda di luar."
"Iya Dokter, terima kasih banyak."
"Mari saya antar ke bawah, Dok."
Gavin kemudian mengantar Dokter Sam sampai di ambang pintu rumahnya. Saat Gavin masuk kembali ke dalam rumah itu, tampak Diandra sudah berkumpul dengan keluarga mereka di ruang bawah. Wajah mereka semua tampak begitu bahagia kecuali Cheryl. Raut wajahnya terlihat begitu sendu, bahkan kedua matanya tampak berembun.
'Brengsekkk! Pasti Diandra sudah menceritakan kondisinya kalau dia sedang hamil!' batin Gavin. Seketika, kepala Gavin rasanya mau pecah. Entah bagaimana dia harus menjelaskan semua ini pada Cheryl, kalau saat ini dia yakin jika bayi yang ada di dalam kandungan Diandra bukanlah darah dagingnya.
Pikiran Gavin pun melayang, berbagai tanda tanya kini menari di dalam benaknya. Kecurigaan yang sering kali dia rasakan pada Diandra kalau istrinya berselingkuh pun kembali merasuk ke dalam hatinya, padahal dia sudah begitu sulit meredam kecurigaan itu, kini kembali hadir. Kecurigaan yang selama satu tahun terakhir dia rasakan kalau Diandra berselingkuh dengan laki-laki lain karena sering kali menolaknya saat berhubungan badan, dan kesibukan Diandra yang di luar nalar. Tapi dia mengabaikan semua itu, demi mempertahankan rumah tangganya, dan demi malaikat kecilnya, Frizz.
'Apakah ini artinya Diandra telah berselingkuh di belakangku? Jadi kecurigaanku selama ini benar?' batin Gavin sambil menatap mereka semua yang ada di ruangan tersebut dengan tatapan kosong.
"Gavin, kemarilah!" panggil Lina pada putranya.
"Mama sudah mendengar kalau hubunganmu dan Diandra sempat merenggang. Gavin, mulai hari ini coba perbaiki hubungan kalian kembali karena Diandra sedang mengandung darah dagingmu."
'Darah dagingku? Benarkah seperti itu?' batin Gavin kembali. Dia pun hanya tersenyum kecut sambil melirik pada Cheryl yang kini mulai berjalan meninggalkan mereka. Saat semuanya hanyut dalam kebahagiaan dan asyik berbincang tentang kehamilan Diandra, Gavin pun diam-diam meninggalkan mereka semua dan mencari Cheryl.
Dia kemudian melihat Cheryl yang saat ini duduk di kursi yang ada di halaman belakang sambil sambil menangis dengan begitu terisak. Melihat kedatangan Gavin, Cheryl pun buru-buru menghapus air matanya.
"Kenapa Om malah ke sini? Bukankah seharusnya Om bersama Tante Diandra! Saat ini, dia sedang hamil. Dia membutuhkan Om untuk tetap ada di sampingnya!"
"Cheryl, tolong jangan bilang seperti itu padaku."
"Memang kenyataannya seperti itu kan? Tante Diandra sedang mengandung darah dagingmu! Apakah Om belum sadar, ini artinya kita harus mengakhiri hubungan kita! Karena semesta sejatinya tidak pernah meresutui hubungan ini yang begitu tabu."
"Cheryl, tolong dengarkan aku. Tolong jangan berkata seperti itu. Dengarkan aku dulu Cheryl!"
"Dengarkan apa Om? Bukankah kenyataannya seperti itu? Kenyataannya saat ini adalah Tante Diandra sedang mengandung darah dagingmu!"
"Bagaimana kalau anak yang ada di dalam kandungan Diandra itu bukan darah dagingku?"
Cheryl pun begitu terkejut mendengar perkataan Gavin. Dia kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap Gavin dengan tatapan tajam. "Kenapa Om berkata seperti itu? Tidak sepantasnya Om berkata seperti itu? Apa Om tidak sadar, secara tidak langsung Om sudah mencurigai kalau Tante Diandra telah berselingkuh? Tolong jangan pernah berfikir seegois itu hanya untuk melanjutkan hubungan kita."
"Memang kenyataannya itulah yang aku rasakan, Cheryl!"
"Om, tolong jangan pernah memiliki pikiran buruk seperti itu! Om mengatakan seperti itu hanya untuk meyakinkanku kalau hubungan ini masih bisa dilanjutkankan kan? Sayangnya aku tidak sekejam itu! Aku tidak mau bahagia di atas jiwa-jiwa yang tersakiti! Aku tidaklah serendah itu!"
"Cheryl, tolong dengarkan aku. Mungkin saat ini aku memang belum bisa membuktikan itu, tapi suatu saat nanti pasti aku akan bisa membuktikan kalau anak yang ada di dalam kandungan Diandra bukanlah darah dagingku!"
"Om tidak sepantasnya berkata seperti itu!"
"Memangnya kenapa kalau aku berfikir seperti itu? Coba kau pikir baik-baik, sebelumnya aku tidak pernah menyentuh Tantemu selama satu setengah bulan, dan saat ini dia hamil! Apa kau tahu Cheryl, aku bahkan terakhir menyentuhnya dua minggu yang lalu. Sekarang coba pikir baik-baik, bagaimana proses kehamilan itu berlangsung secepat itu? Sangat mustahil!"
Mendengar perkataan Gavin, Cheryl pun tersentak. Sebenarnya dia membenarkan apa yang dikatakan oleh Gavin, tapi dia tidak mau percaya begitu saja pada perkataan dari Gavin tersebut.
"Om tidak sepantasnya berkata seperti itu pada Tante Diandra! Tidak sepantasnya Om mencurigai istri Om sendiri, padahal Om yang sudah berselingkuh di belakangnya. Om yang sudah bermain api di belakang Tante Diandra. Jadi, tolong jangan menuduh yang tidak-tidak pada Tante Diandra karena sebenarnya kitalah yang salah dalam hubungan ini! Dan sudah sepantasnya kita mengakhiri hubungan ini!"
"Jadi kau tidak percaya padaku?"
"Tentu saja tidak, aku hanya percaya pada kenyataan kalau saat ini Tante Diandra sedang hamil darah dagingmu, Om."
"Baik kalau begitu, aku akan membuktikan kalau anak yang ada di dalam kandungan Diandra bukanlah darah dagingku!" sahut Gavin. Dia kemudian masuk ke dalam rumah lalu mendekat ke arah Diandra.
"Diandra!" panggil Gavin.
"Ada apa mas?"
"Diandra, bagaimana kalau hari ini kita pergi ke rumah sakit. Aku ingin memeriksakan kandunganmu."
"Itu ide yang sangat bagus, Mas. Kita pergi sekarang?"
"Iya Diandra," jawab Gavin.
Tak berapa lama, mereka pun sudah sampai di rumah sakit dan langsung memeriksakan kandungan Diandra. Saat dokter kandungan menjelaskan layar USG yang memperlihatkan janin yang masih terlihat begitu kecil, seperti sebuah titik yang ada di dalam rahim Diandra, entah kenapa perasaan Gavin terasa begitu kosong. Dia tidak merasakan kebahagiaan seperti dulu yang dia rasakan saat Diandra hamil Frizz.
"Berapa usia kandungan istri saya, Dok?" tanya Gavin.
"Kandungan istri anda berusia 5 minggu, Tuan Gavin."
Deg
Jantung Gavin pun seakan berhenti berdetak. 'Lima minggu? Tidak mungkin, aku bahkan sudah tidak pernah menyentuhnya sebelum hubungan yang kami lakukan dua minggu yang lalu. Aku tidak pernah menyentuhnya selama 7 minggu. Bagaimana mungkin itu terjadi? Aku yakin, anak yang di dalam kandungan Diandra bukan darah dagingku. Tuhan, jadi benar kecurigaanku kalau selama ini Diandra telah berselingkuh?'
