Terjerat Pesona Suami Tanteku
Rintik hujan akhirnya turun dari gelapnya langit malam, diiringi kilat yang menyambar dan suara petir yang menggelegar. Angin pun ikut berhembus, hingga dinginnya terasa begitu menusuk ke dalam kalbu.
Seorang wanita muda tampak memandang pemandangan di luar jendela kamarnya, memandang cuaca kelam, sekelam perasaan yang dia rasakan saat ini. Leonora Cheryl, 18 tahun. Seorang wanita muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas.
Hatinya terasa begitu berkecamuk menahan sebuah rasa dilema saat menanti hari esok, dimana dirinya harus meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikannya ke ibu kota.
"Hufttt... " Cheryl menghembuskan nafas panjangnya sambil merengkuh dadanya, merasakan sebuah sesak.
Rasa dilema itu memang begitu menyesakkan dadanya. Tak dapat dipungkiri, hatinya terasa begitu campur aduk, bukan hanya karena dia harus berpisah dengan kedua orang tuanya, tapi ada sebuah rasa yang begitu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Jika boleh memilih, mungkin Cheryl memilih untuk tidak pergi. Namum, itu artinya dia sudah menjadi manusia terbodoh yang ada di dunia saat melepaskan sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh orang lain, terutama teman seusianya.
Ya, Cheryl merupakan seorang gadis yang pintar. Disaat pelajar seusianya harus berusaha dengan keras mengikuti seleksi memasuki perguruan tinggi, hal itu tidak berlaku bagi Cheryl, dia berhasil masuk ke sebuah perguruan tinggi ternama dengan mudah, melalui jalur khusus bagi pelajar berprestasi yang disediakan oleh perguruan tinggi itu. Tentunya hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang begitu membanggakan, dan membahagiakan, terutama bagi kedua orang tuanya. Namun, hal itu tidak sepenuhnya dirasakan oleh Cheryl. Bahkan menjadi dilema tersendiri baginya, dilema yang terasa begitu menyesakkan dada. Tapi, terkadang bukankah logika memang tidak pernah bisa sejalan dengan kalbu?
Logikanya dia memang seharusnya bahagia, masuk ke sebuah universitas tanpa bersusah payah seperti teman-temannya. Tapi bagaimana dengan hatinya? Melanjutkan pendidikannya ke ibu kota itu artinya dia harus tinggal bersama tantenya, Diandra Paramita, seorang model dan artis berusia 28 tahun, dan suaminya Gavin.
Awalnya, Cheryl selalu menolak kemauan kedua orang tuanya untuk tinggal dengan Diandra, tapi kedua orang tuanya terus memaksa dan tidak memperbolehkan Cheryl tinggal sendirian di sebuah kota besar dengan berbagai alasan yang membuat Cheryl tak bisa berkelit, hingga akhirnya dia menerima keputusan orang tuanya untuk tinggal bersama Diandra.
Seharusnya tinggal di rumah mewah dengan Diandra tentu menjadi hal yang menyenangkan, tapi tidak bagi Cheryl karena hal itu merupakan sebuah dilema besar baginya. Tinggal dengan Diandra itu artinya dia harus bertemu dengan Gavin suami dari tantenya.
Arshaka Gavin Dewanata, 30 tahun. Sebuah nama yang sudah menguasai hatinya, sebuah nama yang mungkin bisa disebut sebagai cinta pertamanya ataupun hanya sebatas cinta monyet, Cheryl pun tak tahu. Yang dia tahu hanyalah ada sebuah rasa di dalam hatinya, sebuah getaran yang begitu dahsyat saat melihat Gavin sejak mereka bertemu 6 tahun yang lalu.
Saat itu Cheryl memang masih kecil, dia masih duduk di sekolah menengah pertama, namun apakah sebuah rasa mengenal usia?
"Semesta, mengapa kau sering kali becanda padaku? Apa kau sedang meledekku lewat cuaca ini? Cuaca kelam di malam ini, rasanya seperti kelamnya hatiku. Rasanya bahkan begitu campur aduk, menyesakkan, menyedihkan, tapi tak dapat dipungkiri kalau di dalam hatiku ada sebuah rasa bahagia. Sebuah rasa bahagia yang sebenarnya tidak pantas kurasakan, karena rasa ini sebenarnya sebuah perasaan yang salah."
Cheryl kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya, lalu merebahkan tubuhnya, dan mencoba memejamkan matanya, meskipun sulit.
****
Keesokan Harinya...
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, setelah melakukan perjalanan kurang lebih selama lima jam dengan menggunakan kereta api, lalu disambung dengan sebuah taksi, Cheryl akhirnya sampai di sebuah rumah mewah di sebuah komplek perumahan kelas atas di ibu kota.
Seorang satpam, tampak membuka pintu gerbang rumah itu, lalu tersenyum dan menyapanya dengan begitu ramah. Cheryl kemudian masuk ke dalam rumah itu, dan disambut oleh seorang pembantu rumah tangga.
"Non Cheryl? Mari saya antar ke kamar."
"Iya, Bi. Terima kasih," jawab Cheryl.
Baru saja Cheryl melangkahkan kakinya, tiba-tiba terdengar deru suara mobil yang berhenti.
Deg
Jantung Cheryl seakan terhenti. 'Apakah itu Om Gavin?' batin Cheryl. Namun, belum hilang rasa terkejutnya, dan masih berusaha menata hatinya saat bertemu dengan Gavin, tiba-tiba sebuah suara berat terdengar dan mengagetkan lamunan Cheryl.
"Selamat sore Cheryl lama tidak bertemu denganmu?" sapa seorang laki-laki tampan yang kini berdiri tak jauh dari Cheryl.
Meskipun perasaannya terasa begitu campur aduk, Cheryl mencoba untuk tetap terlihat tenang. "Selamat sore, Om Gavin," jawab Cheryl dengan bibir yang sedikit bergetar.
"Kau baru datang Cheryl?"
"Iya Om."
"Kalau begitu beristirahatlah! Bi Asih akan mengantarmu ke kamar."
"Iya, saya permisi ke kamar dulu, Om," jawab Cheryl.
"Iya Cheryl."
Pembantu rumah tangga yang bernama Bi Asih itu lalu mengantarkan Cheryl ke sebuah kamar di lantai dua. Sebuah kamar yang menurut Cheryl sangat luas dan mewah.
Cheryl menatap kamar itu sebentar lalu merengkuh dadanya, merasakan sebuah sesak yang merasuk dan terasa begitu menyayat kalbu. "Ini tentang sebuah rasa, sebuah rasa yang salah. Seharusnya aku tahu batasanku, dan aku menyadari itu, tapi bisakah logika menghakimi kalbu? Salahkah rasa ini yang sudah lama kupendam di dalam kalbu? Salahkan jika bibir ini mengucap sebuah kalimat, Gavin aku cinta padamu," isak Cheryl seraya meneteskan air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
Hati tak pernah tau pada siapa dia akan berlabuh
2022-12-04
0
Becky D'lafonte
hadirrr
2022-11-22
0
Tiahsutiah
aku baru hadir thor,,,
2022-10-29
0