NovelToon NovelToon
Penyesalan Zenaya

Penyesalan Zenaya

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:470.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim O

Kehidupan Zenaya berubah menyenangkan saat Reagen, teman satu kelas yang disukainya sejak dulu, tiba-tiba meminta gadis itu untuk menjadi kekasihnya.

Ia pikir, Reagen adalah pria terbaik yang datang mengisi hidupnya. Namun, ternyata tidak demikian.

Bagi Reagen, perasaan Zenaya tak lebih dari seonggok sampah tak berarti. Dia dengan tega mempermainkan hati Zenaya dan menginjak-injak harga dirinya dalam sebuah pertaruhan konyol.

Luka yang diberikan Reagen membuat Zenaya berbalik membencinya. Rasa trauma yang diberikan pria itu membuat Zenaya bersumpah untuk tak pernah lagi membuka hatinya pada seorang pria mana pun.

Lalu, apa jadinya bila Zenaya tiba-tiba dipertemukan kembali dengan Reagen setelah 10 tahun berpisah? Terlebih, sebuah peristiwa pahit membuat dirinya terpaksa harus menerima pinangan pria itu, demi menjaga nama baik keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim O, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Sebuah Pengakuan.

Adryan berlari bak orang kesetanan menuju ruang UGD lantai satu. Pria itu baru saja mendapat kabar, bahwa Zenaya mengalami kecelakaan tak jauh dari rumah sakit. Sekelompok remaja yang baru saja pulang dari klub malam tanpa sengaja menabrak Zenaya yang sedang berjalan gontai di tengah-tengah jalan raya.

Mereka bertanggung jawab dan langsung membawa gadis itu ke rumah sakit terdekat. Kebetulan rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit keluarga Winston.

"Apa yang terjadi?" tanya Adryan begitu sampai di bilik perawatan Zenaya. Gadis itu terlihat sangat berantakan dengan luka lecet hampir menyelimuti sekujur tubuhnya. Darah bahkan tampak mengalir dari dahi dan lengan Zenaya.

"Zenaya mengalami gegar otak ringan." Jawab salah seorang dokter jaga yang menangani Zenaya, Dokter Anastasya. "Namun—" perkataan sang dokter tiba-tiba terhenti. Sorot matanya berubah tak enak.

"Ada apa?" tanya Adryan khawatir.

Dokter Anastasya kemudian meminta perawat untuk menutup rapat tirai pembatas pada bilik Zenaya, lalu membiarkan sang kakak melihat tubuh gadis itu, ketika Dokter Anastasya membuka selimut yang menutupinya.

Adryan terbelalak, sebab pakaian yang dikenakan Zenaya merupakan kemeja pria dan rok yang dipakai sang adik pun terlihat compang-camping. Namun, yang lebih membuat Adryan terkejut adalah, saat Dokter Anastasya membuka kemeja Zenaya. Tak nampak sehelai pakaian d4l4m pun melekat di tubuh adiknya. Pria itu malah mendapati tanda lebam yang memenuhi hampir seluruh dada dan lehernya.

"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Adryan syok.

"Dilihat dari kondisinya, aku mencurigai adanya kekerasan s3ksu4l yang dialami Zenaya. Jadi—"

Adryan menatap teman sejawatnya itu dengan pandangan memohon. "Jangan! Jangan lakukan apa pun dulu! Aku ingin mendengarnya langsung dari mulut adikku terlebih dulu," ucap pria itu lirih.

Dokter Anastasya mengangguk paham. Zenaya adalah seorang gadis dewasa, mungkin saja itu bukan kejahatan s3ksu4l seperti yang dia kira. Namun, melihat bagaimana kondisi gadis itu membuat Dokter Anastasya tidak bisa mengesampingkan kemungkinan buruk itu.

Adryan pun meminta para perawat dan dokter yang menangani Zenaya untuk tutup mulut. Dia tidak ingin rumor buruk menimpa keluarganya.

Selesai mengobati luka-luka Zenaya, Dokter Anastasya membiarkan Adryan menjaga Zenaya.

Dengan tangan gemetaran Adryan membetulkan selimut Zenaya yang kini sedang tertidur. Seribu pertanyaan hadir di benaknya atas apa yang telah terjadi. Terutama fakta bahwa gadis itu ternyata tidak langsung pulang ke rumah.

Perasaan bersalah timbul di hati Adryan, karena niat untuk menelepon sang adik terlupakan begitu saja, ketika panggilan darurat datang di bangsal VIP.

...***...

Liam dan Amanda tiba di rumah mereka siang harinya, setelah mendapat kabar dari Adryan, dan demi menjaga kerahasiaan, Zenaya langsung dipulangkan ke rumah dengan perawatan khusus serta pengamanan ekstra.

Adryan hanya memilih tenaga medis terpercaya saja untuk merawat Zenaya.

"Ya Tuhan, Zeeen!" Tangis Amanda seketika pecah begitu mendapati kondisi putri tercintanya. Gadis itu terbaring tidak sadarkan diri dengan perban di sana-sini.

"Apa yang terjadi pada adikmu, Ryan? Mengapa dia bisa jadi seperti ini?" tanya Amanda pada si sulung.

Adryan terdiam. Dia gamang harus mengatakan apa pada kedua orang tuanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Nak? Lalu kenapa Zenaya harus dirawat di rumah?" Liam pun mendesak Adryan untuk bicara.

Mata Adryan menoleh pada sang ibu. Meski ayahnya memiliki riwayat penyakit jantung ringan, tetapi beliau masih dapat mengontrol diri. Berbanding terbalik dengan ibunya yang mudah rapuh.

"Ryan!" teriak Amanda, tatkala mendapati keanehan pada leher dan dada Zenaya. Lebam itu terlihat sangat berbeda jika dibandingkan dengan luka-luka yang terdapat di tubuh luar sang anak.

Biar bagaimanapun, Amanda adalah mantan perawat senior. Jadi sudah bisa dipastikan, dia mengetahui keganjilan luka tersebut.

"Ada apa dengan adikmu?" desak Amanda marah. Dalam hati dia berharap spekulasinya tidak sejalan dengan apa yang dikatakan Adryan.

"Kita tunggu Zenaya bangun, Ma. Aku ingin mendengar langsung darinya." Adryan menatap sendu Amanda.

Mendengar jawaban Adryan malah membuat pikiran buruk Amanda semakin menjadi-jadi. Wajah wanita itu memucat seketika.

"Pa!" Amanda memandang sang suami. Pria itu ternyata sedang berusaha mengatur napasnya, guna menahan debaran jantung yang mulai tak karuan. Dia kemudian menelepon seseorang untuk mencari tahu soal apa yang telah terjadi pada putri bungsunya tersebut.

Liam tak ingin menunggu sampai Zenaya bicara, sebab belum tentu anak gadisnya itu bersedia untuk buka mulut.

...***...

Senja mulai nampak dari balik jendela apartemen Reagen. Hampir seharian pria itu belum beranjak dari sana. Dia juga mematikan semua akses komunikasi dan hanya duduk terdiam di sudut ruangan.

Reagen mengusap air matanya sekali lagi. Pria yang tak pernah sudi menangis itu, kini mengeluarkan segenap kesedihannya hanya untuk Zenaya. Gadis yang pernah dia lukai sepuluh tahun lalu.

Reagen mengutuk dirinya sendiri. Perasaannya yang dalam pada Zenaya malah membuat pria itu kembali mengulangi kesalahan yang bahkan jauh lebih fatal.

"Zenaya," ucapnya tercekat. Rasa bersalah benar-benar mengguncang jiwanya saat ini.

...***...

Suasana kegembiraan melingkupi rumah utama keluarga Walker. Bella, cucu pertama Craig dan Jennia, tengah asyik menceritakan pengalamannya di sekolah hari ini.

"Uncle!" teriak Bella ketika melihat kedatangan Reagen. Gadis kecil itu segera berlari dan memeluk kaki pamannya seerat mungkin.

"Uncle Ey," panggil Bella manja. Reagen tersenyum. Dia membawa gadis kecil itu ke dalam gendongannya.

"Kata Daddy, Uncle sedang sakit. Benalkah?" tanya Bella khawatir. Reagen memang mengabari lewat pesan singkat pada sang kakak, bahwa dirinya sedang tidak enak badan dan tidak ingin diganggu.

Reagen mengangguk. "Sakit sekali." Pria itu mencium pipi Bella dan mengelus rambut pirangnya lembut.

Dia pun menurunkan Bella dan meminta semua asisten rumah tangga yang masih berada di sana untuk membawa keponakannya bermain di lantai atas.

Sepeninggal Bella, Jennia berdiri dari kursinya. Wanita itu menghampiri sang anak dan mengelus pipinya penuh sayang.

"Kenapa tidak bilang Mama kalau kamu sakit, Sayang? Kamu sudah makan? Kalau belum, biar Mama siapkan makanan dulu ya?" Tanpa menunggu jawaban sang putri, Jennia mulai beranjak dari hadapannya. Namun, Reagen dengan sigap menahan tangan sang ibu dan memintanya untuk kembali ke tempat duduk.

"Ada apa, Sayang?" tanya Jennia heran.

"Aku ingin bicara, Ma," jawab Reagen.

Melihat raut wajah serius Reagen, membuat Jennia sontak menuruti permintaan putra bungsunya tersebut.

Reagen lalu berjalan mendekat dan berhenti tepat di hadapan keluarganya yang kini tengah memasang wajah bingung.

Entah mengapa, suasana yang semula ceria mendadak suram. Saat Craig berniat menanyakan keadaan sang putra bungsu, pria itu tiba-tiba sudah bertekuk lutut di hadapan mereka.

Craig, Jennia, Noah, dan Krystal tentu saja semakin kebingungan dengan tingkah Reagen.

"Ada apa Rey? Jika ini menyangkut rapat kemarin, Papa tidak mempermasalahkannya. Kamu tak perlu sampai seperti itu." Craig membuka suara.

Reagen terdiam sejenak. Dia memandangi satu persatu anggota keluarganya dengan tatapan penuh kesungguhan. Meski tekadnya sudah bulat, tapi rasa takut yang mendalam tidak bisa dipungkiri Reagen.

"Pa," kata Reagen tertunduk. "aku ... baru saja merenggut masa depan seorang gadis," akunya dengan gamblang.

Craig yang baru saja berdiri dari posisinya tiba-tiba terdiam. Kening pria itu berkerut, tampak kurang memahami apa yang baru saja dikatakan anak bungsunya tersebut.

"Maksudmu apa, Rey? Papa tidak mengerti," tanya Craig.

Reagen mengangkat wajahnya lalu menatap mata sang ayah dalam-dalam. "Aku baru saja merenggut kehormatan seorang gadis baik-baik." Kendati tatapannya teguh, tetapi mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana air mata turun membasahi pipi Reagen.

Craig sontak terkejut begitu mendengar pengakuan sang anak. Reaksi yang sama juga terlihat pada wajah Jennia, Noah, dan Krystal. Jennia bahkan menutup mulutnya sendiri dengan tangannya yang sudah gemetaran.

"Siapa gadis malang itu?" tanya Craig pelan. Napasnya samar-samar terdengar memburu.

"Dia adalah putri dari keluarga Winston, pemilik Winston General Hospital." Jawab Reagen tanpa pikir panjang.

Sedetik kemudian Craig langsung mendaratkan tinjuannya pada pipi Reagen. Bagaimana tidak, Liam merupakan salah seorang pria yang dihormati Craig. Dia jugalah yang sudi membantu Reagen agar mendapatkan perawatan terbaik di sana tanpa harus menunggu antrian. Mereka memang baru saling mengenal ketika Reagen mengalami kecelakaan.

"Brengsek! Bagaimana bisa, hah?" Craig menarik kerah baju Reagen dan meninju wajahnya lagi. D4rah segar langsung mengucur dari hidung pria itu.

"Dasar manusia rendahan! Buat malu keluarga!" Ada sirat kekecewaan yang terpancar dari mata pria berusia 60-an itu saat memaki Reagen. Maklum saja, selama ini Noah dan Reagen merupakan anak yang selalu dia banggakan. Meski tinggal di negara bebas, Craig selalu mengajari mereka untuk memilih pergaulan yang sehat dan menghargai setiap wanita. Namun, apa yang terjadi sekarang? Satu kesalahan yang Reagen lakukan membuat semua didikannya hancur seketika.

Jennia, Noah, dan Krystal kontan berlari menghampiri Craig, saat dia hendak melayangkan pukulannya kembali. Noah segera mendekap tubuh sang ayah, sementara Jennia dan Krystal membantu Reagen yang kini terkapar di lantai.

"Jangan berani-beraninya kalian membela pria brengsek itu!" teriak Craig mengingatkan.

"Cukup, Pa!" Meski kecewa dengan pengakuan Reagen, Jennia tetap saja tidak tega melihat sang anak babak belur di tangan suaminya. Dia memohon pada Craig untuk tidak menghajar Reagen lagi. "Lihat, Pa, Rey sudah babak belur begitu!" Tangis Jennia.

"Sudah kubilang, jangan membela anak si4lan itu!" hardik Craig. Dia pun melepaskan diri dari kungkungan anak sulungnya, dan dengan cepat menyeret Reagen keluar dari rumah.

"Craig, mau dibawa ke mana anakku?" teriak Jennia. Kemarahan membuat wanita itu tak lagi memanggil suaminya seperti biasa.

"Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya!"

1
Suparmin N
Luar biasa
Tatun Tania
Lumayan
aagnes
Luar biasa
Acin minduk
akhir yg bahagia❤️❤️❤️❤️
Acin minduk
astaga regan2
Acin minduk
itu bukan cinta lek, obsesimu sngat berlebihan
Acin minduk
dasar regan
s
gemes nya bela
Tamy Nicky
sangat bagus
Hiatus: terima kasih byk kk. semoga berkenan membaca karyaku yg lain. berkah selalu😍😍🤗🤗😘😘❤️❤️❤️
total 1 replies
Bis Tawo
👍👍
Hiatus: trmksh bintang limanya kk. semoga berkenan dgn cerita2ku. sehat selalu🤗🤗❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝
mampir, cerita nya sangat menarik
Hiatus
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sri Shandayani Riyanto
Kecewa
Hiatus: kalo ga suka, jangan kasih rate rendah. apa lagi ga pernah kasih gift, komen, atau like.
total 1 replies
selviboro
bagus
Hiatus: trmksh kk. berkenan mampir di ceritaku yg lain ya ka😍🤗❤️😘❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
wowwww this is a good story.... i like it 👍👍
Hiatus: trmksh byk kk sdh berkenan mampir😭😍😘🤗❤️❤️❤️
total 1 replies
Tyas Ningrum
hehehe gemesin deh si frans
Hiatus: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Tyas Ningrum
hhhmmm ternyata sejak kecil emang suka mencuri ciuman si Rey ini yaaaa 😄
Hiatus: 🤣🤣🤣
makasih udh mampir kk😍😘❤️❤️
total 1 replies
Eni Sulastri
tak ada manis manisnya ,,pahit terus
Hiatus: yg sabar ya ka. klo mau yg manis2 bs diliat ceritaku yg office girl. meski ga manis bgt tp lumayan kok🥰
total 1 replies
Vaulia
kak tambah lagi di cerita baru dengan Adryan dan Natali di selipkan cerita Rey dan zen
Hiatus: siap ka. inshaAllah mmg msh ada extra bab nnti. makasih udh berkenan baca😍😘😘
total 1 replies
rizkijr
ceritanya kerennn thorrr
Hiatus: trmksh sdh berkenan baca ya ka😍😍❤️❤️🤗🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!