NovelToon NovelToon
Zero Point Survival

Zero Point Survival

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / PUBG / Perperangan / Game
Popularitas:771
Nilai: 5
Nama Author: Yudhi Angga

Rangga, seorang pria biasa yang berjuang dengan kemiskinan dan pekerjaan serabutan, menemukan secercah harapan di dunia virtual Zero Point Survival. Di balik kemampuannya sebagai sniper yang tak terduga, ia bercita-cita meraih hadiah fantastis dari turnamen online, sebuah kesempatan untuk mengubah nasibnya. Namun, yang paling tak terduga adalah kedekatannya dengan Teteh Bandung. Aisha, seorang selebgram dan live streamer cantik dari Bandung, yang perlahan mulai melihat lebih dari sekadar skill bermain game.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Angga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Mengarungi Badai Bersama

Keputusan Aisha untuk tetap mendampingi Rangga, bahkan di tengah badai terbesar dalam karir Ren, adalah sebuah jangkar. Kata-katanya yang tegas, "Kita akan hadapi ini bersama-sama," bergema di benak Rangga, memberinya kekuatan yang tak ia duga. Rasa lega dan syukur membanjirinya. Ini bukan lagi hanya tentang karirnya, tapi tentang kepercayaan, tentang hubungan mereka.

Keesokan harinya, mereka berdua mulai menyusun strategi. Manajer Rangga dan Aisha, yang semula panik, kini merasa lega dan terinspirasi melihat kekompakan kedua talent-nya. Mereka merencanakan konferensi pers online yang mendadak, memanfaatkan platform streaming mereka sendiri sebagai sarana untuk klarifikasi dan penyampaian pesan yang jujur.

"Kita tidak akan menghindar," kata Aisha, matanya penuh tekad. "Kita akan hadapi semua pertanyaan, seberat apa pun itu."

Rangga mengangguk, jauh lebih tenang dari sebelumnya. "Aku siap, Teteh Aisha."

Hari-H tiba. Rangga dan Aisha duduk bersebelahan di depan kamera, dengan latar belakang setup gaming Ren yang sudah terkenal. Ada ketegangan di udara, namun juga aura ketulusan. Ribuan penonton telah berkumpul, membanjiri chat dengan berbagai respons: ada yang mencaci, ada yang memberi semangat, ada pula yang hanya menunggu dengan penasaran.

"Halo semuanya," Aisha memulai, suaranya jernih dan menenangkan. "Terima kasih sudah bergabung di live stream dadakan kami." Ia melirik Rangga, yang menatap lurus ke kamera. "Kami tahu ada banyak perbincangan di luar sana mengenai chat yang tersebar. Dan kami di sini untuk meluruskan semuanya."

Rangga mengambil alih, suaranya stabil, berbeda jauh dari video klarifikasinya yang pertama. "Saya, Ren, atau lebih tepatnya, Rangga, ingin kembali meminta maaf atas kata-kata yang pernah saya ucapkan di masa lalu. Percakapan itu terjadi saat saya masih sangat tertekan, saat saya belum bisa mengelola emosi dan pikiran saya dengan baik."

Ia menatap Aisha, senyum tipis merekah di bibirnya. "Terutama mengenai Teteh Aisha. Saya tidak akan mengelak bahwa saya pernah menulis kalimat yang menyakitkan itu. Tapi itu adalah refleksi dari rasa minder saya, ketidakpercayaan diri saya saat itu. Saya, seorang pria yang dulunya bukan siapa-siapa, tidak bisa membayangkan akan ada orang seistimewa Teteh Aisha yang mau mendekati saya."

Aisha meraih tangan Rangga di bawah meja, menggenggamnya erat, sebuah gestur yang tak terlihat oleh kamera namun memberikan kekuatan.

"Saya berbohong pada diri sendiri, bahwa semua ini hanya tentang karir. Padahal, jauh di lubuk hati saya, saya sadar bahwa Teteh Aisha telah menjadi lebih dari sekadar rekan kerja atau mentor bagi saya. Teteh adalah orang yang telah mengubah hidup saya, yang menerima saya apa adanya, bahkan ketika saya belum bisa menerima diri saya sendiri," Rangga melanjutkan, suaranya sedikit bergetar, namun ia terus berbicara. "Saya tahu kesalahan saya fatal. Tapi saya mohon, berikan saya kesempatan untuk membuktikan bahwa perasaan saya tulus, dan bahwa saya tidak pernah berniat memanfaatkan Teteh."

Aisha kemudian berbicara, matanya berbinar. "Saya tidak akan menyangkal bahwa saya terluka dan kecewa saat pertama kali melihat chat itu. Tapi saya mengenal Ren. Saya mengenal Rangga. Saya melihat perjalanannya dari nol, bagaimana ia berjuang, bagaimana ia tumbuh. Saya percaya pada ketulusan hatinya. Kita semua pernah membuat kesalahan di masa lalu, terutama saat kita sedang rapuh atau tidak percaya diri."

"Yang terpenting bagi saya," Aisha melanjutkan, suaranya menguat, "adalah bagaimana ia menghadapi kesalahannya, bagaimana ia bertanggung jawab. Dan Rangga sudah melakukannya. Saya memutuskan untuk tetap di sini, di sampingnya, karena saya percaya pada dia. Dan saya tahu, kemitraan kami, hubungan kami, itu lebih kuat dari sekadar gosip yang mencoba memecah belah."

Mereka kemudian membuka sesi tanya jawab dari chat. Pertanyaan-pertanyaan agresif bermunculan, beberapa mencoba memancing emosi mereka. Namun, Rangga dan Aisha menjawabnya dengan tenang dan jujur. Rangga menjelaskan konteks chat dengan mantan timnya, dan Aisha menambahkan bahwa ia sudah bicara langsung dengan Guntur dan Bara, yang mengonfirmasi bahwa mereka sudah memaafkan Rangga dan memahami konteksnya.

Seiring berjalannya konferensi pers, suasana di chat perlahan berubah. Dari penuh kemarahan, menjadi lebih banyak dukungan. Para haters mulai tenggelam, digantikan oleh komentar-komentar yang penuh empati.

"Ren dan Aisha memang pasangan sejati!"

"Salut dengan kejujuran Ren! Semua orang bisa salah!"

"Lihat bagaimana Aisha membela Ren! Ini baru cinta!"

Ketika live stream berakhir, Rangga dan Aisha saling pandang. Mereka berdua sama-sama lelah, namun ada senyum lega di wajah mereka. Mereka berhasil. Mereka telah mengarungi badai itu bersama-sama.

Beberapa hari setelah klarifikasi itu, dunia e-sports dan media sosial memang sedikit bergejolak, namun badai itu mereda lebih cepat dari yang diperkirakan. Video klarifikasi mereka viral, menjangkau audiens yang lebih luas dan memenangkan kembali hati sebagian besar penggemar. Beberapa sponsor yang sempat ragu, kini justru semakin yakin dengan Ren, melihat bagaimana ia menghadapi krisis dengan integritas.

Hubungan Rangga dan Aisha pun tumbuh semakin kuat. Momen konfrontasi dan klarifikasi itu, alih-alih menghancurkan, justru menghilangkan tembok terakhir di antara mereka. Aisha tak lagi sekadar mentor; ia adalah partner sejati, seorang teman, dan lebih dari itu, sebuah dukungan emosional yang tak tergantikan. Mereka semakin sering menghabiskan waktu bersama, tidak hanya untuk pekerjaan, tetapi juga untuk hal-hal pribadi. Film, makan malam romantis, atau sekadar menikmati senja di Bandung, semuanya terasa lebih bermakna. Rangga tak lagi merasa malu, bahkan ketika Aisha menggandeng tangannya di tempat umum. Ia adalah Rangga, yang kini berani menunjukkan kasih sayang kepada Aisha, di hadapan siapapun.Tantangan baru memang akan selalu ada, namun kini mereka menghadapinya bersama. Karir Ren terus menanjak, dan ia tahu, dengan Aisha di sisinya, ia siap menghadapi apa pun yang datang selanjutnya.Bahkan, ia sudah mulai membayangkan sebuah turnamen besar.

1
angin kelana
awalnya blom tau menarik atw enggak lanjut aja cusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!