Menapaki Jejak di Madyapada yang penuh cerita yang tak terduga, sesosok Rehan dengan beribu harap dalam benak dan Sejuta mimpi dalam sepi, meniti asa pada cahaya senja, menitip doa pada Sang Penguasa Semesta.
Berharap bisa bersanding dengan Rena perempuan anggun berparas rupawan dan berdarah Ningrat yang baik hati, seutas senyum ramah selalu menghiasi wajahnya, namun dalam riangnya tersimpang selaksa pilu yang membiru.
Akankah cinta dua insan itu bersatu dalam restu keluarga Rena? ataukah cinta mereka akan tenggelam layaknya Cahaya lembayung yang tertelan oleh gelapnya malam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vheindie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikmati Senja Bersama
Dua hati tengah menikmati luang, merekat rasa dibawah langit biru dengan senja yang mulai mengikis waktu, gemerick aliran sungai yang membelah pesawahan, membuat sore itu terasa begitu indah untuk mereka berdua.
Obrolan-obrolan senda gurau dengan diiringi tawa dan sesekali sedikit serius, seolah dunia milik mereka berdua yang lain mah ngontrak, andai saja suasana ini terjadi bulan kemarin, mungkin puasa yang dijalani Rehan akan terasa menyenangkan, tapi sayangnya saat itu Rena masih dalam keadaan terpuruk.
"Andai madyapada hanya untuk kita, dan jika senja hanya milik kita, pasti akan mudah sekali rasanya menentukan apa yang kita inginkan dari pada harus menuruti ego mereka yang selalu tidak mempedulikan perasaan diriku," gumam lirih Rena yang kini tengah bersandar dibahu Rehan sambil menikmati senja yang mulai memancarkan warna jingga.
"Biarkan saja dulu, nanti aku akan berusaha meyakinkan keluargamu bahwa aku bisa sukses dengan perjuanganku sendiri untuk membahagiankanmu dan kelak jika Sang Penguasa Semesta merestui kita, akan aku ceritakan kisah tentang perjalananku mencintaimu, tentang doa yang tak pernah terputus, tentang bagaimana kau menjadi salah satu penyemangat hidup, dan juga bagaimana tentang perasaan diam-diam ketika aku pertama kali bertemu denganmu yang kadang malu untuk diungkapkan," ucap Rehan dengan nada yang cukup serius.
"Mau diceritain sama siapa?" tanya Rena dengan lengkungan senyum menghias bibirnya sambil mendongkak ke arah pemuda yang sudah di kenalnya hampir setengah tahun lebih, meski awal pertemuan mereka sudah beberapa tahun silam.
"Ya anak-anak kita lah," jawab Rehan mantap.
"Ouh," hanya itu yang keluar dari mulutnya anak bungsu dari salah satu konglomerat daerah ibukota.
"cuman gitu, tanggepannya?" tanya Rehan agak heran jawabannya sungguh singkat sekali, padahal memang begitulah rata-rata makhluk yang bernama perempuan kalau sedang malas menanggapi.
"Kang katanya pernikahan Rijal sama Maryati seminggu habis lebaran idul adha ya? berarti tinggal kurang sebulan lagi dong?" tanya balik Rena mengabaikan tampang melongo Rehan karena jawaban singkatnya.
"Iya" jawab singkat Rehan dengan memasang wajah cuek dan berusaha menahan tawa.
"Adu du du aw sakit ih, kok malah nyubit?" seru Rehan sambil menghindar cubitan yang dilancarkan jari-jarinya ke arah pinggal Rehan.
"Ih Kang Rehan nyebelin, jawabannya cuman iya doang," gerutu manja Rena sambil menggelumbungkan pipinya yang membuatnya tambah imut.
"Hahaha.... Kamu aja tadi jawabannya cuman Ouh doang," timpal Rehan tertawa lepas melihat tingkah kekasihnya itu.
Senja pun hampir mendekati peraduannya, dan puji-pujian tentang Maha Cinta telah terlantun dari surau-surau yang di kumandankan melalui pengeras suara, sebelum seruan purba di gaungkan dengan merdu oleh para muadzin, dua sejoli itu pun mulai beranjak undur diri dari tempat mereka menikmati lembayung yang nampak sekarang mulai meredup.
***
Saat senyummu yang larut dalam pikiranku, aku hanya tersenyum kala ku mengingatnya kembali, dari jutaan bintang gemintang yang menghias malam, hanya dirimu yang menjadi bintang penyemangatku, karena darimu rasa cinta mulai tumbuh dan bermekaran.
"Heh, kenapa tuh bocah, liatin langit malam sambil senyum-senyum sendiri, bilangin Ki hati-hati ntar ada ee kelelawar jatuh mengenai matanya baru tau rasa," ucap Rijal yang baru saja datang.
"Ya namanya juga orang sedang kasmaran, yang membuat perasaannya ramai dikala sepi, sepi dikala ramai, bahkan kita berdua saja pasti hanya di anggap numpang di dunia ini," ucap Aki Darja sambil tersenyum dan segala betul suaranya sedikit di tingkatkan, agar yang tengah melamun di pojokan bale bambu sana dapat mendengar perbincangan dengan Rijal.
"Hehehe... bisa aja Aki mah nyindirnya," seru Rehan sambil berbalik badan dan mendekati kedua pria yang beda generasi tersebut.
"Ngopi dulu napa, biar ngelamunnya tambah kuat, tapi ngomong-ngomong rumah Aki jadi seperti panti galau dan kasmaran, Hahaha.." sindir Rijal dan langsung menyodorkan kopi cap mobil si doel.
"Ah, kau nih, kayak yang gak pernah kasmaran saja," timpal Rehan sambil menggeplak bahu temannya itu.
Puluhan kilo meter dari tempat berada Rehan saat ini, disebuah bangun yang terlihat hingar-bingar diiringin musik jedag-jedug, di sudut ruangan tengah berkumpul tiga orang yang sedang mengobrol cukup serius meski dalam keadaan setengah mabuk.
"Heh... Jadi orang kampungan ini yang lagi dekat dengan calon istriku, ku kira orang yang setara dengan ku, kalau orang ini bahkan tidak layak di samakan dengan sepatu bekas yang pernah ku pakaipun," ucap pemuda parlente sambil memegang sebuah foto yang dia pegang, yang tidak lain adalah Nicholas Bramono.
Memang dia mendengar kabar dari papanya Rena bahwa anaknya ingin memutuskan pertunangan dengannya, membuat dia menyewa seseorang untuk menyelidiki siapa pria yang berani mencoba merebut calon istrinya itu, meski Rena sendirilah yang sejak awal kurang suka terhadap dirinya.
"Jadi, bagaimana Bos, apa kita lenyapkan saja orangnya," ucap orang yang ada dihadapan Niko dengan serius.
"Hahaha... Tidak tidak perlu sejauh itu, kalau cuman orang kampung seperti ini, kita hancurkan saja mentalnya dan buat dia merasa orang yang paling rendah bahkan lebih dari sampah," seru Niko dengan tertawa sombong, lantas dia menegak minuman beralkohol dengan sekali tegukan.
"Caranya gimana bos?" timpal orang itu bertanya penasaran.
"Tenang saja kalau rencana itu cukup aku saja," ucap Niko dengan seringai jahat.
Rencana buruk apakah yang akan Niko lakukan terhadap Rehan?, kita lihat saja nanti, mudah-mudahan Authornya tidak sampai bosan karena sepinya pembaca.
haloo kak aku nyicil bacanya yaa
jangan lupa mampir di karya terbaruku 'save you'
thankyouuu ❤
sukses selalu buat kakak 🤗🤗