NovelToon NovelToon
Madu Untuk Ibu Mertuaku

Madu Untuk Ibu Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"

Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?

Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.

Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUPANYA DIA YANG MANDUL

Mobil Tama berhenti tepat di area parkir sebuah Timezone tempat anak anak bermain. Vanni langsung menatapnya sambil mengerutkan keningnya.

" Kamu kira aku anak kecil om sampai sampai om bawa aku kemari? Menyebalkan!" Decih Vanni melipat kedua tangan di depan dadanya.

" Orang dewasa juga bisa bermain ke sini, tidak harus anak kecil." Sahut Tama membuka seatbeltnya.

" Ayo turun!" Ajak Tama menatap Vanni yang tidak melakukan pergerakan.

" Nggak mau, mending aku tidur di rumah saja. Aku tidak mau di tertawakan sama mereka." Ucap Vanni menatap ke depan dimana banyak anak anak berlalu lalang. Tentunya bersama dengan orang tuanya.

" Ada tempat untuk menguji nyali kita. Timezone di sini tidak seperti yang ada di kota kita. Ayo turun! Pasti kamu senang nanti." Ujar Tama turun dari mobil lebih dulu.

" Paling main capit boneka, malas amat." Gumam Vanni.

Tok tok

Tama mengetuk kaca mobil, Vanni pun menurunkannya.

" Mau turun atau aku gendong ke dalam." Ujar Tama menatap Vanni dengan tatapan intimidasi.

" Di gendong sekalipun aku tetap nggak mau, jadi jangan paksa aku atau aku semakin marah padamu om." Kekeh Vanni.

" Kalau suami kamu saja bisa bersenang senang dengan istri barunya, kenapa kamu tidak hmm?" Vanni terkejut dengan ucapan Tama. " Setidaknya kamu bisa bersenang senang dengan calon suami kamu." Imbuh Tama sambil tersenyum.

" Narsis."

Akhirnya mau tidak mau Vanni puj segera turun dari mobil mewah milik Tama. Tama menggandeng tangan Vanni, keduanya masuk ke dalam Timezone yang menyediakan banyak wahana mainan.

" Ngapain kita ke sini om?" Tanya Vanni saat Tama membawanya ke loket rumah hantu.

" Tentu saja mau masuk ke dalam." Sahut Tama membuat Vanni terkejut sampai membulatkan matanya. " Kenapa? Apa kamu takut?" Tanya Tama.

" Tidak, siapa yang takut." Sahut Vanni.

" Syukur lah kalau begitu, ayo!" Tama kembali menggandeng tangan Vanni menuju pintu masuk rumah hantu itu. Tiba tiba Vanni menghentikan langkahnya.

" Kenapa? kalau kamu takut, lebih baik katakan saja. Jangan di paksakan!" Ucap Tama.

" Kamu meremehkan aku om."

Vanni berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumah hantu yang memiliki suasana gelap dan mencekam. Tama tersenyum melipat kedua tangannya di depan dada. Ia sengaja tidak masuk mengikuti Vanni, ia ingin tahu apakah Vanni benar benar berani atau hanya karena gengsi.

Tiba tiba...

" Aaaaaaaaa om Tamaaaaaa."

Vanni berlari terbirit birit dari dalam menghampiri Tama yang berdiri di depan pintu.

Grep..

Vanni langsung menubruk tubuh Tama lalu menyusupkan wajahnya ke dada bidang milik Tama. Nafasnya terdengar memburu seperti orang habis di kejar hantu.

" Om hantunya serem. Aku tidak mau masuk ke sana, aku tidak mau." Ucap Vanni.

Tama tersenyum lalu mengelus kepala Vanni dengan lembut. " Apa kamu takut?" Vanni menganggukkan kepala.

" Kenapa tadi bilang tidak takut? Kamu ingin membuktikan padaku kalau kamu bukan wanita penakut? Padahal pada kenyataannya kamu memang penakut." Ujar Tama.

" Maafkan aku! Aku hanya tidak ingin terlihat lemah di matamu." Ujar Vanni.

" Jangan pernah merasa sendiri Vanni. Semua orang punya kekurangan, dan tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Jika kau sedih, menangis lah! Jika kamu marah, lampiaskan lah amarah itu agar tidak membuat sesak di dalam hatimu. Dan jika kamu membutuhkan orang lain, maka jangan sungkan untuk mengatakannya. Kau seorang wanita, dan sudah menjadi kodrat seorang wanita mereka adalah makhluk yang lemah." Ujar Tama panjang lebar.

" Sekuat kuatnya seorang wanita, mereka pasti membutuhkan sosok pendamping yang bisa mengerti dirinya. Bukan kah begitu Vanni?"

Vanni melerai pelukannya, ia mendongak menatap Tama.

" Masih adakah laki laki yang bisa mengerti keinginan seorang wanita? Wanita hanya ingin di mengerti, jika dia lelah ada sandaran untuk berkeluh kesah. Namun sepertinya laki laki sekarang hanya mengikuti egonya saja. Mereka hanya bisa menyalahkan dan menyalahkan wanita saja seolah olah wanita tidak berharga di matanya." Ucap Vanni merasa sedih.

" Aku tahu kesedihanmu sekarang. Seharusnya Andreas mendukungmu dan mengajakmu untuk berusaha bersama untuk mewujudkan keinginan ibunya memiliki cucu bukannya menikah lagi dengan Luna dan membuatmu semakin di hina oleh ibunya. Tapi tidak apa apa, semua itu tidak akan bertahan lama. Apalagi setelah kamu melihat ini." Tama mengambil ponsel dari saku celananya. Ia mengotak atiknya sebentar lalu menunjukkannya pada Vanni.

Vanni mengambil ponsel Tama lalu melihat dokumen yang ada di dalam aplikasi pdfnya.

" Apa????" Pekik Vanni tak percaya. " Jadi mas Andreas mandul? Darimana kamu mendapatkan hasil tes ini om? Sedangkan hasil tes yang aku kirimkan saja belum keluar." Ucap Vanni.

" Itu aku dapatkan hasil nikung." Sahut Tama.

" Nikung? Nikung gimana?" Tanya Vanni penasaran.

" Nikung hasil tes yang kamu kirimkan. Kamu menyuruh Rolan kan? Aku meminta Rolan untuk mengirim hasil itu kepadaku lebih dulu." Sahut Tama.

" Ah dasar tukang tikung." Ketus Vanni.

" Iya, dan sebentar lagi aku bakal nikung istri orang buat jadi istriku." Ujar Tama sambil tersenyum.

Vanni menatap Tama lalu membalas senyumannya.

" Apa kau senang?" Tanya Tama.

" Sangat senang, dua bukti kehancuran keluarga Andreas sudah aku kantongi. Tinggal memprovokasi Luna untuk segera hamil. Dengan begitu mereka akan hancur sampai ke akar akarnya ha ha ha." Ucap Vanni tertawa jahat.

" Mau masuk lagi atau cari tempat lain?" Tawar Tama.

" Mau pulang saja, pengin istirahat juga." Sahut Vanni.

" Baiklah, nanti buatkan makanan ya untuk makan siang." Ucap Tama.

" Beres." Vanni mengacungkan kedua jempolnya.

Akhirnya mereka pun pulang ke villa milik keluarga Vanni yang ada di kota itu. Namun Vanni lebih menyebutnya sebagai rumah bukan Villa dimana tersimpan banyak kenangan bersama opa dan omanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Langit cerah berubah menjadi gelap dengan di hiasi bintang bintang yang bertaburan di langit hitam. Andreas duduk seorang diri di depan rumahnya menunggu kedatangan sang istri tercinta. Ia sudah tidak khawatir seperti tadi pagi karena ia sudah mendapatkan kabar dari teman dekat Vanni jika saat ini Vanni sedang berlibur bersamanya.

" Kapan kamu mau pulang sayang? Aku sudah merindukanmu." Gumam Andreas menatap kerlap kerlip bintang di atas sana.

Mau tahu Luna dimana? Luna berpamitan menginap ke rumah mertuanya, nyonya Ratna. Namun kebenarannya ia berada di suatu tempat bersama dengan seorang pria. Mau apa dia? Hanya dia dan pria yang tahu.

Andreas mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Vanni.

Tut... Tut..

Telepon tersambung, Andreas menyunggingkan senyumannya. Namun senyumannya menghilang saat Vanni tidak mengangkat panggilannya.

" Shh kenapa tidak angkat sayang. Kau membuat aku khawatir saja." Monolog Andreas.

" Aku di sini mas."

Andreas menoleh ke belakang karena kebetulan posisi Vanni ada di belakangnya.

" Sayang kamu pulang." Andreas langsung menghampiri Vanni.

" Apa liburanmu menyenangkan? Lain kali kalau mau pergi harus kasih tahu aku dulu." Ucap Andreas merapikan anak rambut Vanni.

Vanni segera menghindar, " Kamu terlalu sibuk dengan istri barumu mas. Lagian aku juga tidak mau mengganggu kebersamaan kalian. Entar mbak Luna nggak hamil hamil lagi. Pasti mama akan menyalahkan aku lagi." Cerocos Vanni masuk ke dalam rumah di ikuti Andreas dari belakang.

" Jangan begitu donk sayang! Semua sudah terlanjur terjadi, akan lebih baik jika kita menerima takdir ini."

Vanni langsung menghentikan langkahnya dan menghadap Andreas. Ia menatap Andreas sambil tersenyum smirk.

" Takdir kita tidak bersatu mas. Tunggu satu bulan lagi, pasti mbak Luna akan memisahkan kita dengan hadirnya anak di antara kalian." Ucap Vanni kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

" Oh ya, dimana mbak Luna? Biasanya dia akan menempel seperti lintah mas." Ucap Vanni.

" Malam ini dia menginap di rumah mama karena papa keluar kota jadi mama tidak ada yang menemaninya." Vanni tersenyum mendengar ucapan Andreas.

" Yakin di rumah mama? Tadi aku berpapasan dengannya tuh di hotel Margaret." Ucap Vanni.

" Mungkin dia menemui temannya dulu, atau malah menginap di sana sama mama. Kamu tahu sendiri kan, mama suka menginap di hotel kalau papa tidak ada di rumah." Ujar Andreas.

" Ha ha kamu tidak tahu saja mas kalau dia sedang membuatkan cucu untuk ibumu bersama dengan pria lain. Aku sudah tidak sabar menunggu sampai waktu itu tiba. Mudah mudahan dia tidak mandul sepertimu jadi aku bisa segera keluar dari rumah ini dan mencari kebahagiaanku sendiri." Ujar Vanni dalam hati.

Sampai di depan pintu kamar Vanni, Vanni menghadang Andreas agar tidak masuk.

" Ijinkan aku tidur bersamamu malam ini sayang. Aku sangat merindukanmu. Kalau ada Luna aku tidak bisa tidur denganmu."

Vanni tersenyum sinis, " Aku malah merasa kalau aku yang istri kedua mas, itu sebabnya aku bukan prioritas utamamu." Ucap Vanni.

" Bukan begitu sayang, tolong mengerti posisiku saat ini. Aku.. "

" Aku lelah mas mau istirahat, silahkan tidur di kamarmu. Atau kamu telepon saja mbak Luna dan minta dia untuk menemanimu. Pasti dia akan langsung kembali demi membuktikan cintanya padamu."

Grep..

Vanni menutup pintu dengan keras, ia pun segera menguncinya dari dalam. Ia berjalan menuju ranjangnya lalu menghempaskan tubuhnya di atas sana.

" Semoga kau mendukung keinginanku Tuhan, buat Luna segera hamil agar aku bisa segera menghancurkan keluarga ini." Gumam Vanni.

Drt drt drt..

Ponsel Vanni berdering, ia segera mengangkatnya karena itu panggilan penting dari Tama. Ya, tadi dia meminta Tama untuk mengikuti Luna dan mengumpulkan bukti bukti perselingkuhan Luna. Tentu saja semua itu tidak gratis, Tama meminta Vanni sebagai imbalannya.

" Halo, bagaimana om?" Tanya Vanni to the point.

" Mas."

" Oke oke mas Tama, apa yang kamu temukan?" Vanni bertanya lagi.

" Kau benar, Luna memang berselingkuh dengan pria itu. Mereka masuk ke kamar hotel yang sama dan belum keluar sampai sekarang. Sayangnya aku tidak bisa mengetahui apa yang mereka lakukan di dalam sana karena tidak ada CCTV yang terpasang di dalam kamar hotel." Ujar Tama.

" Tidak apa apa, itu bisa di atur. Yang penting kirim video dan foto dia saat bersama pria itu." Ucap Vanni.

" Oke, akan aku kirim." Sahut Tama.

" Ya sudah aku mau istirahat, sudah malam." Ujar Vanni.

" Yah padahal aku masih mau ngobrol sama kamu. Kangen nih." Goda Tama.

" Dih kayak abg aja kata katanya. Aku tutup om, bye."

Bip..

Vanni menutup teleponnya. Tak lama Tama mengirimkan pesan foto dan video kepada Vanni. Ia pun segera membukanya.

Vanni tersenyum melihat foto dan video dimana Luna sedang di rangkul oleh seorang pria. Posisi mereka sangat intim dari mulai masuk hotel sampai masuk ke kamar.

" Kau bisa menghancurkan aku, maka aku juga akan menghancurkan hidupmu Luna. Semoga usahamu sekarang membuahkan hasil. Tanpa kau sadari, kau telah masuk ke dalam perangkap ku dan ikut bermain di dalam permainanku. Permainan dimana hanya aku yang akan jadi pemenangnya." Monolog Vanni tersenyum senang.

...----------------...

Di dalam kamar hotel Margaret nomor delapan, seorang wanita sedang memadu kasih di bawah kukungan seorang laki laki simpanannya. Ia mendes@h menyerukan sebuah rasa yang bisa mewakili perasaannya. Sesuai perangkap Vanni, ia terpengaruh oleh ucapan Vanni yang harus segera mengandung anak Andreas. Namun ia tahu, Andreas hanya menyentuhnya sekali saja. Ia tidak yakin kejadian malam itu akan membuahkan hasil. Pada dasarnya ia berwatak serakah maka ia tidak akan melepaskan sumber pundi pundi uang untuknya. Apapun akan ia lakukan termasuk melakukan hal yang selama ini memang ia lakukan sebelum menjadi istri Andreas.

" Lihatlah Vanni aku pasti akan mengalahkanmu."

Tbc..

1
VANESHA ANDRIANI
siap makasih suportnya.. Bagi yg berkenan dukung karya author ya dengan beri like koment gift serta vote.. makasih
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Ma Em
Thor jgn sampai Vanni celaka apalagi sdg hamil besar bahkan mau melahirkan lagi, semoga Vanni dan bayinya sehat .
VANESHA ANDRIANI: semoga ya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ma Em
Akibat nyonya Ratna terobsesi ingin punya cucu akibatnya hancur semuanya , suami diambil orang dan menantu juga sama diambil orang sekarang tinggal penyesalan nyonya Ratna.
VANESHA ANDRIANI: iya bener sekarang jadi g punya siapa siapa.. makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: iya kak
VANESHA ANDRIANI: hari ini libur ya banyak acara..
total 2 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap kaka makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap nanti malam ya makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya... author up jam 8 malam ya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
VANESHA ANDRIANI: oke siap.. makasih suportnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!