NovelToon NovelToon
Forget Me Not

Forget Me Not

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Janda / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Karena sebidang tanah, Emilia harus berurusan dengan pemilik salah satu peternakan terbesar di Oxfordshire, yaitu Hardin Rogers. Dia rela melakukan apa pun, agar ibu mertuanya dapat mempertahankan tanah tersebut dari incaran Hardin.

Hardin yang merupakan pengusaha cerdas, menawarkan kesepakatan kepada Emilia, setelah mengetahui sisi kelam wanita itu. Hardin mengambil kesempatan agar bisa menguasai keadaan.

Kesepakatan seperti apakah yang Hardin tawarkan? Apakah itu akan membuat Emilia luluh dan mengalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24 : Lelucon tak Lucu

Hardin terdiam sejenak, sebelum memutuskan turun dari mobil. Dia melangkah gagah penuh percaya diri, hingga tiba di depan pintu bangunan dengan dominasi warna kuning gading itu.

Ketika Hardin hendak mengetuk pintu, tiba-tiba terdengar suara seorang pria menegurnya. Hardin langsung menoleh, mendapati pria dengan rentang usia 40-45 tahun, berdiri tak jauh dari tempatnya berada.

"Anda siapa? Ada yang bisa kubantu?" tanya si pria penuh selidik, seraya berjalan menghampiri.

"Namaku Hardin Rogers. Aku datang kemari untuk menemui Gerald Milner," jawab Hardin lugas.

Pria dengan kemeja kotak-kotak lengan pendek itu menatap penuh waspada. Dia juga terlihat sangat penasaran. "Akulah Gerald Milner. Ada perlu apa?"

Hardin tersenyum simpul. Pekerjaannya akan lebih mudah karena langsung dipertemukan dengan orang yang dicari. “Bisa bicara sebentar, Tuan Milner?”

Gerald menatap penuh selidik. Bahasa tubuhnya pun terlihat waspada karena berhadapan dengan orang asing.

“Aku dari Oxfordshire. Aku kemari karena Nyonya Meredith Olsen,” ucap Hardin, saat melihat ekspresi Gerald.

“Ibu?” Gerald menautkan alis, mendengar nama Meredith disebut.

Hardin mengangguk, mencoba meyakinkan pria di hadapannya. “Emilia,” imbuh Hardin, agar bisa lebih meyakinkan Gerald.

Seketika, raut wajah Gerald berubah. Dia tak lagi terlihat tegang dan waspada. Pria berambut cokelat terang itu bahkan maju hingga makin mendekat ke hadapan Hardin. “Ada apa dengan ibu dan Emilia?” tanyanya penasaran.

Namun, Hardin tidak segera menjawab. Dia merasa tak nyaman karena berbicara sambil berdiri.

“Oh, maaf. Mari masuk,” ajak Gerald, kemudian membuka pintu. Dia mempersilakan Hardin agar mengikutinya ke dalam rumah. “Silakan duduk. Anda ingin minum sesuatu?”

“Tidak. Terima kasih. Aku hanya mampir sebentar,” tolak Hardin. Dia mengedarkan pandangan sekilas ke setiap sudut ruangan, seakan tengah mencari sesuatu.

“Apa yang bisa kubantu? Apakah ibu dan Emilia baik-baik saja?” tanya Gerald, setelah duduk.

“Ya. Mereka baik-baik saja. Aku hanya ingin bertanya tentang Grayson,” ucap Hardin tanpa basa-basi.

Seketika, raut wajah Gerald kembali tegang. Dia bahkan terlihat cukup gelisah, seakan tengah berusaha menutupi sesuatu. “Grayson,” gumamnya, kemudian menatap lekat Hardin. "Kenapa Anda menanyakan mendiang adikku?”

“Bukan aku, tapi Nyonya Meredith.”

“I-ibu?” Gerald tergagap menanggapi bantahan Hardin. “Untuk apa ibu menanyakan tentang Grayson lagi? Maksudku … maksudku begini ….” Gerald terdiam sejenak, mencoba merangkai kata agar bisa dipahami dengan baik oleh Hardin. Pria berperawakan agak gemuk itu terlihat ragu untuk kembali bicara. Namun, dia harus memberikan penjelasan, berhubung Hardin menunggunya mengatakan sesuatu.

“Kenapa, Tuan Milner?” tanya Hardin, yang merasa aneh dengan sikap Gerald.

“Tidak apa-apa, Tuan. Aku hanya bingung harus memulai ini dari mana.”

“Terserah Anda. Aku akan berusaha memahaminya,” ucap Hardin tenang.

Namun, Gerald justru menggeleng tak mengerti. Entah apa yang membuat pria itu terlihat ragu.

“Begini, Tuan Milner. Nyonya Meredith menunggu kepastian akan nasib Grayson hingga saat ini. Begitu juga dengan Emilia. Sebagai saudara kandung Grayson ….” Tiba-tiba, Hardin tersadar akan sesuatu. Dia menautkan alis, dengan tatapan tak dapat diartikan.

“Aku dan Grayson merupakan saudara angkat,” ucap Gerald, seakan memahami makna tatapan aneh yang Hardin layangkan padanya. “Itulah kenapa, kami memiliki nama belakang berbeda.”

“Begitu rupanya.”

Gerald mengangguk. “Dulu, Grayson dan Emilia tinggal di sini. Di kota ini.”

“Lalu, apa yang terjadi?”

“Aku tinggal bersama keluarga kecilku di sini sedangkan Grayson masih tinggal bersama ayah dan ibu, bahkan setelah menikahi Emilia. Mereka menikah muda. Kedua orang tuaku tidak mempermasalahkan itu karena Emilia bisa mengarahkan Grayson jadi lebih baik.”

Hardin terdiam menyimak penuturan Gerald, meskipun belum bisa menebak ke mana arah pembicaraan pria dengan janggut cukup lebat tersebut.

“Aku memiliki dua putri yang masih kecil. Semuanya terasa begitu berat karena tiba-tiba istriku sakit parah. Dia sakit cukup lama. Menjalani rawat jalan dan ….” Gerald menatap nanar Hardin, yang masih berusaha mencerna penuturannya. “Aku sangat kewalahan dalam segalanya. Termasuk biaya.”

“Lalu?”

“Grayson biasa membantuku secara sembunyi-sembunyi. Entah memberi uang atau tenaga.”

“Bukankah Anda merupakan staf di Mama Qucha?”

“Ya. Tapi, gajiku tidak cukup, Tuan. Biaya pengobatan Norah sangat mahal.”

“Kenapa Grayson membantumu secara sembunyi-sembunyi?”

“Um … itu … itu karena ____”

“Aku sudah menyelesaikan pekerjaan di belakang rumah Nyonya Hayes, G. Apa kau ….” Tiba-tiba, seorang pria masuk ke rumah.

Sontak, Hardin menoleh. Dia langsung berdiri, dengan mata terbelalak tak percaya melihat seseorang yang berada di ambang pintu. “Grayson?” gumam Hardin teramat pelan.

Gerald pun ikut berdiri. Dia jadi serba salah.

“Apa-apaan ini?” Hardin menatap tak mengerti kepada Gerald. “Kalian memainkan lelucon yang tidak lucu sama sekali.”

“Siapa pria ini, G?” tanya Grayson, tanpa menanggapi ucapan Hardin.

“Um … begini. Biar kujelaskan terlebih dulu.” Gerald mencoba tetap bersikap tenang, meskipun dalam hati ada rasa yang sebaliknya.

Tanpa menggubris ucapan Gerald, Hardin langsung mendekat ke hadapan Grayson. “Apakah kau Grayson Hyde Olsen? Ya, tentu saja. Aku melihat fotomu di rumah Nyonya Meredith Olsen.”

“Siapa kau? Apa urusanmu dengan ibuku?” Grayson menanggapi sinis ucapan Hardin. Dia juga sama gugup seperti Gerald, tetapi berusaha ditutupi sebaik mungkin.

“Aku bukan siapa-siapa. Sebenarnya, aku juga tidak memiliki urusan dengan semua ini. Namun, karena satu hal, aku berjanji pada Nyonya Meredith untuk mencari tahu tentang keberadaanmu. Lihatlah. Ternyata kau masih hidup dan ….” Hardin melirik tongkat penyangga yang Grayson gunakan untuk membantunya berdiri.

“Kau masih hidup, Grayson? Kenapa menyembunyikan kenyataan ini dari ibu dan istrimu? Apa kau tidak tahu mereka sangat khawatir dan terus berusaha untuk tetap memiliki harapan?” Nada bicara Hardin tiba-tiba meninggi. Entah mengapa, dia begitu marah atas tindakan yang dilakukan Grayson.

“Aku tidak perlu menjelaskan apa pun padamu. Aku bahkan tidak tahu siapa kau, Tuan,” cibir Grayson.

“Tak apa kau tidak mengenalku. Namun, setidaknya perlihatkan bentuk tanggung jawabmu terhadap keluarga! Apa kau tidak tahu istrimu berjuang sendirian untuk menghidupi ibu mertua dan putrinya?”

“Putri?” ulang Grayson. “Putri yang mana?”

“Namanya Blossom. Anak itu sudah berusia 4 tahun. Dan dia tidak tahu seperti apa rupa ayahnya!"

Seketika, Grayson terpaku tak percaya mendengar penuturan Hardin. Selama ini, dia tak tahu telah menjadi seorang ayah.

“Putri? Blossom?” gumam Grayson tak percaya. “Bagaimana bisa?”

“Apa maksudmu?” Hardin yang kesal, mencengkram kerah baju Grayson. “Dasar pria tidak bertanggung jawab! Tak tahu malu!” umpatnya.

Melihat sikap keras Hardin terhadap Grayson, membuat Gerald segera jadi penengah. “Anda tidak tahu apa-apa, Tuan. Grayson memiliki alasan kenapa menyembunyikan diri dari keluarganya.”

"Alasan macam apa?"

1
Rahmawati
nanti dulu tanya daleman emilia, itu suamimu pulang disambut dulu
Rahmawati
gmn dengan hubungan hardin dan emilia kl Grayson kembali
Rahmawati
ih emang lebih penting saudara angkat ya daripada istri dan ibu kandung sendiri, dasar pecundang
Rahmawati
apa lagi ini, Grayson malah gk tahu kl dia punya anak
rurry Irianty
sengaja menghilangkan diri krn selingkuh kah
Rahmawati
hardin memang perayu ulung
kalea rizuky
suaminya selingkuh kayaknya
Rahmawati
lah terus suami emilia kmn dong, apa selingkuh ya
kalea rizuky
ngakak/Curse//Curse/ ibunya klo mandi menggeliat kah
Rahmawati
hardin jd ke inget terus sm. emilia, sampek sempaknya di ciumin😂
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: 🙈 jadi error
total 1 replies
Najwa Aini
kok..kok...kok...
Aku mikirnya jauh ya
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Sepemikiran, Kak😂
total 1 replies
Rahmawati
emilia haus belaian, dirayu dikit sm hardin udah luluh aja
Najwa Aini
Ya ampun..jadi ibumu cacingan saat mandi gitu ya, Bee..
upss..kok cacingan sih..
Najwa Aini
Hati² Rogers..Rasa penasaranmu yg terlalu tinggi itu akan membawamu pada Anu..
Najwa Aini
nama Ethan mengingatkanku pada Tom Cruise yg berperan sebagai Ethan.
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ethan Hunt, yaa
total 1 replies
octa❤️
jangan bilang hardin ninggalin emilie y thor..
Rahmawati
hardin tau kelemahan emilia, makanya dia berani mencium emilia
octa❤️
jago bener kang hardin nebar pesona..😁
Rahmawati
lanjuttt
Rahmawati
nekat sekali emilia dateng malem-malem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!