NovelToon NovelToon
AKU YANG DIANGGAP HINA

AKU YANG DIANGGAP HINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Perut itu harusnya di isi dengan janin, bukan dengan kotoran mampet!”

Ara tak pernah menyangka, keputusannya menikah dengan Harry—lelaki yang dulu ia percaya akan menjadi pelindungnya—justru menyeretnya ke dalam lingkaran rasa sakit yang tak berkesudahan.

Wanita yang sehari-harinya berpakaian lusuh itu, selalu dihina habis-habisan. Dibilang tak berguna. Disebut tak layak jadi istri. Dicemooh karena belum juga hamil. Diremehkan karena penampilannya, direndahkan di depan banyak orang, seolah keberadaannya hanyalah beban. Padahal, Ara telah mengorbankan banyak hal, termasuk karier dan mimpinya, demi rumah tangga yang tak pernah benar-benar berpihak padanya.

Setelah berkali-kali menelan luka dalam diam, di tambah lagi ia terjebak dengan hutang piutang—Ara mulai sadar: mungkin, diam bukan lagi pilihan. Ini tentang harga dirinya yang terlalu lama diinjak.

Ara akhirnya memutuskan untuk bangkit. Mampukah ia membuktikan bahwa dia yang dulu dianggap hina, bisa jadi yang paling bersinar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Malam kian larut. Suasana semakin sunyi. Hanya detak jam dinding dan dengung kipas angin tua yang berputar malas di ruang tamu—menjadi pengisi suara, menemani Harry yang duduk terpekur di ruang tamu seorang diri.

Matanya menatap kosong ke layar televisi yang menyala tanpa suara. Tapi, pikirannya tak sedang di sana. Ia sedang jauh—mengembara ke dalam kekalutan yang ia ciptakan sendiri.

“Kenapa Ara pelit banget sih? Nanti juga aku pasti ganti. Nggak ganti juga—harusnya gak masalah, kami kan suami istri. Dasar, baru punya kerja aja, udah belagu. —Berbeda jauh sama Puspa ...,” gumam Harry. Ia terkenang kembali sosok rekan kerja sekaligus teman HTS (Hubungan Tanpa Status) nya.

“Puspa aja rela ngasih sejuta buat bantu-bantu agar masalah ini cepat selesai—padahal, hubungan kami tidaklah jelas. Lah, istriku? Bantu enggak, ngomel doang bisanya—mungkin karena beda didikan orang tua juga kali ya. Secara ... Puspa— anaknya kepala sekolah. Jadi, mindsetnya pasti berbeda dengan Ara yang hanya anak dari seorang ....”

Harry tak melanjutkan perkataannya, saat mengingat sang ayah mertua telah tiada.

“Memang sih, waktu aku belum jadi orang, Ara yang menerima aku apa adanya. Tapi, makin ke sini, dia jadi berubah total. Semakin pembangkang—perhitungan pula. Jadi ... jangan salahkan kalau aku selingkuh.” Lirihnya sembari meneguk kasar ludahnya, entah kenapa—dadanya sedikit sesak.

Harry menunduk. Menarik napas panjang. Tapi, napas itu tak juga mampu meredakan sesak di dadanya.

Wajah Puspa kembali muncul dalam pikirannya—senyumnya yang manis, cara bicaranya yang lembut, matanya yang menyala setiap kali mereka ngobrol—dan, pujiannya yang selalu berhasil membuat Harry terbang di awang-awang ... sungguh membuat Harry senyum-senyum sendiri.

“Puspa itu ... selalu bisa ngebuat aku merasa dihargai sebagai pria. Dia selalu dengerin keluh kesah ku—nggak pernah bentak-bentak, juga nggak pernah menatapku sinis. Nggak kayak Ara yang sekarang ... selalu tajam kalau ngomong, seolah-olah aku ini musuhnya, huft!”

Kepalanya bersandar ke sandaran sofa, menatap langit-langit kusam di atasnya.

“Tapi, sebenarnya ... kalau dipikir-pikir, Ara baru kali ini nunjukin kemarahannya. Ibu juga sebenarnya udah keterlaluan. Tapi ....”

Arrrggghhh!

Harry tak melanjutkan kalimatnya, hanya berteriak pelan.

Ada rasa bersalah yang menyelinap. Tapi, bersamaan dengan itu, ada juga rasa rindu pada kenyamanan yang Puspa tawarkan.

Harry membenamkan wajah ke tangannya sendiri.

“Gimana ya? Aku udah nggak bisa kasbon lagi, gara-gara udah kebanyakan kasbon untuk bawa Puspa makan di restoran dua mingguan ini. Untung aja bentar lagi aku mau naik jabatan, kalau enggak? Bisa-bisa nggak makan gaji aku. Hmm ... apa ... aku coba minjem ke Puspa lagi, ya? Atau—aku buntutin Ara diam-diam ke tempat kerjanya? Jumpain Bos nya langsung, meminjam uang dengan Ara sebagai jaminannya?”

...****************...

Wulan : Ar, setelah gue pikir-pikir, perkataan lo ... ada benernya juga. Lo bisa temanin gue visum hari ini?

Ara membaca pesan yang dikirimkan Wulan sambil menikmati teh hangat dan sekeping roti jagung tawar. Matanya sesekali melirik Harry yang keasyikan menyemprot parfum ke area tubuh tertentu.

Benaknya menaruh curiga. Namun, ia memilih untuk tidak bertanya. Sepandai-pandainya menutup bangkai, pasti akan tercium jua jika sudah waktunya. Jika sudah seperti itu, maka ... tidak akan ada lagi kesempatan untuk sang suami. Begitu pikir Ara.

Setelah Harry berangkat kerja tanpa pamit, Ara lekas mencari kontak nama ‘Paduka Raja.’ Ara mencoba menghubungi—menunggu detik demi detik yang berlalu.

Tuuut~

Tuuut~

“Hallo? Ada apa? Kangen, ya?” Terdengar suara dari seberang.

Ara memutar matanya malas, kemudian menarik napas dalam-dalam. “Selamat pagi, Pak Elan. Mohon maaf sebelumnya jika saya lancang, hari ini apa bisa saya datang terlambat? Emmm, saya bersedia dipotong gaji, jika memang diperlukan.”

Di seberang, terdengar napas Elan mendesah pelan. “Apa yang terjadi? Ada keperluan mendesak? —Saya ingin penjelasan yang lebih detail.”

Ara terdiam, berpikir sejenak—apa boleh dia menceritakan semua. Tapi, akhirnya ia berpikir—tidak ada gunanya juga jika ia menutup-nutupi.

“Saya ingin menemani teman saya untuk visum. Saya tau ini bukan alasan yang biasa, tapi saya berjanji akan segera menyelesaikan pekerjaan yang tertunda begitu saya tiba di kantor,” jelas Ara dengan penuh sopan dan santun.

“Visum?” Elan memastikan. “Apa kalian terlibat baku hantam? Kamu juga ikut-ikutan? Kamu baik-baik saja?” cicitnya.

“Bukan, Pak. Bukan begitu.” Ara mengulum senyuman. Lalu, ia menceritakan semua yang terjadi begitu saja.

“Baiklah, tidak masalah. Tapi, pastikan kamu segera menyelesaikan pekerjaan yang tertunda dan tidak mempengaruhi kinerja kantor,” kata Elan tegas.

“Baik, Pak. Terima kasih, saya akan segera menyelesaikan semuanya dan memastikan tidak ada pekerjaan yang tertunda,” jawab Ara mantap.

“Saya akan mengirim Davin untuk menemani kalian,” ucap Elan.

“Pak Davin? Ah ... sebaiknya tidak us—”

“Jangan menolak, Arawinda,” potong Elan cepat. “Saya mengirim Davin agar mempermudah tujuan kalian. Selain itu, agar kamu juga lekas kembali ke kantor.”

Ara tak bisa lagi menolak. Dan di seberang, Elan tersenyum puas.

...****************...

“Ini Pak Surya, pengacara keluarga Wiratama. Ara bilang kamu butuh bantuan hukum, jadi saya langsung kontak beliau.”

Wulan terlihat canggung, sementara Ara menatap Davin nyaris tak percaya. Pengacara? Dia bahkan baru tau sekarang—tentang bantuan hukum yang disediakan Elan, untuk membantu temannya.

Davin terlihat tenang saat menyampaikan. Namun, sebenarnya, ia nyaris meringis melihat belasan luka memar yang tampak di area luar tubuh Wulan.

‘Malang sekali,’ lirih Davin di dalam hati.

Pak Surya mulai memberikan serangkaian pertanyaan. Wulan juga menceritakan peristiwa yang terjadi dengan runut.

“Tapi, apakah Anda melakukan perlawanan?” tanya Pak Surya pada Wulan. Sontak pertanyaan itu membuyarkan lamunan Davin.

Davin memperhatikan Wulan yang menggaruki tengkuknya.

“Lawan dikit sih, Pak,” jawab Wulan ragu-ragu.

“Sedikit itu, yang seperti apa?” Pak Surya meminta jawaban yang lebih detail.

Semakin kencang pula Wulan menggaruki tengkuknya.

“Saya orangnya kan nggak suka main tangan, Pak. Nggak sopan kan kata orang-orang. Jadi ... saya balasnya pake kaki.” Wulan menjawab sambil menatap lurus ke langit-langit ruangan. Tak berani menatap Pak Surya.

“H—hah? Kaki?!” Davin tercengang. Ara apalagi, sudah menganga lebar—dia juga baru tau ini.

Pak Surya meminta Wulan menjelaskan lebih detail.

“Waktu suami saya dan ibunya memukuli saya secara bergantian—saya mendadak bangkit, Pak. Seolah-olah mendapatkan kekuatan yang luar biasa, mereka saja sampai kejengkang. Sebenarnya, saya mau pergi gitu aja. Tapi, ternyata sifat dajjal mereka nggak berhenti sampai di situ. Hati saya langsung panas waktu mereka ngata-ngatain ibu saya yang udah tiada. Katanya, hati saya ini busuk—sebusuk aroma karet yang menempel di tubuh ibu saya . Dulunya, ibu saya—buruh perkebunan karet.”

Ara, Pak Surya, serta Davin—fokus mendengarkan cerita Wulan. Tanpa sadar, rahang Davin sudah menegang.

“Jadi, saya kalap, Pak. Langsung aja saya terjang dayak bibir suami saya, sampe jontor,” sambung Wulan.

Davin langsung mengacungkan dua jempol. Hatinya puas.

“Selain itu, apa suami Anda mengalami cidera lainnya?” selidik Pak Surya.

“Gigi suami saya jadi belah tengah sekarang, Pak. Apa ada kemungkinan—saya bakal dituntut balik, Pak?” tanya Wulan. Wajahnya tampak cemas.

Pak Surya tak langsung menjawab, ia menghela napas pelan. Jemarinya sibuk mencatat di buku catatan kecil. Lalu, ia menatap Wulan sambil membenarkan posisi kacamatanya.

“Anda tenang saja. Saya akan mengurusnya dengan baik. Saya pastikan, Anda akan segera terbebas dari mereka.”

.

.

.

Sementara di tempat yang berbeda—di ruangan arsip. Suara desahan bersahut-sahutan, menggema di dalam ruangan yang tak seberapa luas.

Puspa menjerit kencang saat area bawahnya terasa ada yang mengucur deras—Harry langsung membungkam bibir Puspa dengan bibirnya.

“Mas, aku ingin yang lebih. Masa tiap hari hanya dipuasin pakai jari begini,” rengek Puspa manja.

Harry tersenyum tipis. Mengecup lembut bibir Puspa yang selalu basah.

“Iya, nanti. Tunggu waktu yang pas,” jawab Harry.

“Kapan?” Mata Puspa memelas.

“Sabar ya ...,” Harry membelai lembut rambut Puspa. “Oh iya, gimana ... kamu bisa nggak minjamin Mas uang lagi? Ara nggak bisa bantu sama sekali. Mas bener-bener kepepet. Kamu ... bisa kan?”

Puspa tak langsung menjawab, ia memikirkan sejenak permintaan pria itu. Namun, fokusnya hilang ketika jemari Harry kembali menyelusup ke dalam rok nya.

Puspa menggigit dada Harry yang masih berbalut kemeja. Tubuhnya bergetar kala Harry kembali memainkan jemarinya di bawah sana. Tubuh Puspa menggelinjang, disertai dengan desahan-desahan yang membuat atmosfer ruangan semakin membara.

Tanpa mereka sadari, di sudut ruangan tanpa penerangan—seseorang kembali merekam. Bibirnya menyeringai.

*

*

*

1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kamu kan levelnya makan masakan makmu, masakan istri mah, buat makan gukguk komplek.. 🏃🏃🏃
Dae_Hwa💎: hussss, 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
waktu kerja kantoran gaya lo pongah har...boro² nyukupin nafkah istri...giliran kerja kyk begini ngeluh...dasar manusia bersyukur kau har
Dae_Hwa💎: betul. syukur² ada kerjaan. padahal halal
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
kesian😂😂😂 ( ketawa jahat )
Dae_Hwa💎: NGIAHAHAHHAHA
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
istianah istianah
apa" jngan" si erlan dan ara mau di makcomblangin sama si davin ya ,kalau bener bgitu se 7 aq , tak pantau terus sampe mereka menikah
Dae_Hwa💎: Bisa jadiiii~ pantau terus 🫵
total 1 replies
Tini Ratnadilla
wulan sama Davin aja, aku merestui....
Dae_Hwa💎: Kak, Davin punya ku 🙂‍↕️
total 1 replies
Mba Ayuu
the real karma yang sering dituduhkan sama ara
Dae_Hwa💎: betul.
sayangnya dia gak bersyukur. padahal halal.
total 1 replies
Miaaaoowww😸
si wulan disuruh ngapain itu sama si davin???
pinisirinnnnnn🤭🤭🤭
Dae_Hwa💎: Jangan-jangan~~~
total 1 replies
Miaaaoowww😸
bolehkah saya menculik yang namanya Hary???
Dae_Hwa💎: Mau di apain kak? 🙂‍↔️
total 1 replies
Miaaaoowww😸
gendeng banget jadi cowokk, pengen tonjok dehhhhh🤬🤬🤬
Dae_Hwa💎: Banting² ke lantai
total 1 replies
Sayur segar
ya gapapa sih. yg pnting kan tangan istrimu mulus. kau kan suka?
Dae_Hwa💎: Nah iya, kemarin di pujapuji
total 1 replies
Sayur segar
dsr gk tw brsyukur kau
Dae_Hwa💎: Betul sangat!
total 1 replies
Star Ir
suaminya keponakan saya aja buruh angkut di pasar gak kekurangan makanan kok, gpp gak bakal kelaperan. 😁😁
Dae_Hwa💎: Betul. Apapun itu, selagi halal dan mencukupi, syukuri. Biar berkah.
Sayur segar: betul tuh. memang si harry nya aja yg suka memandang rendah pekerjaan org.
total 2 replies
Sayur segar
ngomongin apa kalian woy 🤣
Dae_Hwa💎: bisik² 🙆🏼‍♂️
total 1 replies
Sayur segar
😆😆😆😆😆😆😆
Dae_Hwa💎: /Joyful/
total 1 replies
Sayur segar
apa jgn2 bapaknya elan ngejodohin sama cwe ini?
Dae_Hwa💎: Mungkinkah~
total 1 replies
Sayur segar
aku rasa si harry ngelarang ara kerja karna takut tersaingi
Dae_Hwa💎: itu sudah pasti, hahahah
total 1 replies
Tini Ratnadilla
selamat ara atas perceraiannya, semoga dapat ganti yang lebih baik
Dae_Hwa💎: Aamiin, pantau selalu 🙂‍↕️
total 1 replies
Mba Ayuu
siapa yang ingin diposisi ara, pasti semua wanita ingin lMenikah sekali seumur hidup. tapi kalau suaminya modelan Harry ya, nggak usah mikir 2 kali sih untuk pisah.
Dae_Hwa💎: betul, semua pasti pengennya sekali seumur hidup.
tapi kalau kyk Harry, sendiri lebih baik.
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
klo macam² manusia kadal ini dipenjarakan aj ra😡
Dae_Hwa💎: 🦎 : tolong jangan samakan daku dengannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!