Aditya Wijaya prakasa(35 tahun), atau biasa dipanggil Aditya..adalah seorang CEO tampan dan juga duda kaya raya,memiliki kecerdasan diatas rata2, Aditya adalah seorang laki - laki yg baik dan penyayang, karena masa lalu nya bersama mantan istrinya yang dulu pernah selingkuh darinya.. kini Aditya menjadi seorang yang dingin, cuek, arogan, dan tidak percaya lagi akan cinta..
Nabila sanjaya(25 tahun) adalah seorang Janda muda yang memiliki 2 orang anak,memiliki paras cantik,sangat penyayang, humoris,tegas, pekerja keras, dan baik hati..
bagaimana jadinya ya kalau si duda tampan dan cuek itu bertemu dengan Nabila si janda muda yang sangat baik hati dan penyayang itu.. akankah Aditya berubah dan percaya akan cinta sejati..
stay tune ya teman..☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virsya eldina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Sepanjang jalan Nabila hanya diam, begitupun dengan Aditya.
" Tumben sekali wanita bodoh ini diam, biasanya dia selalu banyak bicara " batin Aditya yang sebenarnya ingin membuka pembicaraan namun bingung mulai dimana.
Dritt.. Dritt... Suara HP Nabila berbunyi..
" Astagfirullah.. aku lupa kabarin Risa " ucap Nabila menepuk jidatnya melihat Risa yang menelepon.
" Hallo Ris " ucap Nabila.
" Nabila... kamu kemana kok gak ada, kamu baik - baik aja kan, aku cuma motor kamu aja di sini " ucap Risa khawatir.
" Aku baik - baik aja Sa, aku berangkat sama Pak Aditya Sa, maaf ya aku tadi lupa kabarin kamu " ucap Nabila.
" WHAT.. sama Pak Aditya.. kenapa bisa " ucap Risa kaget.
" Ia Risa tadi kebetulan Pak Aditya lewat dan nawarin tumpangan buat aku " ucap Nabila yang padahal sebenarnya Aditya lah yang memaksanya.
" Oke deh kalau gitu Bila, ciee... ciee... Nabila.. " ucap Risa mengejek.
" Kamu tu, sempat - sempat nya ngeledek " ucap Nabila kesal.
" HaHa.. Haha.. ya udah sampai ketemu di kantor Bila " ucap Risa.
" Iya Risa hati - hati di jalan " ucap Nabila.
" Oke " balas Risa mengakhiri teleponnya.
" Huh.. ini semua gara - gara Bapak " ucap Nabila.
" Kenapa kamu salahin saya " ucap Aditya.
" Bapak maksa saya kan, padahal saya dah bilang udah di jemput, saya jadi lupa kan kasian teman saya Pak nungguin saya dari tadi " ucap Nabila memarahi Aditya.
" Bukan saya salah, itu salah kamu kenapa lupa " ucap Aditya gak mau kalah.
" Dasar Arogan " gumam Nabila yang di dengar Aditya.
" Apa tadi.. apa kamu bilang " ucap Aditya.
" Gak Pak... saya gak ngomong apa - apa " ucap Nabila cemberut dan memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil melihat kendaraan di luar yang berlalu lalang.
Haris yang melihat pertengkaran antara Nabila dan Aditya itu hanya bisa senyum - senyum sendiri karena menurutnya Nabila dan Aditya itu bagaikan tikus dan kucing yang selalu bertengkar jika bertemu, namun Haris juga tidak luput dari rasa bahagia ketika melihat Tuannya yang sepertinya sudah banyak berubah semenjak mengenal Nabila.
Tak lama kemudian mobil mereka sampai di tempat tujuan.
" Pak Haris.. berhenti - berhenti Pak " ucap Nabila dan Haris pun melambatkan jalan kendaraan nya.
" Saya berhenti di sini saja ya Pak " ucap Nabila bersiap untuk turun dari mobil.
" Tapi sebentar lagi kita sampai di lobi kantor Nabila " ucap Haris.
" Saya turun di sini saja ya Pak, saya gak enak kalau ada yang liat saya kok bisa semobil sama Pak Aditya ke kantor Pak " ucap Nabila.
Aditya hanya diam, ia hanya takjub melihat tingkah Nabila yang menurut nya berbeda dari wanita lain karena biasanya para wanita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini bisa semobil bersama Aditya dan malah senang jika orang lain bisa melihatnya namun itu tidak dengan Nabila.
Bukan hanya Aditya, Haris pun merasa Nabila memang wanita berbeda dan memang cocok jika di sandingkan dengan Aditya.
" Saya turun di sini saja ya, Terima kasih Pak Aditya dan Pak Haris sudah memberi tumpangan untuk saya " ucap Nabila kemudian turun dari mobil.
" Huff... alhamdulillah gak ada yang liat " ucap Nabila menoleh ke kanan dan kekiri melihat - lihat jika ada yang melihatnya tadi turun dari mobil Aditya.
Nabila pun berjalan menuju kantor Aditya, namun tanpa di sadari Nabila sebenarnya ada seseorang yang sedari tadi melihat nya turun dari mobil Aditya.
" Itu kan Nabila, terus itu bukannya mobil Pak Aditya, bisa - bisa nya dia turun dari mobil itu, berarti dia semobil dong sama Pak Aditya "
" Awas saja, dasar janda genit, pasti dia sudah berani merayu Pak Aditya, lihat saja nanti akibatnya " ucap Cindy yang melihat Nabila turun dari mobil Aditya.
Flashback on
" Sarah, temenin aku keluar ke ATM depan yuk.. bentar aja aku mau ambil uang nih soalnya buru - buru ke kantor gak sempat mampir dulu ke ATM " ucap Cindy.
" Aku lagi sibuk ni Cin, kamu minta temenin Budi tu atau siapa kah sana, lagian pulang kerja aja kan bisa Cin " ucap Sarah.
" Aku males singgah - singgah lagi Sar " ucap Cindy.
" Ntar aja deh kalau gitu jam istirahat ya " ucap Sarah.
" Sarah ni gak asyik ah, ya udah aku pergi sendiri aja " ucap Cindy kesal kemudian turun ingin ke ATM yang memang tidak jauh dari kantor mereka.
Cindy sudah sampai di mesin ATM dan bergegas keluar, namun kebetulan mobil mewah berwarna hitam lewat di depan Cindy yang memang Cindy tahu betul siapa pemilik mobil itu.
Cindy ingin kembali ke kantor nya, namun langkahnya terhenti karena melihat mobil Aditya yang tadi berhenti, padahal lobi kantor masih jauh, dan betapa terkejutnya Cindy ketika melihat ada seorang wanita turun dari mobil itu dan yang turun itu adalah Nabila.
" Itu kan Nabila, terus itu bukannya mobil Pak Aditya, bisa - bisa nya dia turun dari mobil itu, berarti dia semobil dong sama Pak Aditya "
" Awas saja, dasar janda genit, pasti dia sudah berani merayu Pak Aditya, lihat saja nanti akibatnya " ucap Cindy yang melihat Nabila turun dari mobil Aditya.
Flashback off
Melihat mobil Aditya sudah berlalu meninggalkan Nabila, Cindy mempercepat langkahnya untuk segera menyusul Nabila yang tidak jauh dari nya.
" Hei.. tunggu.. " teriak Cindy memanggil Nabila.
Nabila yang mendengar ada seseorang memanggil namanya reflek menoleh ke belakang dan melihat seorang perempuan yang tengah ngos - ngosan berjalan menuju ke arahnya, Nabila tidak tau kalau itu Cindy, ia ingat kalau wanita itu salah satu karyawan disini namun tidak tau namanya.
" Itu Mbak - mbak kenapa manggil saya ya, eh itu kan karyawan disini yang tempat kerja nya sama - sama Risa " ucap Nabila.
" Hei kamu.. kamu tadi kenapa bisa turun dari mobil Pak Aditya, kenapa bisa bareng- bareng sama dia " tanya Cindy kesal.
" Astaga ketahuan, ku kirain gak ada yang liat " batin Nabila.
" Oh itu Mbak tadi Pak Aditya kasih saya tumpangan karena hujan deras Mbak, cuma sekarang kan udah berhenti hujannya " ucap Nabila.
" Asal kamu tau ya, Pak Aditya itu paling anti mobilnya di naikin sama wanita lain, jadi gak mungkin dia mau kasih kamu tumpangan, kecuali... memang kamu yang sudah menggoda Pak Aditya " cibir Cindy membuat hati Nabila sakit mendengarnya.
" Saya tidak menggoda nya Mbak, kalau tidak percaya coba aja tanya langsung sama Pak Aditya " ucap Nabila tenang.
" Alasan aja,pokoknya kamu dengar ya, kamu jangan berani - berani menggoda Pak Aditya, Pak Aditya itu milik aku, kalau sampai kamu berani liat aja nanti akibatnya " ucap Cindy kemudian berlalu meninggalkan Nabila.
Nabila hanya bisa menarik nafas panjang mendengar ucapan Cindy.
" Ya Allah, segitu banget ya Mbak itu, kalau mau ambil, ambil aja sana tu.. ambil tu Pak Aditya, siapa juga yang mau sama dia, bilangin aku godain Pak Aditya segala lagi, ihh amit.. amit.. " ucap Nabila berbicara sendiri.
" Ini semua gara - gara Pak Aditya " ucap Nabila kesal dan berbicara sendiri sepanjang jalan menuju kantor.
*Bersambung..
Terima kasih udah tetap stay tune ya para readers ku sayang, Terima kasih juga udah kasih aku saran dan support.. 😍😍*
Semngat baru komen di bab ini soalny keasikan baca😅
Smga saja semakin kebelakang semakin bagus dlm penulisannya🙏