Rani tak menyangka perasaan yang ia pendam selama ini ternyata berbalas rasa yang sama juga dari boss muda.
Rani merasa sangat bahagia tapi di sisi lain ia juga tidak ingin menyakiti hati Shella yang ternyata juga mencintai boss muda.
Rani hanyalah seorang karyawan yang bekerja di mall di bawah pimpinan boss muda sementara Shella adalah teman kuliah boss muda yang statusnya adalah orang kaya juga.
Rani menjadi dilema, ia ingin menepis semua perasaan yang ada di hatinya namun tak bisa
karena semakin hari boss muda makin memberi harapan padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan shella
"Terserah aku dong! aku maunya dia yang mijitin aku, ya sudah... kan gak ada urusannya sama kamu!" teriak boss muda.
"Jelas ada urusannya dong Bram ....! aku kan calon istri kamu....jelas aku gak rela kamu di sentuh-sentuh sama cewek lain, apalagi sama cewek kampungan seperti dia itu!" tunjuk Shella pada Rani dengan penuh kebencian.
Rani yang meringis kesakitan habis di dorong Shella tadi cuma diam dan menundukkan kepalanya.
Kemudian Rani berlari menuju keluar kamar, ia terus berlari meninggalkan boss muda dan Shella yang bersitegang.
Boss muda yang melihat Rani berlari keluar kamar, kemudian segera berlari juga mengejar Rani.
"Ran....Rani....tunggu!" teriak boss muda sambil berlari mengejar Rani.
Di ruang meja makan, bibi yang melihat pemandangan itu sampai bengong melihat Rani yang berlari sambil menangis lewat di depannya, kemudian di susul boss muda yang juga berlari mengejar Rani, tak lama di belakang boss muda si Shella juga berlari mengejar boss muda.
Bibi jadi pusing melihat ketiga orang itu pada berlarian kejar-kejaran, bibi geleng-geleng kepala sambil berkata.
"Sebenarnya ada apa ya, kok boss muda ngajak mbak Rani dan mbak shella lari-larian,"kata bibi dengan wajah polosnya.
Setiba di depan rumah, Rani langsung berlari kencang menuju ke arah sepeda motornya.
Tapi tiba-tiba tangan boss muda mencekal tangan Rani dengan kencang sambil berkata.
"Aku....antar kamu pulang," kata boss muda dengan nafas tersengal-sengal habis mengejar Rani.
"Tidak pak! saya pulang sendiri saja," kata Rani sambil menangis.
"Gak! kamu pulang dengan ku!" paksa boss muda sambil menarik tangan Rani masuk ke dalam mobilnya.
Tenaga Rani tidak kuat menahan tarikan tangan boss muda dan akhirnya ia masuk juga ke daam mobil boss muda.
Sejurus kemudian boss muda menghidupkan mobilnya dan melaju dengan kencang.
Shella yang melihat itu semua sangat marah dan kesal pada ulah boss muda yang lebih peduli pada Rani.
"Bramm........!' teriak shella sekencang-kencangnya
"Apaan sih kamu Bram....kenapa kamu lebih memilih cewek kampungan itu daripada aku.....!"
Shella menendang-nendangkan kakinya pada kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri, ia sangat geram sekali.
Sambil mengepalkan kedua tangannya Shella berkata.
"Awas kamu ya cewek kampung, aku akan buat perhitungan sama kamu!" kata Rani dengan wajah penuh emosi.
Di dalam mobil, Rani masih menangis tersedu-sedu.
Boss muda menoleh pada Rani yang masih menangis dan berkata.
"Maafkan kejadian tadi ya," kata boss muda dengan tatapan iba pada Rani.
Rani tetap menangis dan tetap diam tak menjawab boss muda.
Tiba-tiba boss muda menghentikan laju mobilnya dan menepi di pinggir jalan.
Kemudian dia menghadapkan tubuhnya pada Rani dan memegang tangannya.
"Ran.....maafkan sikap Shella tadi ya, semua ini gara-gara aku sampai-sampai Shella marah sama kamu dan mendorong kamu tadi."
Rani masih diam seribu kata
"Ran....kamu marah sama aku?" tanya boss muda yang masih menatap Rani.
Rani masih diam dan sejurus kemudian ia menghela nafas panjang lalu menatap boss muda dan berkata.
"Pak....ini yang terakhir ya pak... bapak jangan dekat-dekat saya lagi, dan saya juga akan menjauh dari bapak..." kata Rani sambil terisak.
"Gak Ran, kamu gak boleh menjauh dari aku, kamu adalah orang yang selama ini aku cari Ran, dan aku juga terlanjur jatuh cinta sama kamu Ran," kata boss muda sambil menggenggam tangan Rani erat-erat.
Rani Kembali menangis, ia merasakan ada kehangatan yang merasuki jiwanya ketika tangan boss muda menggenggam erat tangannya dan ia merasakan ada kedamaian di sana.
Buru-buru ia menepis semua lamunannya.
"Pak.....saya gak bisa....karena yang paling pantas buat bapak adalah mbak shella bukan saya...,"kata Rani dengan menahan sisa tangisannya.
"Gak Ran, aku akan tetap menunggumu sampai kamu percaya kalau aku benar-benar mencintaimu, kalau kamu gak percaya ayo...sekarang kita ke rumahmu, aku akan menemui ibumu dan melamar mu!" kata boss muda meyakinkan Rani
Rani menatap boss muda dalam-dalam ia ingin mencari kesungguhan di mata itu.
Tiba-tiba hati Rani sedikit luluh ketika melihat mata boss muda dan melihat ada kejujuran di sana.
"Jawab Ran, kita ke rumahmu sekarang dan aku akan lamar kamu sekarang juga," kata boss muda.
"Iya pak, saya percaya bapak sungguh-sungguh mencintai saya ," kata Rani perlahan dan menatap mata boss muda, boss muda membalas tatapan mata Rani dengan penuh kehangatan, lalu membelai rambut Rani yang panjang terurai sambil berkata.
"Terimaksih sayang...sudah percaya padaku."
Kemudian tangan mereka saling menggenggam dan saling tersenyum merasakan kebahagiaan yang mendalam.
Di rumah boss muda sana, tampak Shella masih menunggu kedatangan boss muda,ia duduk di kursi ruang tengah dengan muka menahan emosi.
"Non Shella, mau di bikinin minuman?" tanya bibi menghampiri Shella yang duduk sendirian.
"Gak," kata Shella dengan cemberut.
"Mau bibi bawakan kue?"
"Gak!"
"Atau mau bibi temani di sini?" tanya bibi lagi.
"Enggak....!" teriak shella dengan kesal sambil melotot pada bibi.
Seketika bibi beranjak dan pergi meninggalkan Shella yang masih marah.
"Kenapa sih mbak shella kok marah-marah terus gitu," kata bibi sambil melihat Shella dengan heran.
Tiba-tiba dari arah belakang tante Hilda menghampiri Shella yang sedang duduk sendiri.
"Kamu kenapa Shell, kok tante dengar dari tadi teriak-teriak terus," tanya Tante hilda pada Shella.
"Gimana gak emosi tingkat tinggi aku tan.....
tadi itu si Bram mengundang si cewek kampung itu untuk mijitin kepalanya yang sedang sakit, lalu aku labraklah tuh cewek sampai aku bersitegang sama Bram.
Dan Tante tahu......apa yang di lakukan Bram!
ternyata dia lebih memilih cewek kampungan itu daripada aku.....ya aku marahlah Tan!" kata Shella sambil bersungut-sungut.
Tante Hilda diam sejenak seperti ada yang di dipikirkannya.
"Jangan-jangan Bram jatuh hati sama cewek itu!" kata tante Hilda sambil melihat Shella.
"Ah tante gak mungkinlah tan ......masak Bram seleranya cewek kampungan kayak gitu, punya jabatan enggak, kaya juga enggak....lalu apa dong yang Bram banggain dari cewek kampung itu!" kata Shella dengan sengit.
"Iya ya, bener juga kamu Shell."
"Atau ... jangan- jangan cewek itu cuma buat happy-happy aja sama Bram,."
"Tetep aja Tan....aku tetap gak suka dan gak rela kalau Bram deket-deket cewek lain selain aku!" kata Shella sambil cemberut.
Tante Hilda kembali terdiam lalu ia bertanya pada Shella.
"Memangnya Bram pernah nyatain perasaan nya ke kamu Shell?
"Belum pernah sih, cuma pas acara ulang tahunnya kemaren itu, aku yang nyatain perasanku dulu padanya tan...."
"Terus....." tanya tante Hilda penasaran.
"Terus Bram bilang, ia gak mau mikirin itu dulu dia pengen fokus sama pekerjaannya sekarang, tapi aku bilang ke Bram kalau aku akan menunggunya tan."
"Hmmm....." gumam tante Hilda.
