Novel ketiga author. Komedi Romantis.
Dera, mahasiswa cantik yang mengidolakan seorang pengusaha muda tampan dan terkenal bernama Zayn Wiguna. Namun, Dera harus mengubur dalam-dalam perasaannya, saat Zayn memutuskan bertunangan dengan kekasihnya.
Patah hati membuat hidup Dera berantakan, hingga tanpa sengaja ia justru terjebak dalam situasi yang memaksanya menikah dengan Zayn. Saat Dera tak bisa menghindar, sifat asli Zayn mulai terbongkar, Semua yang ditampilkan di media hanyalah kepalsuan. Dera juga baru mengetahui fakta bahwa Zayn adalah kakak kandung Zayyan, laki-laki yang selama ini dengan tulus mencintainya.
Mampukah Dera mempertahankan perasaannya pada Zayn, atau justru ia akan berpaling pada Zayyan yang jelas-jelas tulus mencintanya?
Sebelum membaca novel ini, disarankan membaca novel author sebelumnya dengan judul *My Amazing Husband* dan juga *Menikahi Anak Sopir*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Zayyan akhirnya mau mendengarkan kata-kataku. Untungnya Zayyan tidak keras kepala seperti Kak Zayn. Dia benar-benar berlaku baik dan lembut padaku, tidak seperti kakaknya, Zayyan bisa mengerti perasaanku.
Setelah Zayyan pergi, aku dan Kak Zayn kembali ke mobil. Aku masih kesal dengannya yang tiba-tiba menciumku, dan Kak Zayn sendiri juga diam tidak menjelaskan apapun.
"Aku mau pulang," kataku saat Kak Zayn sudah menjalankan mobilnya.
"Yang tadi itu …."
"Lupain aja, aku tahu kok itu karena Clara," sahutku lalu mengalihkan pandangan ke jalanan di depanku.
Melihat padatnya kendaraan terasa lebih menyenangkan bagiku daripada melihat wajah menyebalkan itu. Mungkin aku memang terlalu bodoh, sampai aku lupa menyadari kenyataan bahwa Kak Zayn masih mencintai Clara. Aku ingin menjauh tapi hatiku terlalu mencintainya, dan aku sangat berharap dia bisa mencintaiku suatu hari nanti.
"Sorry ya. Kamu tahu kan aku terpaksa melakukan itu, Dera?” Aku bisa melihat dari ekor mataku, Kak Zayn sedang memandangku saat ini.
"Iya. Anterin aku pulang aja,” pintaku tanpa menoleh padanya.
“Aku mau ajak kamu ke suatu tempat dulu, kalau kamu mau?”
“Aku nggak bisa Kak, aku mau istirahat aja di rumah,”
“Sebentar saja, kalau di sana kamu nggak suka, aku akan antar kamu pulang.”
“Terserah deh,” jawabku ketus sambil membuang muka ke arah jendela sampingku.
Mobil melaju semakin cepat membelah jalanan yang padat, Kak Zayn menyalip beberapa kendaraan dengan kecepatan penuh, seakan dia adalah seorang pembalap profesional.
“Pelan-pelan Kak, aku masih mau hidup?” teriakku karena takut. Pasalnya kebut-kebutan di jalan raya apalagi di tengah padatnya kendaraan itu sangat berbahaya.
“Aku nggak mau mati konyol,” teriakku lagi karena Kak Zayn tetap tidak mau mengurangi kecepatan mobilnya.
“Jangan ketus sama aku, Dera,” kata Kak Zayn setelah mengurangi kecepatan mobilnya.
Aku memandangi Kak Zayn yang ternyata juga memandangku.
“Apa sih arti pernikahan ini buatmu, Kak? Apa setelah menikah nanti perlakuan Kak Zayn ke aku akan lebih parah dari ini?” tanyaku.
Kak Zayn tidak menjawab, ia malah mempercepat laju mobilnya. Seharusnya aku sadar, dari awal Kak Zayn hanya memanfaatkanku kan? Sayangnya aku lupa daratan dan berpikir dia bisa berubah.
Aku memejamkan mata, tidak ada lagi yang perlu dibahas bersamanya, toh dia juga tidak mau menjawab pertanyaanku.
Oh, hati, jangan lemah, aku masih belum banyak berusaha, suatu hari nanti aku akan bahagia bersamanya.
*
*
*
“Dera, bangun. Dera, bangunlah, kita sudah sampai!” Samar-samar kudengar suara Kak Zayn yang membangunkanku, aku juga merasa lengan kananku diguncang berkali-kali yang memaksaku untuk membuka mata.
“Dera, bangun, kita usah sampai.”
“Kita di mana?” tanyaku bingung karena tempat ini sangat asing bagiku.
“Udah ayo turun dulu!” ajak Kak Zayn yang kemudian membuka pintu mobilnya.
Akhirnya, dengan setengah mengantuk aku mengikuti Kak Zayn turun dari mobilnya. Kak Zayn menghampiriku dan langsung menautkan kelima jemari kirinya pada jari-jari tangan kananku.
“Apa ada wartawan juga di sini?” tanyaku penuh curiga karena di sekitar tempat ini sangat sepi.
“Nggak ada. Ayo kita ke sana!” ajaknya yang kemudian menarik tanganku semakin mendekat ke arah air.
Hah? Air? Danau? Apa dia mau menceburkan aku ke dalam sana?
“Nggak, nggak. Aku masih mau hidup Kak.” Aku menarik lepas tangan kami yang bertautan.
“Dera, kamu akan tetap hidup. Aku cuma pengen ngobrol sama kamu,” kata Kak Zayn yang kembali meraih tanganku.
Dengan ragu aku menurutinya. Kami duduk di tepi danau yang tenang. Walaupun begitu, aku tetap waspada, takut-takut Kak Zayn tiba-tiba mendorongku ke danau.
“Aku sama Clara sudah berakhir Ra, dan aku mau, kamu gantikan dia di hati aku. Tolong bantu aku, Dera.” Kak Zayn menatapku, dari sorot matanya itu aku tahu dia sangat berharap padaku.
“Kak Zayn,”
“Maaf kalau aku membuatmu sakit hati, tapi jangan pernah berpikir untuk pergi dariku, apalagi mengakhiri hubungan ini. Aku nggak mau mengecewakan mamaku, Dera.”
“Kalau begitu belajarlah mencintaiku Kak Zayn.”
❤❤❤
Selamat siang, mon maap telat.
Hari ini up 1 bab aja ya. 🙏
Insya Allah besok double up 🥰🥰
Jangan lupa like, komen, hadiah, dan vote nya
Sampai jumpa lagi 🥰🥰
😏😏😏😏😏
Leh..... ngapain g ambil troli juga....🤦🤦🤦🤦