Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 03
🌸🌸🌸
Kesempurnaan fisik Aurel, ia dapatkan dari sang ibu, yang dulunya adalah seorang model tercantik dan terseksi di kota.
Sangat berbeda dengan Annin yang jika dilihat biasa-biasa saja. Karena tertutupi oleh ukuran bajunya yang selalu saja kedodoran.
Kecantikan dan kemolekan tubuh Aurel, membuat Annin begitu ekstra menjaganya dari para lelaki hidung belang.
Namun, apalagi yang bisa dibanggakan dari tubuh indah itu, jika sudah dirusak oleh lelaki yang tidak bertanggung jawab.
Setelah dirasa Aurel sudah mulai tenang, Annin melepasakan Aurel dari pelukanya. Dengan kedua tanganya menggenggam pelan bahu kanan dan kiri Aurel.
"Kenapa bisa begini Aurel?" Tanya Annin
"A-aurel ti-tidak tau k-kak ... Orang itu maksa Aurel ... hiks, hiks, huwa ... " Ucap Aurel dengan terbata-bata. Tangisannya semakin pecah saat potongan-potongan adegan itu menari-nari memenuhi pikirannya.
"Sayang," Kesedihan yang sempat Annin tahan, kini sudah tidak sangup lagi ia tahan, saat mendengar ucapan adiknya, rasa bersalah kini mendominasi memenuhi pikirannya.
Annin langsung memeluk Aurel dengan begitu eratnya, berusaha menguatkan Aurel. Padahal ia sendiri juga rapuh. Annin melepaskan pelukan itu, menghapus air mata Aurel dengan kedua ibu jarinya.
Dengan segala sisa kekuatan yang ada, Annin mampu menyembunyikan kesedihan dan keperihan hatinya. Annin menuntun pelan Aurel menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh Aurel agar ia lebih tenang dan nyaman.
Aurel hanya diam dengan matanya memandang kesembarang arah. Hanya mengikuti dan menerima apa yang dilakukan kakaknya.
Begitu sampai di dalam kamar mandi, Annin membantu melepaskan pakaian Aurel. Mata Annin membulat sempurna, hatinya bagaikan diiris-iris pedih, saat melihat warna merah bahkan juga ada yang terlihat membiru pada setiap inchi tubuh Aurel. mungkin sebagian tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pria tak bertanggung jawab itu kepada Aurel, saat aurel melakukan perlawanan.
Annin semakin tidak tega, saat matanya melihat bagian inti dari tubuh Aurel yang terlihat membengkak. Benar-benar hancur hatinya sekarang. Bagaiman rasanya? Pasti itu sangat sakit sekali. Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Apakah mampu orang-orang sepertinya, melawan hanya sekedar mencari keadilan untuk adiknya. Apa yang bisa ia lakukan di negara yang pastinya hukum tidak akan pernah berpihak kepadanya. Annin hanya mampu memberikan doa-doa agar orang-orang tak bertanggung jawab di luaran sana dapat berubah. Padahal dalam hatinya, Annin benar-benar merasa tidak adil dalam kehidupan ini. Kenapa ia selalu diberikan ujian hidup yang bertubi-tubi. Apakah tidak bisa ujian-ujian itu datang berurutan. Ujian yang datang setelah ujian yang ada selesai ia hadapi.
Apakah tidak akan ada sebuah hari, dimana itu adalah masa kebahagian. Buah dari hasil ujian yang ia hadapi.
"Sa-sakiiit kak ... hiks," ringis Aurel memandang sedih Annin dan tanganya mengelus bagian bawah perutnya.
Mata Annin dibuat berkaca-kaca, saat mendengar kalimat singkat Aurel. Kakak mana yang tidak sedih melihat adiknya diperlakukan seperti ini, kenapa tidak ia saja yang berada di posisi Aurel.
"Umurnya baru 18 tahun tuhan kenapa kau membiarkannya merasakan hal semacam itu, kenapa tidak aku saja ya Tuhan ...kenapa?" Batin Annin sedih
Dengan hati-hati Annin mendudukkan Aurel di kursi kayu yang tadi sempat ia ambil. Annin pun memulai ritual memandikan aurel.
Setelah selesai memandikan Aurel, dengan pelan Annin menuntun Aurel untuk keluar dari kamar mandi. Namun, saat Aurel melangkahkan kakinya, ia kehilangan kesadarannya.
Annin yang panik, mencoba menenangkan dirinya. Dan dengan cepat memasangkan pakaian ketubuh Aurel yang saat ini tidak sadarkan diri.
Annin langsung membawa Aurel keluar kontrakkan menuju jalan raya, berusaha mencari taksi dengan tertatih serta pikiran yang tidak karuan.
***
Begitu sampai di rumah sakit. Aurel langsung ditangani oleh dokter yang biasanya menangani penyakit Aurel.
Annin terlihat bolak balik didepan pintu ruang UGD. Buliran air mata tak henti-hentinya mengalir begitu derasnya, tanpa bisa ia tahan.
30 menit kemudian, akhirnya pintu itu terbuka. Dan keluarlah seorang dokter wanita paruhbaya. Annin yang panik langsung menanyakan keadaan aurel.
"Dokter Diana, bagaimana keadaan aurel? Apa ada masalah dengan ginjalnya? Apa aurel akan baik-baik saja, Bu?" Pertanyaan-pertanyaan beruntun yang dilontarkan Annin, membuat dokter Diana, sahabat dari almarhum ibu angkatnya, menatapnya iba.
"Ibu akan menjelaskannya.Tapi, tidak disini, mari ikut ibu, ke ruangan ibu terlebih dahulu, " ajak dokter Diana.
"Baik, Bu," jawab Annin seraya menepis air matanya.
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩