Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengundurkan Diri
Kath berjalan masuk ke ruangan Ethan, suara ketukan stilettonya beradu teratur dengan lantai, tubuh rampingnya berlenggok menunjukan tubuh proposional idaman semua wanita. Tidak berlebihan yang membuat orang menatap muak, tapi justru pandangan kagum yang setiap orang layangkan padanya.
"Berkas yang harus anda tanda tangani, Tuan," ucap Kath dengan menyimpan beberapa berkas di tangannya. Kembali pada pekerjaan dimana dia di tuntut dengan keprofesionalan. Melupakan hubungan mereka di ranjang, dan bekerja sebagai atasan dan bawahan saja.
Tanpa bicara Ethan meraih ballpoin yang tersimpan rapi lalu membuka satu persatu berkas.
Saat semua berkas telah di tanda tangani Kath tak kunjung pergi dan hanya berdiri di dekat meja Ethan membuat pria itu mendongak.
Kath menipiskan bibirnya lalu menyimpan satu lembar kertas di depan Ethan. "Saya ingin mengundurkan diri," ucap Kath dengan suara yang lebih tenang, sementara Ethan mengerutkan dahinya dengan dalam. "Tolong tanda tangani," kata Kath masih dengan ekspresi yang sama.
"Apa lagi ini?" Ethan merasa ini bentuk protes Kath tentang pertunangannya.
"Aku hanya ingin mengundurkan diri?"
"Kath. Haruskah kamu melakukan ini?"
"Apa maksud anda, Tuan?"
"Kemarin kamu memintaku untuk tidak datang lagi ke apartemen, lalu sekarang mengundurkan diri?"
Kath mengerutkan keningnya. "Aku melakukan ini bukan karena itu."
"Lalu? Beri aku alasan yang tepat?" Ethan menatap datar.
"Aku hanya membutuhkan suasana baru."
"Kalau begitu kamu bisa cuti." Ethan meremas surat pengunduran diri Kath lalu membuangnya ke tempat sampah.
Melihat itu Kath hanya terdiam. Dia sudah menyangka Ethan memang akan melakukan itu pria itu tidak akan mudah melepaskannya.
"Ethan—" Saat ini seseorang masuk dengan senyum cantiknya, lalu melangkah menuju Ethan.
"Kenapa kamu kesini?" ucap Ethan bahkan tanpa menatap ke arah si perempuan yang datang.
"Mengunjungi tunanganku, tidak boleh?" tanpa meminta izin, perempuan itu mendudukan dirinya di pangkuan Ethan membuat Ethan yang awalnya tak peduli sedikit terkejut beberapa saat sebelum kembali menormalkan rautnya.
"Oh kamu sekretaris Ethan, bukan?" seolah baru menyadari kehadiran Kath, perempuan itu menyapa. "Hallo, aku Serena." Serena menaikan tangannya.
Kath menunjukan senyumnya namun tak sampai ke mata. "Ya, salam kenal, Nona Serena."
"Kamu boleh pergi." Kath sempat tertegun dengan ucapan dingin Ethan hingga beberapa detik kemudian Kath berhasil menguasai dirinya lalu pergi.
"Kalau begitu saya permisi, Tuan." Kath melangkah keluar. Namun saat ini saat pintu benar-benar tertutup Kath melihat Serena memiringkan wajahnya tepat di depan wajah Ethan. Tentu saja dia tahu adegan apa itu. Tak ingin lebih menyakiti hatinya Kath segera pergi ke ruangannya lalu mendudukan dirinya.
Matanya memejam membayangkan apa yang tengah pasangan tunangan itu lakukan sekarang. Dengan perasaan yang semakin terasa sakit Kath mencoba kembali fokus pada pekerjaannya.
"Kath." Baru saja akan membuka berkas di depannya Kath mendengar seseorang memanggilnya.
"Ya?"
Davin asisten Ethan menghampirinya. "Hadiah dari Tuan Ethan." Davin meletakan sebuah kotak di depannya. "Tuan Ethan bilang dia lupa saat harusnya dia berikan kemarin."
Kath tersenyum. "Terimakasih, Dav."
"Baiklah, aku pergi." Kath mengangguk. Setelah Davin benar-benar pergi Kath membuka kotak tersebut dan rupanya itu tas yang dia lihat kemarin.
Kath menghela nafasnya, menutup kotak itu kembali lalu menghubungi seseorang.
"Bisa kita bertemu?"
"Kapan?"
Kath melihat jam di pergelangan tangannya yang sebentar lagi adalah jam makan siang."Sebentar lagi aku kesana."
Kath merapikan mejanya lalu membawa kotak yang baru saja Davin bawa untuknya keluar untuk segera bertemu temannya.
Saat baru saja menutup pintu ruangannya dia melihat Serena keluar dari ruangan Ethan.
"Hai." Wanita itu menyapa dengan menaikan pakaiannya yang sedikit kusut, lipstik di bibirnya sedikit berantakan menunjukkan kegiatan apa yang baru saja terjadi ruangan Ethan barusan.
Mata Kath memperhatikan namun dia hanya tersenyum menahan sakit di hatinya. "Hallo, Nona."
"Kau akan keluar?" tanya Serena. Mereka berjalan beriringan menuju lift.
"Ya, aku akan makan siang."
Serena menatap kotak di tangannya, namun Kath tak berencana bicara atau bahkan menjelaskan. "Kau juga punya," tunjuknya pada kotak tersebut. "Aku juga, itu edisi terbatas. Sangat sulit mendapatkannya." Pintu lift terbuka dan mereka melangkah masuk. "Tapi beruntung Ethan membeikannya untukku." Serena berucap dengan bangga, sementara Kath hanya semakin merasa miris di hatinya.
"Tapi, dari mana kau mendapatkannya? Aku bahkan mencari di semua toko resmi tapi tetap tidak tersedia karena memang sangat terbatas."
Kath tak ingin bicara, tapi kenapa Serena terus bertanya. "Apakah aku juga beruntung?"
Serena terdiam wajahnya datar beberapa saat sebelum kembali tersenyum. "Aku kira juga begitu."
Kath menghela nafasnya saat pintu lift terbuka. "Mari Nona, saya permisi." Kath melangkah lebih dulu dan mendahului membuat Serena mengerutkan kening tak suka.
"Jalang. Jadi tas itu untuknya?" Serena masih menatap kepergian Kath dengan perasaan marah. Tidak, dia tidak memilikinya. Saat dia kira Ethan memang membelikan untuknya, tapi tas itu justru Ethan berikan pada sekretarisnya. Beruntung saat itu dia sempat berfoto dengan tas tersebut hingga setidaknya dia bisa memamerkannya di media sosialnya. Namun saat dia baru saja selesai berfoto Ethan justru membawa tas itu pergi.
...
"Ada apa tiba-tiba ingin bertemu?" Luisa teman sekaligus sahabat Kath bertanya saat Kath baru saja duduk di kursinya. Mereka bertemu di sebuah restoran tak jauh dari kantor.
"Kamu sangat sibuk?"
"Tidak terlalu, ada pegawai lain yang menggantikan aku." Luisa bekerja di sebuah hotel sebagai resepsionis
Kath meletakan kotak di tangannya. "Apa ini?" tanya Luisa, lalu saat matanya menangkap brand yang tertera di atas kotak matanya membelalak sempurna.
"Aku dengar ini edisi terbatas, bisa kamu menjualnya untukku?" tanya Kath acuh.
"Kau gila? Maksudku kamu yakin?" tanyanya tak percaya. "Kau tahu para wanita kaya itu mencari kemana-mana hanya untuk edisi terbatas ini?"
"Jadi aku bisa kan dapat harga penuh. Aku belum pernah memakainya."
"Ini dari Ethan?" Kath mengedikkan bahunya. Tentu saja, memang dari siapa lagi. "Kenapa kau menjualnya?"
"Hanya membutuhkan uang. Aku mungkin akan menjual beberapa barang lainnya yang dia berikan."
"Ethan tahu kau melakukan ini?"
"Itu tidak penting untuknya. Lagi pula ini sudah menjadi milikku, aku mau jual atau tidak, bukan urusannya lagi."
"Maksudku selama ini kamu menyimpan semua pemberiannya seperti harta karun. Tapi sekarang kamu mau menjualnya?"
Kath menghela nafasnya. "Karena dia bertunangan?" tanya Luise tepat sasaran.
Mendapati Kath yang hanya diam Luisa berdecak.
"Sejak dulu sudah aku beritahu kan, kamu sendiri yang tidak mau dengar." Ya, berulang kali Luisa mengingatkannya jika Ethan hanya pria yang menginginkan tubuhnya saja. Dan melihat jarak diantara mereka Kath dan Ethan tidak akan bisa bersama. "Kau berhak bahagia, dan mendapatkan pria yang tulus mencintaimu."
Kath tersenyum. "Aku tahu. Makanya aku mau mengakhiri ini. Aku tidak boleh rugi kan. Jadi aku harus punya keuntungan dari kerja kerasku."
"Baiklah, bawa semua aku akan menjualnya untukmu. Aku pastikan kamu mendapat harga penuh."
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.
bisa saja dia minta banyak lalu kabur tapi membuat mu kena mental dgn harga murah rasanya lebih badas.
anjlok nggak tuh harga diri 🤭.
hilang yg lama ya kath🤗 jangan cepat ketemu, kalau ketemu semoga ketika anaknya sudah bisa membela ibunya dan melawan bapaknya.
kau hanya lelaki lemah dan tamak kekuasaan karena kau belum mampu membuat keputusan sesuai hati nurani mu, itu adalah bukti ketidakmampuan dalam bersikap.
bahwa kehadirannya sungguh berharga..
nyesel kan sekarang kamu Ethan😨
suatu saat sapa tau ketemu Ethan lagi
biar tahu rasa si ethan
obati hatimu yang terluka dgn tidak lagi berada disekitarnya.
mungkin dia hanya lelaki lemah
yg cuma bisa patuh pada aturan keluarganya atau dia lelaki tamak akan kekuasaan, persetan dengan cinta yang penting dia semakin sukses.
orang yg modelan begitu tidak cocok dengan wanita berhati tulus, cocoknya sama wanita yang sefrekuensi dengannya
wanita licik dan tak punya hati.