NovelToon NovelToon
Di Bawah Langit Yang Sama

Di Bawah Langit Yang Sama

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

" Sekali berkhianat maka sampai kapanpun akan terus menjadi pengkhianat".

Begitulah kalimat yang menjadi salah satu sumber ujian dari sebuah hubungan yang sudah terjalin dengan sangat kokoh.

" Orangtua mu telah menghancurkan masa depanku, makan tidak menutup kemungkinan jika kamu akan menghancurkan pula anakku. Sebelum itu terjadi aku akan mengambil anakku dari hubungan tidak jelas kalian berdua".

Cinta yang sudah terbentuk dari sebuah kesederhanaan sampai akhirnya tumbuh dengan kuat dan kokoh, ternyata kalah dengan sebuah " Restu" dan "keegoisan" di masa muda adalah sebuah penyelesalan tiada akhir.

Berharap pada takdir dan semesta adalah sebuah titik paling menyakitkan secara sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Semenjak Rayyan memegang perusahaan kini Pradana benar-benar pensiun, hanya menikmati waktu bersama sang istri dirumah. Melewati setiap waktu dengan kegiatan dirumah saja, sesekali mereka keluar untuk sekedar makan malam bersama dengan kedua anaknya.

Siang ini terasa cukup terang namun masih tertahan dengan pepohonan yang berdiri kokoh dihalaman belakang rumah Pradana, angin semilir kini menyapa kulit yang sudah mulai keriput karena usia menuju senja.

Tatapan itu kini terasa kosong, kepalanya berkelana kemana saja seolah sedang mencari jalan keluar dari setiap kata-kata yang berlarian.

" Liora banyak berubah semenjak hubungannya dengan Arga berkahir".

" Sudah 5 tahun berlalu, tapi Liora semakin menutup diri bahkan kegiatannya selama ini hanya bekerja lalu berdiam diri dikamar".

" Liora terlihat tersenyum namun tatapannya kosong, seperti sudah kehilangan arah untuk melanjutkan hidupnya".

" Lihat, dia benar-benar hanya melakukan kegiatan sesuai dengan alurnya saja. Keceriaannya juga sudah tidak sehangat dulu ".

Nafas itu kini ditarik dengan cukup panjang dan dalam namun masih terasa sesak didalam dadanya, otak Pradana kini berputar kearah masa lalu dengan kilatan memori.

Saat meta diketahui sedang mengandung anak kedua mereka, perasaan Pradana maupun Rayyan sangat bahagia. Kehadiran Liora benar-benar disambut dan dinantikan dengan penuh cinta, namun sekarang semua berubah cinta yang tumbuh dan penuh kini hanya tinggal sisa sedikit tanpa bunga yang wangi.

" Pah, minum dulu teh nya selagi hangat jangan kebanyakan melamun". Suara langkah meta tidak sempat terdengar membuat Pradana yang sedang melamun kini terlonjak kaget.

" Terimakasih Ma".

Meta kini memposisikan untuk duduk disamping sang suami, bukan pagi ini saja sudah sejak lama suaminya memang terlihat seperti seseorang yang sedang menahan rasa sesalnya.

" Ada apa Pah? Apakah anak-anak Papa ada berulah nakal lagi?". Meta tidak bermaksud menyinggung hanya saja kondisi saat ini sepertinya tepat dengan pertanyaan sang istri.

" Sepertinya aku terlihat egois Ma, tapi aku hanya ingin yang terbaik untuk semua anak-anak". Tatapan itu kini menatap lurus kedepan dengan penuh pertanyaan dan pertimbangan.

" Terbaik untuk siapa Pah? Untuk Papa atau untuk siapa?". Kali ini meta hanya ingin meluruskan pemikiran sang suami.

Hati Ibu mana yang tega melihat perubahan sang anak yang dulu ceria kini menjadi pemurung bahkan menutup diri, jangankan untuk dunia luar bahkan untuk kedua orangtuanya saja Liora seperti membuat batasan yang cukup besar.

" Papa hanya tidak ingin, anak perempuan kita disakiti. Orangtuanya saja berani mengkhianati dan menyakiti apalagi anaknya Ma?". Tidak ada nada tinggi, seperti sebuah lirihan suara itu kini terdengar menyedihkan.

" Apa selama 3 tahun mereka menjalani hubungan Papa pernah melihat Liora menangis? Bahkan setiap Liora keluar rumah selalu ditemani oleh Arga, sisi sebelah mana menyakitinya Pah?".

Kini tatapan Pradana dan Meta bertemu, keduanya berbicara dari tatapan yang dalam bahkan sendu memikirkan sang anak.

" Terakhir Arga pamit sebelum mengakhiri hubungan mereka, Liora sudah terlihat sembab tetapi dihadapan kita dia menahan sakitnya pah....."

Meta menahan tangisnya, kini Meta memberanikan diri untuk menceritakan kondisi Liora kepada sang suami. Selama ini bukan tidak peduli saat Meta sering melihat Liora menangis sendirian dikamarnya. Bahkan tengah malam, Liora duduk didapur untuk minum kopi dan menangis seorang diri. Ingin rasanya memeluk sang anak, namun ia tidak ingin mengganggu privasi sang anak.

" Selama 5 tahun dia telah kehilangan sesuatu yang besar dari hidupnya, demi keinginan kita Pah. Bahkan dia telah kehilangan arah hidupnya, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dalam perjalanan yang sedang dia lalui". Kini Meta tidak bisa menahan air matanya.

Kini Meta berusaha menarik nafas dalam, menggenggam tangan sang suami dengan tatapan lembutnya.

" Pah, perjalanan kehidupan memang tidak sama meskipun mereka lahir dari keluarga yang sama. Mama mohon, sudah cukup kita egois dengan menyalahkan masa lalu... Sekarang kita berikan dia rumah yang dibutuhkan untuk dia tinggal ya Pah".

" Apa semuanya belum terlambat Ma?" Pradana menganggukkam kepalanya, namun masih ada keraguan dalam dirinya.

Angin menuju sore kini berhembus pelan memberikan kesejukan ditengah rasa gundah yang sedang dirasakan, aroma teh yang mulai dingin membawa ketenangan yang sejak tadi membara.

" Maafkan kesalahan Papa, karena keegoisan papa kita harus merusak masa bahagia anak perempuan kita Ma..." Pradana menatap kosong kearah langit yang masih terlihat cerah.

" Liora sudah dewasa Pah, dan lebih bijak dalam bersikap. Pelan-pelan kita coba untuk berbicara dari hati ke hati lagi dengan anak kita ya Pah, kita perbaiki yang salah dengan solusi dan saling terbuka". Meta senang kini sang suami telah lebih tenang dan bijak.

" Waktu memang tidak bisa diputar kembali, tapi setiap waktu yang datang selalu memberikan kesempatan yang sama untuk kita pergunakan dengan baik Pah".

Ucapan meta sedikit memberikan ketenangan dalam hati Pradana, memang semua sudah ada masanya dan kita hanya bisa memperbaiki yang telah lalu.

" Papa akan bahagia ketika Liora kembali terbuka dengan kita, ternyata dia tidak salah mencintai Arga tapi keegoisan Papa yang membuat Liora kehilangan cintanya ya Ma". Lagi Pradana hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri berteman sesal.

Meta menganggukkan kepalanya yang ditemani senyuman manis, setiap permasalahan akan selesai dengan pikiran yang tenang bukan sebuah emosi yang akan memberikan jalan yang salah.

" Liora anak Papa, bagaimana pun kondisi dan keadaannya sudah terbukti bukan? Jika Liora lebih memilih Papa meskipun dia harus menahan sakit kehilangan cinta nya". Meta kembali menyadarkan sang suami.

Memang benar Liora akhirnya memilih untuk berpisah dengan Arga, karena tidak ingin terus terlibat pertengkaran dengan sang Papa. Bahkan setelah perpisahan terjadi Liora masih bersikap baik, hanya saja memang hidupnya jadi lebih tertutup dan tidak terarah.

Tetapi Liora masih bisa tersenyum dan bersikap biasa kepada orangtuanya, selama ini dia menyimpan rasa sakitnya seorang diri.

1
Wang Lee
Iklan untukmu
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Wang Lee
Ngak, itu namanya cengeng
Wang Lee
Makanya jangan
Wang Lee
Lagi kok nangis
Wang Lee
Ngobrol saja
Wang Lee
Hehehe
Wang Lee
Usahlah
Wang Lee
Habiskan saja
Wang Lee
Iya...
Wang Lee
Nah....sekarang baru
Wang Lee
Kok bisa begitu
Wang Lee
Jadi elo juga
Wang Lee
Alah elo
Wang Lee
Nah...
Wang Lee
itulah aku
Wang Lee
Makasih
Wang Lee
Justru itu...
Wang Lee
Berubah gimana
Wang Lee
Iya, itulah permasalah kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!