NovelToon NovelToon
Aku, Suami Dan Sahabatku

Aku, Suami Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Pelakor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Namanya Diandra Ayu Lestari, seorang perempuan yang begitu mencintai dan mempercayai suaminya sepenuh hati. Baginya, cinta adalah pondasi rumah tangga, dan persahabatan adalah keluarga kedua. Ia memiliki seorang sahabat yang sudah seperti saudara sendiri, tempat berbagi rahasia, tawa, dan air mata. Namun, sebaik apa pun ia menjaga, kenyataannya tetap sama, orang lain bukanlah darah daging.

Hidupnya runtuh ketika ia dikhianati oleh dua orang yang paling ia percayai, suaminya, dan sahabat yang selama ini ia anggap saudara.

Di tengah keterpurukannya ia bertemu ayah tunggal yang mampu membuatnya bangkit perlahan-lahan.

Apakah Diandra siap membuka lembaran baru, atau masa lalunya akan terus menghantui langkahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyambut calon menantu mertuaku

Diandra terus meremas pelan gelas berisi teh hangat di tangannya. Tatapannya lurus pada dedaunan yang bergerak sesuai arah angin.

"Sepertinya suasana hati sahabatku sedang buruk," celetuk Olivia sembari melirik Diandra.

"Kamu benar." Menunduk, memainkan jarinya di bibir gelas. "Mertuaku mendesak agar aku segera memberikan cucu, padahal itu di luar kendaliku. Bahkan dia meminta mas Ramon untuk menikah lagi," suara Diandra hilang di akhir kalimat. Air matanya terjatuh begitu saja.

Isakan yang semula ia tahan akhirnya pecah merasakan elusan di pundaknya. "Aku sudah berusaha semaksimal mungkin, Vi."

"Tenanglah, selama pak Ramon mencintaimu semuanya akan baik-baik saja."

"Bagaimana jika cinta itu hilang seiring penantian yang tidak kunjung usai?"

"Cantiknya Via tidak boleh menangis seperti ini hanya karena seorang pria. Sini peluk." Olivia tersenyum, merentangkan tangannya dan bersiap memeluk Diandra.

Pelukan itu mampu menghilangkan keresahan Diandra. Mungkin karena selain Ramon, hanya Olivia Renata yang dia miliki di dunia ini. Orang tuanya meninggal dunia tiga tahun yang lalu akibat kecelakaan tunggal.

"Via, aku boleh bertanya sesuatu padamu?"

"Tanyakan saja."

"Kenapa jam tangan suamiku bisa ada di kamarmu?"

"Ja-jam tangan?" Olivia mengerutkan keningnya.

Diandra mengambil jam tangan tersebut dan memperlihatkan pada Olivia. "Aku menemukannya di dalam laci."

"Oh jam tangan itu? Aku tidak tahu kalau itu punya pak Ramon, aku mendapatkannya di depan perusahaan. Aku menyimpannya menunggu seseorang mencari, tapi sampai hari ini pemiliknya tidak datang."

"Aku akan membawanya."

"Bawa saja, aku bersyukur benda berharga itu sudah pergi dari tempatku." Olivia tertawa.

***

"Mas, nanti siang aku ada jadwal cek kesehatan lagi. Mas bisa menemani aku?" tanya Diandra sembari membuat simpul di leher Ramon.

"Kenapasih harus ke rumah sakit terus? Nggak bosan apa? Lagian hasilnya itu-itu saja."

"Aku hanya ingin memastikan kondisiku, Mas. Bukannya kita sama-sama ingin punya anak?"

"Kalau memang nggak bisa punya anak nggak usah di paksakan, Diandra! Aku capek setiap hari mendengar keluhan kamu itu."

"Jadi mas juga mengira aku mandul? Tidak bisa punya anak?" Mata Diandra berkaca-kaca.

"Aku cuma berpikir realistis saja. Kalau memang kamu perempuan normal tidak butuh tiga tahun untuk memiliki anak. Tapi apa? Tidak ada hasil kan?"

"Dari tadi pasang dasi tidak selesai-selesai." Ramon melengos begitu saja, bahkan rutinitas harian di mana ia mengecup kening Diandra tidak pria itu lakukan.

"Jadi aku sedang berjuang sendiri?" lirih Diandra. Sakitnya kini berkali-kali lipat sebab yang mengatakannya adalah sang suami bukan orang lain.

Diandra menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan saat menyadari jarum jam. Ia orang paling terakhir meninggalkan rumah sehingga tidak perlu membuang tenaga menyapa siapapun.

Sejenak Diandra melupakan kesedihannya berbaur dengan anak-anak yang sangat aktif.

"Bu gulu."

"Kenapa Bian?"

"Bian mau pup," ujar Abian dengan pipinya memerah dan gembul.

Diandra tersenyum, segera membawa Abian ke toilet dan mengulang hal yang sudah ia jelaskan sebelumnya pada anak-anaknya.

Setelah selesai ia kembali dan ternyata anak-anak yang lainnya sudah pulang dibantu oleh guru lain.

"Bian pulang sama siapa?"

"Ayah."

"Ayahnya di mana?"

"Itu." Abian menunjuk pria yang berdiri tidak jauh dari pagar sekolah. Pria itu mengenakan setelan putih coklat terang di tambah kacamata hitam di wajahnya.

"Ayah!" teriak Abian berlari menghampiri.

Yang di panggil ayah lantas menoleh dan tersenyum pada putranya. "Kok baru keluar?"

"Bian pup di bantu bu gulu." Menunjuk Diandra yang juga berjalan mendekat.

"Terimakasih sudah membantu putra saya."

"Sudah kewajiban saya sebagai orang tua di sekolah." Diandra ikut tersenyum, memandangi dua laki-laki berbeda generasi itu sampai hilang dari pandangannya.

Memastikan semua anak-anak sudah pulang, Diandra pun meninggalkan lingkungan sekolah dan menuju rumah sakit sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.

Dan seperti yang Ramon katakan hasilnya itu-itu saja. Tidak ada komplikasi kesehatan, apalagi di bagian rahim dan pembuahan.

"Tapi kenapa saya belum hamil juga dokter?"

"Tidak semua masalah ada pada perempuan Bu. Sesekali ajak suaminya ikut cek kesehatan bersama," ucap sang dokter.

"Mungkin di pertemuan selanjutnya dok. Terimakasih."

***

Diandra pulang lebih awal hari ini berniat untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Namun, saat tiba di rumah ia malah disambut oleh kesibukan ibu mertuanya di dapur. Awalnya pura-pura tidak melihat tetapi namanya malah di panggil dan dimintai bantuan.

Alhasil Diandra membantu mama mertuanya menyiapkan makan malam yang menurutnya sangat berlebihan dari hari-hari biasanyanya.

"Masak sebanyak ini untuk apa, Ma?"

"Untuk menyambut calon menantu mama,"

"Calon menantu?"

"Kenapa terkejut seperti itu? Memangnya mama salah jika ingin menyambut menantu?"

"Kenapa mama sejahat ini padaku? Menyambut calon istri suamiku di rumahku sendiri?" Mata Diandra mulai memanas, andai saja tidak menahan mungkin bulir-bulir bening sudah berjatuhan.

Hal seperti ini tidak pernah ada dalam bayangan Diandra sebelumnya, apa lagi seterang-terangan ini.

"Jahat kamu bilang? Lebih jahat mana kamu sama mama Diandra! Jelas-jelas tidak bisa memberikan keturunan masih saja egois. Seharusnya kamu bersyukur mama masih berbaik hati tidak menyuruh Ramon menceraikanmu."

"Kalau begitu suruh mas Ramon menceraikanku Ma. Itu akan lebih baik daripada harus berbagi dengan wanita lain."

"Kamu menentang mama?"

"Tapi bersiaplah keluar dari rumah ini, Ma."

1
Rahma Inayah
semoga dilancarkan persidngan cerai diandra.agar bs segera terlepas bebas dr manusia benalu spt ramon
Nena Anwar
terusin lah Thor masih betah banget aku 💪
Dewi
lanjut kak
Maria Kibtiyah
buta si geral terlalu cinta ma si alice dr wonderland🤣
Arsyad Algifari.
masih lah ka mau nambah malah😁😁
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: jangan maruk🔪
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
lagi dong upnya🥰🥰
dyah EkaPratiwi
move on gerald
Ma Em
Diandra semoga gugatan cerainya bisa kabulkan sama pengadilan , dan untuk Gerald jgn ingat terus yg sdh berlalu move on dan bangkitlah tunjukan pada Alice bahwa Gerald bisa melupakannya jgn sampai karena kamu msh cinta sama Alice nanti jadi Diandra yg rugi karena kalah dlm sidang melawan Alice dan Diandra sdh percaya sama kamu Gerald jgn sia siakan kesempatan untuk membuat Diandra bangga padamu Gerald .
luvita luvita
masih
Adi Sudiro
keluar dari rumah orang tuanya
ni manusia oon apa terlalu pintar ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ma Em
Diandra mempercayakan perceraian nya pada pengacara Gerald tapi karena pengacara Ramon adalah mantan istrinya jadi Gerald kalah di pengadilan kalau begitu yg rugi Diandra akibat pengacaranya yg tdk bisa memisahkan masalah pekerjaan dgn masalah pribadinya , lbh baik Diandra ganti pengacara saja daripada nanti malah Ramon yg menang dipersidangan dan Diandra kalah gara2 pengacara nya tdk kompeten .
Maria Kibtiyah
alot bgt kayaknya kasusnya
Nena Anwar
move on dong Gerald masa lalu ya masa lalu kenapa harus dibawa2 ke pekerjaan jika seperti itu terus yg ada Alice merasa menang dari kamu dan merasa masih dicintai,,,ayo Diandra tunjukan taringmu ada Grace yg akan membantu kamu cukup selama ini kamu dibodohi oleh Ramon dan Olivia kini waktunya kamu melawan
Rahma Inayah
semoga pengadilan ke 3 diandra bs hadir dan bs memenagkan sidang pengadilan
Nena Anwar
jangan terlalu membanggakan diri Alice jika nanti kalah dipersidangan kamu akan nangis
Oma Gavin
semoga perceraian diandra bisa dimenangkan dan alice gantian menjerat ramon biar olivia ngereog
Dini Anggraini: setuju bunda 👍👍😍😍😍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Diandra berjodoh dgn Gerald buang jauh jauh si Ramon orang cuma hdp numpang sama istri saja belagu Ramon lupa dia kira perusahaan yg Ramon kelola miliknya tdk tahunya setelah ketahuan selingkuh dgn Olivia hdpnya numpang sama Diandra mertuanya Diandra kira yg kaya si Ramon ga tahunya itu hartanya Diandra , sekarang menyesal Ramon nikah dgn Olivia karena hdp nya kembali seperti dulu lagi hdp susah .
Maria Kibtiyah
ulet bulunya banyak
Rahma Inayah
pede bener si ulat bulu bakal menangi kasus ramon...
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
apakah demitnya pengacara si Ramon😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!