Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...Happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Mobil Alrazi terus melaju di jalanan yang mulai sepi. Mata hari telah tinggi, tapi suasana masih terasa dingin dan sunyi. Sesekali, ia melirik ke arah sistem di layar virtualnya, memastikan titik lokasi misi yang terus diperbarui secara real-time. Matanya fokus, sementara tangannya kokoh menggenggam setir.
"Di sebelah kota bagian barat, bertepatan di sebuah toko terbengkalai," gumam Alrazi sambil membaca rute perjalanan yang tertera. Ia tahu waktu sangat berharga, dan setiap detik yang terbuang bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati bagi target yang harus ia selamatkan.
Merasa situasi ini terlalu serius untuk ditangani sendiri, Alrazi mengambil ponselnya yang tergeletak di kursi sebelah. Dengan cepat ia menekan nomor darurat polisi.
Tuuut... Tuuut... Tuuut...
"Halo, selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" suara ramah dari polisi di ujung telepon terdengar, meski sedikit terkantuk-kantuk.
"Saat ini saya mendapatkan kabar jika ada pembunuhan yang akan terjadi di kota bagian barat, di sebuah toko terbengkalai. Mohon kirimkan bantuan segera!" kata Alrazi dengan nada cepat dan tegas, jantungnya berdebar lebih kencang.
Polisi itu langsung terjaga. "Berikan lokasinya, kami akan ke sana sekarang," jawabnya tanpa ragu.
"Baik," balas Alrazi, lalu dengan cekatan ia mengirimkan titik lokasi yang ditampilkan di sistemnya kepada polisi tersebut. Setelah memastikan pesan telah terkirim, ia mempercepat laju mobilnya, melintasi jalan yang mulai ramai oleh kendaraan pagi.
Saat mendekati kota bagian barat, suasana berubah menjadi lebih suram. Bangunan-bangunan tua dan toko-toko yang tutup terlihat di sepanjang jalan. Toko terbengkalai yang menjadi titik lokasi misi itu akhirnya muncul di depan matanya. Alrazi memperlambat mobilnya, memarkir di sudut jalan agar tidak menarik perhatian. Ia mematikan mesin dan mengamati situasi dari jauh.
Tiba-tiba, sebuah suara notifikasi dari sistemnya menarik perhatiannya.
Ting!
[Perhatian! Target dalam bahaya. Waktu tersisa: 15 menit.]
Alrazi mengerutkan kening, merasakan tekanan yang semakin besar. Ia melihat ke arah toko itu, mencoba mencari tanda-tanda keberadaan target atau pelaku. Namun, dari luar, toko itu tampak sepi, hanya cahaya redup dari lampu jalan yang menerangi area tersebut.
Ia meraih teleponnya lagi, menelepon polisi untuk memastikan mereka sudah dalam perjalanan. "Halo, saya sudah di lokasi. Apa tim sudah menuju ke sini?" tanyanya dengan nada mendesak.
"Ya, tim kami dalam perjalanan. Kami akan tiba dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Jangan bertindak sendiri, tunggu kami," jawab polisi itu.
Alrazi menggenggam ponsel erat, merasa waktu tidak berpihak padanya. Sistem terus memperbarui waktu yang tersisa, membuatnya semakin gelisah. "Sepuluh menit? Itu terlalu lama," pikirnya. Ia tahu bahwa jika ia menunggu, nyawa target bisa saja melayang.
Mengambil keputusan cepat, Alrazi keluar dari mobilnya. Ia berjalan perlahan menuju toko itu, berusaha menjaga langkahnya agar tidak menimbulkan suara. Di balik pintu kaca yang berdebu, ia bisa melihat bayangan samar. Ada seseorang di dalam, bergerak dengan gelisah. Alrazi mendekat, mencoba melihat lebih jelas.
Tiba-tiba, ia mendengar suara bentakan dari dalam toko. "Diam! Kalau tidak, aku habisi kau sekarang juga!" Suara itu terdengar kasar dan penuh ancaman. Alrazi langsung tahu bahwa itu adalah pelaku yang ia cari.
Alrazi mengirim lokasi itu lagi kepada polisi, yang bisa mengirimkan sinyal langsung ke polisi, mempercepat mereka menemukan lokasi tepatnya.
Sementara itu, ia mencoba mengintip melalui celah pintu. Di dalam, ia melihat seorang pria yang membawa pisau, berdiri mengancam seorang wanita muda yang tampak ketakutan. Wanita itu terduduk di lantai, dengan tangan terikat di belakangnya.
Alrazi merasakan adrenalin mengalir deras. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menunggu lebih lama. Dengan hati-hati, ia meraih sebuah tongkat besi yang tergeletak di dekat pintu, bersiap untuk bertindak.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
lanjut up lagi thor