NovelToon NovelToon
MUTIA

MUTIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Selingkuh / Anak Yatim Piatu
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Riaaan

Masa remajaku tidak seindah remaja lain. Di mana saat hormon cinta itu datang, tapi semua orang disekitarku tidak menyetujuinya. Bagaimana?

Aku hanya ingin merasakannya sekali saja! Apa itu tetap tidak boleh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riaaan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Aku turun dari motor Wisnu dan berdiri di hadapannya. Aku hanya ingin berpamitan, awalnya.

"Lo jangan musuhin Suci ya, Mut?" ucap pria itu.

"Kenapa?" tanyaku.

"Mungkin dia butuh orang kayak lo. Karena kalo ga ada lo, kayaknya dia jadi makin hancur. Lo ga masuk 3 hari doang dia malah dapet poin pelanti dari Guru BK."

Aku menghela napas. "Tapi kayaknya itu ga ada sangkut pautnya sama gue deh. Emang dianya aja yang bandel."

"Gue tau kehidupan Suci kayak gimana. Jadi ...."

"Gue juga tau, Nu. Tapi dari sekian banyaknya pilihan hidup, kenapa dia mesti milih yang buruk? Alasannya duit lagi?" balasku memotong kalimat Wisnu.

"Lo ga ngerasain gimana hidup jadi tulang punggung keluarga, Mut," ucapnya pelan.

"Lo juga tulang punggung keluarga, kan? Tapi kenapa lo ga jual diri? Jual nerkoba? Kenapa lo ga kayak gitu?" tanyaku.

"Gue cuma mau lo jangan musuhin dia."

Aku terdiam. Tak bisa aku pungkiri, aku sangat benci dengan Suci saat ini. Mataku menancap tajam pada Wisnu.

"Ya udah, gue cabut ya? Lo jangan bilang-bilang kalo kita pernah ngikutin dia!" Dia benar-benar pergi meninggalkanku di depan rumah.

Ibu sudah tidur sebab lampu rumah sudah gelap. Sesampainya di kamar, aku berbaring dan mengambil ponsel. Melihat chat yang Alex kirimkan. Dia mencariku dan mempertanyakan apa yang terjadi. Entah kenapa aku jadi juga ikut benci dengan Alex. Aku memblokir nomor itu.

Berbaring menatap langit-langit kamar dan menghela napas berkali-kali.

"Kenapa sih orang-orang pada belain Suci? Jelas-jelas dia salah!" Aku bermonolog.

"Alex tau kalo dia ngedar obat, tapi Alex belain dia! Wisnu tau kalo dia jual diri, tapi Wisnu belain dia juga! Semenyedihkan itu ya hidupnya Suci? Banyak kok orang lain yang lebih menderita!"

"Dia juga ngejekin gue pas gue pake skincare! Tapi tadi aja dia pake make up! Bajunya juga baju ga pantas!"

"Terus kenapa Wisnu bilang kalo dia butuh gue? Kayaknya ga deh."

***

Pagi ini di sekolah, Wisnu bertingkah seolah-olah ia tak kenal aku. Aku juga biasa saja. Berjalan sendirian di koridor sekolah menuju kelas.

"Mut!" panggilan itu membuatku menoleh. Alex berlari ke arahku.

Aku berlari menghindarinya. Memasuki toilet perempuan.

Dia selalu mencoba untuk mengajakku mengobrol. Bahkan di kelas dan di manapun.

"Lo berantem sama Alex, Mut?" tanya Bulan.

"Lagi males aja. Lulus sekolah masih lama ya?" balasku.

"Lah, kita aja baru kelas 10," jawabnya.

"Gaaaeess!" Suci datang dan ikut duduk di sebelah Bulan. "Ntar kita makan-makan!"

"Wuih, gajian lo?" tanya Bulan.

"Yoi!" Suci menaikkan alisnya dengan penuh bangga.

"Pulang sekolah mau ga? Kafe Mercon!" usul Bulan.

"Gue ga bisa. Mesti check-up ke rumah sakit." Sebenarnya itu hanya alasan saja.

"Ya udah, kita berdua aja. Ntar kita bawain lo makanan ke rumah ya? Lo mau makan apa?" tanya Suci.

"Kayaknya gue bakalan sampe malem," balasku.

"Ya udah, gue traktir ntar jam istirahat deh. Masa cuma gue sama Bulan yang rayain. Lo harus ikut, Mut," ucapnya lagi.

Aku mengangguk dan mengeluarkan buku dari tas. Rupanya ada PR yang tidak aku kerjakan sebab semalam bersama Wisnu.

"Lo mau nyontek punya gue ga? Gue udah kelar!" ucap Bulan.

"Wuih! Tumben!" balas Suci.

"Gue kerjain sendiri aja, Bul," jawabku.

Kemudian mereka berdiam diri. Aku kembali fokus pada PR.

"Lo ada masalah, Mut?" tanya Bulan.

Aku menggeleng.

"Cerita napa, Mut. Lo mah kebiasaan. Sering dengerin kita curhat, tapi lo sendiri jarang curhat ke kita," balas Suci.

Aku tak menghiraukan kalimat tersebut. Mereka yang awalnya berisik sebab memaksaku untuk bercerita, mendadak diam. Aku menoleh, ternyata ada Alex duduk di sebelahku. Aku kembali mengerjakan PR meski sangat sulit untuk fokus sebab keberadaannya di sini.

"Mana HP lo?" tanyanya terdengar marah tapi lebih tegas.

Aku masih saja fokus.

"Kenapa lo blokir nomor gue?" tanyanya lagi.

"Ga mungkin! Mutia ga mungkin blokir nomor lo!" ucap Bulan.

"Lo kenapa sih? Kalo marah sama gue, ngomong!" tegas Alex lagi. "Mut!" panggilnya.

"Mut, mending lo kelarin dulu deh masalah lo sama Alex. Biar kita yang kerjain PR lo. Sebelum anak-anak yang lain dateng terus kerumunin lo di sini," ucap Suci.

Ya, pahlawan profesional.

"Mutia!" panggil Alex lagi. Aku tetap mencoret-coret kertas sebab PR matematika ini.

Tiba-tiba Alex menarik tanganku dan membuat terkejut.

"Bilang ke gue, kenapa lo blokir nomor gue? Salah gue apa?" tegasnya.

Aku memaksa untuk melepaskan genggaman tersebut dan kembali mengerjakan PR. Tiba-tiba Alex menarik buku itu dan mengerjakannya.

"Gue bisa sendiri!" tegasku berusaha merebut. Namun Alex lebih dulu menyelesaikannya dalam hitungan detik.

Dia menutup buku tersebut dan menaruhnya di atas meja. Kemudian menarik tanganku dengan kasar. Dia tampak sangat marah. "Gue mau ngomong sama lo!" tegasnya menarikku ke luar kelas.

"Lex! Diliatin orang!" omelku. Tapi dia tak menghiraukan apa yang aku katakan.

Hingga akhirnya kami sampai di belakang perpustakaan yang ditanami banyak pohon pinus. Alex mendorongku untuk bersandar di tempbok perpustakaan. Kedua tangannya menghadang kanan dan kiriku untuk tidak bisa kabur. Wajah Alex jadi sangat dekat sebab bertingkah seperti ini.

"Lex! Lo mau ngapain? Jangan aneh-aneh!" omelku.

"Jawab! Salah gue apa sama lo? Kenapa lo blokir nomor gue? Kenapa lo ngehindarin dari gue?" tanyanya.

Kekesalan itu terganbar jelas di wajah Alex. Alisnya sampai-sampai saling mendorong.

"Ya kan bisa ngomong baik-baik, ga usah kayak gini. Kalo diliat orang gimana?!" omelku lagi.

"Lo ga bisa diajak ngomong baik-baik! Gue udah tanya baik-baik pun lo malah diemin gue! Sekarang jawab, kenapa lo ngejauhin gue? Kenapa lo blokir nomor gue? Gue ada salah atau apa sama lo?!"

Aku terdiam sejenak menatap wajah Alex yang masih marah. Ini kali pertama aku sedekat ini dengannya.

"Jawab!" tegas Alex lagi.

"Pertama, gue ga mau berurusan sama pacar orang," jawabku.

"Gue udah putus," balasnya.

"Kedua, gue ga mau berurusan sama lo," lanjutku.

Alis Alex merenggang dan pupil matanya membesar. Aku melihat itu.

"Kenapa?" tanyanya pelan.

"Gue ga mau jadi makin suka sama lo. Ya gue akuin pernah suka. Sebelum perasaan gue makin aneh, mending gue stop aja," jelasku.

Alex menelan saliva membuat jakunnya bergerak. "Gue suka sama lo," ucapnya.

Aku terdiam menatap wajah Alex. Dia menatap wajahku dan sekeliling wajah ini terlihat dari pupilnya yang bergerak-gerak.

"Gue ga mau jadi aneh ke lo, Lex," ucapku.

"Kenapa? Lo suka sama gue. Gue suka sama lo. Apa yang aneh?"

"Mumpung cuma kita berdua di sini. Gue mau bilang ke lo. Gue ga suka lo belain temen-temen gue. Gue ga suka lo deket sama Bulan, sama Suci. Gue ga mau ngerusak persahabatan gue cuma gegara lo. Dan ...." Aku terdiam sejenak. "... gue ga suka lagi sama lo. Jadi, sekarang gue udah putusin, lo bebas suka sama siapapun. Lo juga bebas mau bantuin siapapun. Gue ga peduli lagi."

Entah kenapa tiba-tiba dia bertingkah aneh. Dia tersenyum. Apa ada yang salah dari kata-kataku?

"Tapi, kayaknya lo masih suka sama gue." Dengan sangat percaya diri dia ngomong gitu.

"Ga!" bantahku. "Gue udah ga suka lagi sama lo!"

"Terus kenapa muka lo merah gitu?" tanyanya.

"Hah?!" Aku memegangi pipi.

Dia terkekeh dan aku berusaha untuk kabur, namun tidak bisa sebab dihadang oleh tangan Alex. Aku menyamping untuk menghindari tatapannya.

"Mumpung cuma kita berdua di sini. Gue mau pastiin kalo mutusin dia demi lo itu ga salah!"

Aku terdiam mematung. Alex mutusin pacarnya demi gue?

Entah kenapa, tiba-tiba angin berhembus meniup daun-daun pinus yang menguning, membuatnya berguguran. Sial, ini terlalu romanti untuk kisah cinta remaja. Jantungku berdegup amat kencang.

"Lo mau ga jadi pacar gue?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!