Dikhianati pacar, siapa yang tidak sakit hati? Apalagi mau menikah dua hari lagi, tapi malah menemukan sebuah fakta jika pacarnya telah berkhianat.
Alexia yang buntu, dengan bodohnya meminta tukang kurir untuk menikah dengannya. Bagaimana jalan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Dan benar saja, setelah Mahgrib Alex pergi ke rumah Alexia untuk menepati janjinya kepada gadis tersebut. Dirinya tidak mau dianggap sebagai laki-laki tidak bertanggungjawab. Apalagi jika teringat dengan wajah bahagia Alexia, Alex tidak ingin melunturkan perasaan tersebut.
Ketika dirinya sampai di rumah Alexia, di sana sudah banyak orang. Mungkin tetangga yang diundang oleh Alexia untuk menjadi saksi.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam warohmatuloh, apakah Masnya calon pengantin prianya?" Tanya salah satu warga.
Alex mengangguk. Alex menyalami siapa saja yang berada di sana sebagai bentuk menghormati dan mempererat persaudaraan sebagai sesama manusia.
Alex diajak untuk masuk kedalam rumah. Di dalam sudah ada beberapa ibu-ibu yang duduk lesehan dan saling mengobrol. Alex hanya tersenyum menunduk sebagai tanda menyapa mereka.
"Wah, lihat. Calon Alexia cakep bener. Sepertinya usia pria itu lebih matang dari Aris."
"Iya, Aris saja kalah. Kalau aku jadi Alexia sih ya mending milih yang ini."
"Tapi, apa kalian tahu kenapa Alexia tidak jadi menikah dengan Aris malah menikah dengan dia?"
"Dengar-dengar sih, Aris itu selingkuh. Jadi Alexia mempercepat pernikahannya. Hanya yang jadi pertanyaan, yang jadi selingkuhan Aris siapa kok ini malah Alexia yang menikah duluan."
"Kok aneh ya, Bu Ibu. Tidak mungkin kan Alexia hamil dengan pria ini makanya nikahnya dimajuin?"
"Hus, kamu ini ngomong apa sih? Alexia ini anaknya baik, aku tidak yakin kalau dia seperti itu."
"Eh sudah, itu si Ambar sudah datang. Lebih baik kita diam dulu."
Ibu-ibu yang berada disana langsung diam karena kedatangan Ambar. Apalagi wajah Ambar nampak tidak bersahabat.
Tak lama penghulu datang. Mereka semua berkumpul untuk menyaksikan ijab kabul yang akan segera berlangsung.
Terlihat Alex berbicara dengan penghulu, entah mereka mendiskusikan apa, hanya mereka yang tahu.
Alexia juga sudah datang dan duduk disamping kiri Alex.
Tak ada acara rias merias karena keduanya sudah sepakat acara hanya untuk ijab saja. Penghulu dan Alex kini saling berjabat tangan. Mereka melakukan inti acara sakral tersebut.
Saat penghulu mengucapkan kalimat keramatnya. Mata Alexia terbelalak dengan sempurna, terkejut dengan apa yang barusan Ia dengar. Untuk urusan itu, akan Ia tanyakan nanti saat mereka hanya berdua.
'Kenapa berubah? Apa Pak penghulu salah?' Tanya Alexia dalam hati. Alexia heran kenapa maharnya bisa berubah.
"Saya terima nikah dan kawinnya Bella Alexandria Conde Hutauruk binti Achmad Keenandra almarhum dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.
"Bagaimana para saksi?"
Sah!
Sah!
Sah!
Alhamdulillah!
Penghulu membacakan do'a dan di amini oleh mereka semua.
Setelah bergantian menyematkan cincin pada jari manis. Alexia menyalami dan mencium punggung tangan Alex, di sana keduanya merasakan getaran aneh. Getaran yang tidak biasa karena membuat jantung keduanya dag dig dug duar. Alex sendiri merasa ada aliran listrik yang membuat dirinya tersengat. Kemudian Alex membacakan do'a dan meniup ubun-ubun Alexia.
Mereka sama-sama saling tatap dan tersenyum.
Setelah itu mereka menandatangani berkas. Kini Alex dan Alexia sudah sah menjadi sepasang suami istri, sah secara agama dan negara.
Acara selanjutnya menikmati hidangan yang sudah dipesan oleh Alexia sebelumnya. Bukan makanan mahal, hanya jajanan pedagang kaki lima asal semua semua bisa kebagian.
Entah berapa uang yang dikeluarkan oleh Alexia untuk membayar semua makanan tersebut.
Acara berjalan dengan lancar. Mereka semua memberikan selamat dan rasa terimakasih.
Pukul 21.00 WIB para tetangga telah kembali ke rumah masing-masing. Dan saat ini rumah Alexia sudah sepi.
Alexia mengajak suaminya untuk masuk ke dalam kamar. Ia menuntun suaminya untuk duduk di tepian ranjang. Ia perlu menyampaikan rasa terimakasihnya kepada suaminya.
"Om, Saya mau mengucapkan terimakasih. Terima kasih ya Om sudah mau menikah dengan saya. Mungkin terdengar buru-buru. Mumpung pernikahan kita baru saja ditanam, saya akan menyampaikan alasannya agar suatu saat tidak ada kesalahpahaman diantara kita. Tapi, sebelumnya saya mau meminta ijin. Berhubung saat ini kita sudah menikah, apakah boleh kita bicaranya tidak formal-formal begini?"
Alex mengangguk-anggukkan kepalanya tanda Ia setuju dan menerima.
Alexia tersenyum. "Jadi begini."
Alexia menceritakan alasan dibalik Ia mengajak Alex menikah.
"Maaf, jangan berpikir pernikahan ini hanyalah sebagai bentuk pembalasan. Aku benar-benar ingin lepas dari laki-laki seperti dia dan dengan begini aku bisa lepas dan menghindar dari dia. Aku harap tidak ada kata cerai diantara kita, Om. Karena aku ingin menikah sekali seumur hidup. Mungkin di antara kita belum saling menghadirkan rasa tapi, aku berharap suatu saat rasa itu akan hadir dan menyatukan hati kita. Apa Om Alex ikhlas menjalani pernikahan ini denganku?"
Alex yang sejak tadi memperhatikan istri mungilnya itu tersenyum dalam hati. Alex menganggap istrinya ini terlalu polos tapi, Ia suka dengan kejujurannya. Bahkan jika boleh, Ia akan membalas pengkhianat yang dilakukan oleh mantan calon suaminya itu. Terlebih dengan Sukma, bagaimana bisa seorang kakak menikung adik sendiri?
Alex meraih tangan Alexia dan menggenggamnya dengan erat.
"Bukan aku, kita berdua harus saling belajar. Aku juga bukan laki-laki sempurna. Kita harus saling melengkapi. Kita punya Tuhan, kita harus percaya dengan-Nya. Mungkin yang kamu bilang sebelumnya ada benarnya, siapa tahu kita benar-benar berjodoh. Meskipun usia kita terpaut sedikit jauh tapi, aku yakin semua itu tidak akan menghalangi ikatan dalam rumah tangga kita. Kita jalani bersama ya?"
Alexia tersenyum mengangguk. Akhirnya laki-laki yang sudah menjadi suaminya ini mau mengerti dan menerimanya.
Tiba-tiba Ia teringat akan suatu hal.
"Om, apakah boleh aku bertanya satu hal lagi? Ini perihal mahar, kenapa mahar bisa berubah?"
Alex sudah menduganya, pasti istrinya itu akan mempertanyakannya.
"Kalau aku mengatakan yang sebenarnya, tolong jangan marah ataupun menyesal. Ok."
Alexia mengangguk.
"Jadi, sebelumnya aku juga minta maaf. Bukan maksudku untuk berbohong. Tapi, kenyataannya sekarang aku hanyalah seorang pengantar barang. Semua yang aku katakan benar, hanya ada sesuatu yang tidak aku katakan sejak awal. Karena kamu sekarang istriku, aku tidak mau ada yang ditutup-tutupi lagi. Aku percaya kamu orang baik."
Jantung Alexia sejak tadi berdebar hebat, memang dirinya penasaran dengan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh suaminya itu. Tapi bukan! Bukan itu alasannya, bukan karena menunggu kalimat berikutnya tapi, karena tangannya yang digenggam dengan erat oleh suaminya. Kalau suaminya sadar, mungkin suaminya itu sudah merasakan perubahan suhu pada telapak tangannya yang kini berubah menjadi dingin dan sedikit berkeringat.
"Sebenarnya aku ini seo-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, kalimatnya sudah terpotong karena suara ketukan pintu yang keras.