NovelToon NovelToon
BOSS WITH BENEFIT

BOSS WITH BENEFIT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / CEO
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Five Vee

Putri Regina Prayoga, gadis berusia 28 tahun yang hendak menyerahkan diri kepada sang kekasih yang telah di pacari nya selama 3 tahun belakangan ini, harus menelan pahitnya pengkhianatan.

Tepat di hari jadi mereka yang ke 3, Regina yang akan memberi kejutan kepada sang kekasih, justru mendapatkan kejutan yang lebih besar. Ia mendapati Alvino, sang kekasih, tengah bergelut dengan sekretarisnya di ruang tamu apartemen pria itu.

Membanting pintu dengan kasar, gadis itu berlari meninggalkan dua manusia yang tengah sibuk berbagi peluh. Hari masih sore, Regina memutuskan mengunjungi salah satu klub malam di pusat kota untuk menenangkan dirinya.

Dan, hidup Regina pun berubah dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9. Selalu Saja Begitu.

Alvino mengajak Regina pergi berbelanja pakaian dan juga tas bermerek. Seperti sebelum-sebelumnya, pria itu akan menebus waktu yang terlewat dengan memanjakan Regina.

Dulu mungkin Regina akan sangat senang menerima semua pemberian dari kekasihnya itu, namun sekarang, ia merasa muak dengan apa yang pria itu lakukan.

Namun, sebuah ide licik tiba-tiba muncul di otak cantik wanita berusia 28 tahun itu. Ia akan menerima semua barang yang Alvino berikan. Bahkan dengan senang hati, namun setelah itu, Regina akan menjual barang-barang itu kembali secara online. Lumayan untuk uang jajan tambahan. Pikirnya.

“Sayang, kamu mau beli apa lagi?” Tanya Alvino saat dua paper bag, berukuran sedang, dari merek yang identik dengan warna orange, telah berada di tangannya.

Satu paper bag, berisi setelan kemeja untuk bekerja, satunya lagi berisi sebuah tas tangan.

Regina menyeringai, ia pun berjalan beberapa langkah, kemudian berhenti di sebuah toko merek ternama lainnya. Merek yang identik dengan warna merah di apit warna hijau.

“Sayang, aku boleh membeli jam tangan?” Tanya Regina dengan nada memelas.

“Tentu. Belilah.”

Hati Regina bersorak gembira. Ia pun memilih jam tangan yang cocok untuk dirinya.

Setelah puas berbelanja, mereka berdua makan malam di sebuah restoran bintang lima. Dengan senang hati pun Regina menyantap hidangan mahal yang tersaji di atas meja.

‘Terserah Vin, kamu mau selingkuh atau menikah dengan sekretaris mu. Aku tidak perduli. Tetapi sebelum semua ini berakhir, aku akan menghabisi uangmu.’

Saat tengah asyik menyantap makan malam dengan di selingi obrolan, ponsel milik Alvino berdenting, tanda sebuah pesan telah di terima.

“Sayang, kamu dimana? Jadikan malam ini menginap di apartemen ku?”

Sebuah pesan dari Tamara, sekretaris yang sudah 2 tahun menjadi simpanannya, membuat Alvino tersedak. Ia lupa jika telah menjanjikan akan menginap di tempat wanita itu.

“Pelan-pelan, Vin.” Regina menyodorkan air mineral kepada pria itu.

“Terima kasih, sayang.” Alvino meneguk air itu.

“Pesan dari siapa sih? Sampai-sampai kamu tersedak?”

Mendengar pertanyaan Regina, membuat Alvino kembali tersedak.

“I-itu, pesan broadcast. Video 21+.” Ucapnya bohong.

Regina mencebik. Ia tau jika pria di depannya kini tengah berbohong.

‘Video 21+ atau kamu yang akan melakukan adegan 21+ dengan simpanan mu itu?’

*

Hampir dua puluh menit mereka melanjutkan makan malamnya, Alvino tiba-tiba berpamitan.

“Sayang, Tidak apa-apa kan, jika kamu pulang sendiri? Aku baru ingat, ada pekerjaan penting yang harus aku kerjakan, bertemu seorang klien, karena besok, dia sudah kembali ke kotanya.”

Selalu saja begitu. Ingin rasanya Regina mencabik-cabik pria di hadapannya ini. Namun wanita itu berusaha tenang.

“Tidak apa-apa, Vin. Lagi pula, kontrakan ku tidak jauh dari sini.”

“Maafkan aku, sayang. Klien ini sangat penting.” Tidak mungkin bagi Alvino untuk mengantar Regina, karena apartemen sekretarisnya berlawanan arah.

“Aku mengerti.”

Ya, Regina mengerti. Ada hal yang harus cepat Alvino tuntaskan, dan itu bersama sekretarisnya.

Alvino pun pamit, dengan mengecup ubun-ubun Regina. Tak lupa pria itu membayar tagihan makanannya.

Membuang nafasnya kasar, Regina menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

Selalu saja seperti ini. Semua kemanjaan yang Alvino berikan hanya sebuah kamuflase untuk menutupi setiap kebohongan yang pria itu lakukan.

“Aku membencimu, Alvino Mahendra.”

Hampir sepuluh menit terdiam dalam kegamangan hati. Regina pun merogoh tas tangannya, untuk mengambil ponselnya.

“Hallo, Will.” Ucap Regina setelah benda pipih itu menempel di telinganya.

“Ya, Honey?” Suara William terdengar bercampur dengan suara musik.

“Kamu di klub?”

“Hmm, apa kamu sudah di rumah?”

Regina membuang nafasnya kasar. Sembari memijit pangkal hidungnya.

“Aku—aku di restoran.” Regina menyebut nama restoran bintang lima itu. Dan mengatakan jika Alvino telah pergi meninggalkannya.

“Tunggu aku, aku akan menjemputmu.”

“Hmm.. hati-hati. Will.”

Regina pun kembali menyimpan ponselnya. Masih dengan punggung bersandar pada sandaran kursi, wanita itu mencoba memejamkan matanya.

Entah berapa lama mata Regina terpejam, hingga ia merasakan sebuah sentuhan di pipinya.

“Bangun, Honey. Kita pulang.”

Regina mengerejapkan matanya. William terlihat tersenyum manis kepadanya.

“Jam berapa, Will?” Wanita itu kembali menegakan tubuhnya, sembari meregangkan otot-otot yang terasa kaku.

“Jam 9.15. Ayo kita pulang.” William meraih jemari Regina, menautkan dengan jemarinya.

“Tunggu, Will.” Regina meraih paper bag, yang teronggok di samping kaki meja.

“Hmm.. jadi si rahwana mengajak mu berbelanja?” Pria itu meraih tas belanja itu dengan tangan kirinya.

Regina mengangguk.

“Dasar pria si-alan. Beraninya dia meninggalkanmu begitu saja disini.” Gerutu pria itu.

“Ayo, kita pulang.” Regina menarik tangan William yang telah terkepal.

****

“Will, kenapa kemari?” Regina protes saat mobil William tiba di parkir bawah tanah gedung apartemen yang pria itu tempati.

“Kita tidur disini.”

“Tapi, Will—.”

Satu tangan William terangkat, membuat Regina mengatupkan bibirnya.

“Jangan katakan jika besok si rahwana datang lagi ke kontrakan mu. Aku tidak perduli.” Pria itu melepas sabuk pengaman yang membelenggu tubuhnya, kemudian melakukan hal yang sama pada Regina.

“Bukan begitu. Aku tidak membawa pakaian ganti.” Ucap Regina saat William hendak membuka pintu.

“Memangnya si rahwana tadi tidak membelikan mu baju? Hmm? Pelit sekali pria itu”

“Itu—“itu rencananya aku mau jual kembali secara online. Mumpung masih baru.”

William menganga mendengar ucapan wanita cantik yang duduk di sampingnya itu. Sedetik kemudian ia terbahak.

“Kamu licik juga ya, Honey. Ide mu bagus juga. Tetapi untuk saat ini, gunakan saja dulu itu. Besok aku akan menyediakan semua kebutuhan mu disini.”

Pria itu kemudian turun. Ia lantas membukakan pintu untuk Regina. Tak lupa William juga membawa barang belanjaan wanita itu.

“Honey? Dia membelanjakan mu barang-barang asli, kan?” Tanya William saat mereka berada di dalam lift. Pria itu meneliti tas belanja yang ia tenteng.

Regina memukul lengan pria itu gemas.

“Tentu saja. Aku sendiri yang memilih barang-barang itu.”

“Wah, ternyata uang dia banyak juga, ya? kamu di berikan seperti ini, bagaimana dengan selingkuhannya? Apa dia juga memberikan kartu seperti yang aku berikan padamu?”

Pertanyaan William membuat Regina terdiam. Melihat itu, William pun merangkul bahu wanita itu.

“Maaf. Aku tidak bermaksud membuat kamu sedih.” Sebuah kecupan ia labuhkan pada pipi Regina.

Regina menggeleng. Ia pun membalas rangkulan William. Tidak berapa lama, lift pun terbuka.

“Hon, lihat dan ingat.” William menekan beberapa angka pada gagang pintu apartemennya.

“Itu tanggal pernikahan mama dan papa. Jadi kamu bisa kapan saja masuk ke unit ini, walau tanpa aku.”

Mereka berdua masuk, dan William kembali mengunci pintu itu.

“Apa aku boleh sebebas itu keluar masuk tempat ini?”

William pun menghentikan langkahnya, ia lepaskan tas belanja itu begitu saja di lantai. Kemudian menangkup kedua pipi Regina.

“Tentu. Honey.” William pun mengikis jarak, dengan menyatukan bibir mereka berdua.

.

.

.

Bersambung.

1
Suzanne Shine Cha
wachhh seruuu dan lucu dech kamuu Thorr brarti kita se angkatan trnyata 🤣🤣🤣🙈🙈💝💝💝💪🏼💪🏼💪🏼bttp mgt Thorr 👍🏻👍🏻🌹🌹🌹
Suzanne Shine Cha
/Facepalm/🤣🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Sustika Ekawati
aku mampir baca ya thor
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
kalau kiraan tepat ada lebihan hari contoh 1bln - 4 minggu 2 hari🤭
Nining Chili
👍👍👍
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
aduinaaa🤣🤣🤣
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
lagaknya kayak pria suci🤣🤣🤣🤣
Mutiah Siti Musthofa
ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
so sweet🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
ternyata si BOY anak yg rajin juga yaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ika Wahyuni
ah boy kamu nakal ya🤭
Surati
bagus
Meimei Memei
Luar biasa
@arieyy
ku lihat...lihat....ku buka bab nya ...mampir lahhh🤣🤣🤣
Rohimatul Amanah
Luar biasa
SariRani
Kereeen!! Suka semua karakternya thor ❤️🥳
Eka Uderayana
secangkir kopi buat author ☕
Eka Uderayana
wkwkwkwk 😁...GE er
andrana maula
Luar biasa
Fajar Khanaya
perutku sampek sakit, ketawa ngakak mbaca ini🙏☺️🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!