NovelToon NovelToon
Transmigrasi Negeri Duyung

Transmigrasi Negeri Duyung

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Romansa Fantasi / Time Travel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Fantasi

Xaviera marcella, Remaja usia 17 tahun harus menerima nasib yang buruk. di mana dia tinggal di panti asuhan, selalu dibully dan dijauhi. ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam. suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang meminta pertolongan padanya. itu berlangsung sampai beberapa hari. di saat ia sedang mencari tahu, tiba-tiba kalung permata biru peninggalan ibunya menyala dan membawanya masuk ke sebuah dimensi dan ia pun terhempas di jaman peradaban. hari demi hari ia lalui, hingga ia bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. ternyata gadis tersebut merupakan seorang putri dari negeri duyung. ia pun dijadikan pengawal utama untuk melindungi putri duyung itu.

gimana kisah selanjutnya? akankah Xaviera mampu menjaga putri duyung itu? ikuti kisah selanjutnya hanya di sini🥰
NO PLAGIAT!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The kingdom of mermaids - Sakana city

Di suatu belahan dunia, ada sebuah kerajaan megah yang berdiri di atas lautan yang luas, di sebelah kirinya di kelilingi oleh hutan yang lebat nan cantik. Para penghuninya memiliki wujud aneh seperti ada sisik ikan di sebagian kecil wajah mereka di bagian pipi dekat dengan dahi. Kerajaan itu menguasai lautan barat dan kepulauan bagian barat. Di pimpin oleh seorang ratu yang adil dan baik hati bernama Queen Revally Advison, sehingga penduduk kerajaan hidup damai, makmur dan sejahtera.

Dirinya menjadi Ratu disebabkan ia keturunan bangsawan dari ayahnya yang merupakan Raja sebelumnya. Suaminya meninggal di medan pertempuran beserta ayah dan para sepupunya. Hanya ia yang tersisa dan ia pun mengandung seorang anak dan melahirkan seorang putri cantik yang diberi nama Princess Debbara Alexia Advison.

Kerajaannya itu disebut kerajaan mermaid atau duyung. Semua masyarakat di sana bisa mengubah dirinya sebagai duyung ketika di air dan manusia ketika sudah berada di daratan. Kemampuan mereka bertahan hidup di daratan karena setiap orang memiliki magis atau kekuatan yang diturunkan dari nenek moyang mereka berupa sebuah permata yang tertempel di dahi mereka. Maka dari itu mereka semua bisa hidup di dua alam yaitu air dan darat.

Kerajaan itu beribukotakan Sakana city atau disebut kota ikan sebab penghuninya itu manusia setengah ikan. Mata pencaharian mereka sebagai pengumpul alga dan rumput laut serta bertani. Makanan pokok mereka adalah rumput laut dan mereka tidak makan daging apalagi ikan karena dianggap tidak pantas.

Queen Revally sedang memiliki banyak pekerjaan untuk menambah keamanan kerajaan mereka, sementara Debbara yang sudah tumbuh dewasa menjadi gadis yang cantik tengah bermain-main dengan kekuatan magisnya. Ia dianugerahi magis penyembuhan dan menggerakkan benda. Di dahinya ada permata biru menjadi petanda jika ia keturunan bangsawan.

Ia bosan kesehariannya hanya di istana, dengan ditemani hewan peliharaannya dan juga mainan. Walaupun ia sudah dewasa, ia tetap memainkan mainan yang menurutnya bisa menjadi temannya. Kenapa ia tidak bermain diluar? Dia seorang putri, dan ia tidak mau berbaur dengan mereka. Berbeda sekali dengan ibunya yang selalu berbaur dengan masyarakat.

Terlihat Debbara sedang berbaring di atas kasur megahnya. Ia menghela nafas beratnya sembari menatap langit-langit. "Bosan sekali, setiap hari sama saja menatap kamar ini kalau tidak taman belakang. Aku ingin suasana baru..." rungutnya.

Lalu ia pun terbangun dan mendekati meja yang diatasnya banyak sekali kertas-kertas dan ada cairan tinta hitam dengan kuas di sampingnya. Ia pun melihat sebuah goresan dikertas buatannya, ia sudah menggambarkan kehidupan diluar yang sangat menyenangkan. Hanya ada dirinya dan tidak dibebankan dengan segala macam aturan. Namun ia hanya boleh keluar ketika usianya menginjak 20 tahun (perkiraan).

Tapi tunggu, besok adalah malam purnama. Usianya akan genap 20 tahun ketika malam tiba. Ia pun mengembangkan senyum manisnya sebab ia bisa melakukan apa saja yang ia mau setelah berada di usia itu.

Seorang pelayan wanita masuk mengetuk pintu kamarnya dan masuk menemuinya. Tak lupa pelayan itu tertunduk memberikan hormat padanya. "Salam putri.. saatnya makan siang, ibu ratu sudah menunggu anda di ruang makan." Seperti biasa, tatapan Debbara memandang acuh pada pelayan tersebut. Ia tidak menjawab ucapan pelayan tersebut lalu pergi mendahuluinya. Ia menyusuri lorong istana untuk menuju ke ruang makan. Tak lama, ia pun sampai dan melihat ibunya sudah berada di sana memberikan senyuman padanya.

"Kemarilah nak, duduk."

Debbara pun duduk di dekat ibunya. Lalu para koki mulai menghidangkan makanan untuk di santap oleh ratu dan tuan putri kerajaan mereka. Dalam sekejap menu makanan sudah tersajikan di atas meja. Sebelum makan, Debbara menatap ibunya untuk memberitahukan rencananya ketika usianya sudah genap 20 tahun.

"Eumm ibu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Apa yang kau ingin bicarakan?"

Debbara terdiam sejenak dan menghela nafas singkatnya "Besok, tepatnya malam purnama usiaku sudah genap 20 tahun. Ibu sudah janji mengijinkanku untuk memutuskan suatu hal sesuai keinginanku. Aku ingin suasana baru, tinggal di tempat terpencil dan di mana tidak ada rakyat biasa. Aku lelah dengan kehidupan tuan putri. Aku ingin kehidupan yang lain, ibu. Apa ibu mengijinkanku untuk keluar dari istana ini dan tinggal di suatu tempat?"

Ibu ratu terdiam sejenak mendengar permintaan putrinya yang sedikit aneh. Bukan sedikit tapi memang aneh. "Tapi kamu seorang putri kerajaan, kamu adalah pewaris kerajaan ini. Kalau ada apa-apa denganmu bagaimana?"

"Ibu tidak usah khawatir.. aku sudah mempelajari ilmu baru. Ibu lihat dahiku ada permata-permata kecil? Ini adalah kekuatan yang kudapati dari hasil belajar. Aku yakin, aku akan aman. Aku mohon ibu, izinkan aku pergi." Terlihat ibu ratu pun hanya bisa menghela nafasnya. Debbara memiliki sifat sedikit keras kepala, jadi walau tidak diizinkanpun ia akan tetap melakukannya. Apalagi ketika usianya sudah cukup. Ibu ratu menatap anaknya dengan serius,

"Baiklah, ibu mengizinkanmu untuk memiliki kehidupan baru. Tapi, berjanjilah untuk pulang."

Debbara pun menampilkan senyum lebarnya ketika mendengar ibunya memberikannya izin untuk keluar dari istana. "Terima kasih ibu.."

Mereka pun mengakhiri percakapannya dan mulai makan hidangan yang sudah disiapkan koki kerajaan itu. Ibu ratu terus menatap kearahnya, keputusan yang dibuat Debbara sangatlah besar. Ia sebagai ibu pun khawatir. Tapi ini sudah menjadi keputusannya, apalagi yang membuat aturan minimal umur 20 tahun untuk berkelana itu dari dirinya sendiri. Ia hanya bisa mendukung anaknya. Semoga ia bisa belajar dari kehidupan luar dan menjadi lebih baik.

***

Tepat sesuai janji,

Keesokan paginya, Debbara sudah bersiap untuk berkelana mencari suasana baru dengan hidup di tempat yang terpencil. Ia sudah bersiap dengan memakai pakaian dari rakyat biasa agar tidak mudah dikenali. Seorang pelayan wanita bernama Anvi Andison menatap tuan putrinya dengan terheran.

Terlihat Debbara sangat antusias sekali ketika mempersiapkan kepergiannya. Anvi adalah pelayan yang paling dekat dengan Debbara, umur mereka tidak jauh berbeda hanya jarak 3 tahun lebih tua Anvi dibandingkan tuan putri. Ia pun menghampiri tuan putri yang masih mengemasi barangnya.

"Putri, apakah putri yakin untuk meninggalkan istana ini? Kita tidak tahu dunia luar seperti apa. Hamba takut terjadi sesuatu pada anda putri." Mendengar Anvi pelayannya bicara seperti itu, ia memasang wajah kesalnya dengan mata siren yang tajam ke arahnya. Pelayan itu pun seketika menegang melihat putri sudah kesal padanya.

"Aku tidak membutuhkan saranmu Anvi. Lebih baik kamu bersiap, kamu harus ikut denganku. Hanya kamu yang saat ini dekat denganku. Aku tidak butuh pengawal lain selain kamu."

"Bbb..bbaik, tuan putri.."

Anvi segera pergi ke kamarnya untuk bersiap pergi menemani tuannya. Walau ia tidak setuju tapi ia senang karena putri mengajaknya pergi. Setidaknya ia bisa melindunginya jika ada sesuatu di luar sana.

***

Sang ratu tengah menunggu putrinya yang akan pergi jauh dari istana. Di temani oleh perdana mentri yang berada di sampingnya. Tak lama yang ditunggupun datang. Debbara yang memakai pakaian rakyat biasa serta jubah panjang mendekati sang ibu untuk berpamitan.

"Ibu.."

Ia memeluk ibunya dengan senang hati, karena sudah diizinkan pergi. Revally pun membalas pelukan anaknya dengan erat. Tak lama pelukan mereka pun terlepas dan saling menatap satu sama lain.

"Ibu, hari ini aku akan pergi. Terima kasih karena sudah mengizinkanku pergi. Aku sayang ibu.."

"Jaga dirimu baik-baik ya, kembalilah ketika kamu sudah puas dengan dunia luar."

"Baik ibu.."

Ratu menatap Anvi yang tengah berdiri di belakang putrinya, "Anvi, jagalah putriku."

"Baik ratu, saya akan menjaga tuan putri."

Setelah berpamitan, Debbara pun mulai pergi dari hadapan ibunya diikuti oleh Anvi di belakang. Sang ratu tak bisa menahan air matanya karena putri satu-satunya memutuskan untuk pergi jauh dalam waktu yang lama. Lalu, ia pun menutup matanya dan telapak tangan membentuk simbol. Seketika dahi sang ratu mulai menyala. Ia menganugerahi putrinya agar tidak mudah didekati musuh. Dan ia memberikan pertahanan lebih untuk putrinya agar bisa selamat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!