Chen Huang, seorang remaja berusia 15 tahun, menjalani hidup sederhana sebagai buruh tani bersama kedua orang tuanya di Desa Bunga Matahari. Meski hidup dalam kemiskinan dan penuh keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk mengubah nasib. Setiap hari, ia bekerja keras di ladang, menanam dan memanen, sambil menyisihkan sebagian kecil hasil upahnya untuk sebuah tujuan besar: pergi ke Kota Chengdu dan masuk ke Akademi Xin. Namun, perjalanan Chen Huang tidaklah mudah. Di tengah perjuangan melawan kelelahan dan ejekan orang-orang yang meremehkannya, ia harus membuktikan bahwa mimpi besar tak hanya milik mereka yang berkecukupan. Akankah Chen Huang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menggapai impiannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 30 — Variasi
"Chen Huang!" panggil Guru Ling dengan nada tegas.
Kerumunan langsung riuh. Nama Chen Huang sudah menjadi perbincangan sejak awal karena akar spiritual superior yang ia miliki. Semua mata tertuju pada seorang pemuda bertubuh ramping yang melangkah ke tengah arena dengan tenang, belati kecil tergantung di pinggangnya.
Chen Huang membungkuk hormat ke arah Guru Ling. "Teknikku adalah Jurus Belati Terbang."
Guru Ling mengangguk. "Tunjukkan apa yang telah kau pelajari."
Chen Huang menghunus belatinya. Senjata itu tampak sederhana, tetapi dalam genggamannya, belati itu seolah memancarkan aura tajam. Ia memejamkan mata sejenak, menarik napas dalam, dan saat matanya terbuka kembali, energi spiritual mulai mengalir dari tubuhnya ke belati itu.
Dengan sebuah ayunan, Chen Huang melemparkan belati ke udara. Namun, alih-alih jatuh, belati itu melayang dengan stabil, dikelilingi oleh cahaya biru samar—tanda energi spiritual yang mengalir melaluinya.
"Hup!"
Dengan gerakan tangan, Chen Huang mulai mengontrol belati itu. Belati itu terbang ke arah target yang telah disiapkan di seberang arena. Namun, yang membuat semua orang tercengang adalah ketika belati itu tiba-tiba berbelok di udara, menyerang target dari sudut yang tidak terduga.
Shing! Shing! Shing!
Belati itu menyerang target satu per satu dengan presisi yang mengagumkan, melompat dari satu target ke target lainnya, bahkan kembali berputar ke arahnya seperti boomerang. Dengan kontrol penuh, Chen Huang menggerakkan belati itu seperti bagian dari tubuhnya sendiri.
Saat belati itu kembali ke tangannya, ia mengayunkan belati itu sekali lagi, kali ini dengan variasi baru. Belati itu terbang dalam lintasan melingkar, menyerang semua target sekaligus. Setelah semua target hancur, belati itu kembali meluncur ke tangan Chen Huang, yang menangkapnya dengan tenang.
Guru Ling menatap Chen Huang dengan sorot mata serius namun kagum. "Kemampuanmu luar biasa. Kau tidak hanya menguasai teknik ini, tapi juga menciptakan variasimu sendiri. Kendalikan energi spiritualmu agar lebih efisien, dan kau bisa menjadi seorang ahli sejati."
Chen Huang membungkuk hormat, lalu kembali ke barisan dengan tepuk tangan dan sorakan kecil dari beberapa murid.
"Ning Xue!"
Chen Huang memberi isyarat kecil dengan anggukan kepala, dan Ning Xue melangkah maju. Ia membawa pedang pendek yang tidak terlalu panjang—senjata pinjaman dari Akademi. Wajahnya tetap tenang, tetapi sorot matanya menunjukkan tekad.
Ning Xue membungkuk hormat. "Teknikku adalah Teknik Pedang Dasar."
Guru Ling memberi anggukan. "Tunjukkan."
Ning Xue memegang pedangnya dengan kedua tangan, lalu memasuki posisi awal. Gerakannya perlahan tapi penuh presisi. Ia memulai dengan serangkaian gerakan dasar: tusukan lurus, tebasan diagonal, dan serangan melingkar. Semua dilakukan dengan keseimbangan dan keindahan yang sempurna.
Namun, Ning Xue tidak berhenti di situ. Ia mulai menggabungkan gerakan tersebut ke dalam rangkaian serangan yang lebih kompleks. Dengan setiap langkah, ia menunjukkan penguasaan penuh atas teknik pedang dasar, menciptakan harmoni antara serangan dan pertahanan.
Swooosh! Clang! Clang! Clang!
Setiap tebasan pedangnya menghasilkan suara angin yang berdesir, dan pantulan cahaya dari pedang itu seolah menari di bawah matahari sore. Yang membuat Guru Ling terkesan adalah ketenangan Ning Xue. Meskipun gerakannya cepat, ia tidak kehilangan kendali sedikit pun.
Ketika ia selesai, Ning Xue menurunkan pedangnya dengan sikap hormat dan menunggu komentar Guru Ling.
"Teknikmu sempurna," ujar Guru Ling dengan nada puas. "Dasar yang kuat adalah fondasi untuk menjadi ahli pedang. Kau memiliki potensi besar. Terus tingkatkan kemampuanmu."
Ning Xue membungkuk hormat, lalu kembali ke barisan, mendapatkan senyuman kecil dari Chen Huang sebagai bentuk dukungan.
Sesi ujian terus berlanjut, tetapi momen Chen Huang dan Ning Xue telah meninggalkan kesan mendalam di benak banyak orang, termasuk Guru Ling.
...
Setelah semua murid baru menyelesaikan ujian mereka, Guru Ling berdiri di tengah lapangan, memandangi para murid dengan tatapan penuh kebanggaan. Meski wajahnya tetap tegas, ada sedikit senyuman tersirat di sudut bibirnya.
"Para murid," suara Guru Ling menggema di lapangan utama, menarik perhatian semua orang, "ujian hari ini telah selesai. Aku ingin menyampaikan bahwa kalian semua lulus. Meskipun ada beberapa dari kalian yang belum sepenuhnya menguasai teknik yang kalian pilih, usaha kalian selama satu bulan terakhir sangat layak diapresiasi."
Kerumunan murid baru bersorak pelan, merasa lega mendengar pengumuman itu. Beberapa di antara mereka saling tersenyum, sementara yang lain tampak menunduk dengan rasa syukur.
Guru Ling melanjutkan, "Aku ingin kalian memahami satu hal: Akademi Xin tidak hanya menilai berdasarkan kesempurnaan, tetapi juga usaha dan kemajuan. Waktu satu bulan adalah ujian awal kalian, dan kalian telah menunjukkan bahwa kalian layak menjadi bagian dari akademi ini."
Ia memberi jeda sejenak, menatap para murid dengan serius. "Mulai hari ini, kalian diperbolehkan meminjam buku teknik sebanyak yang kalian mau dari perpustakaan. Namun, ada aturan yang harus kalian patuhi: setiap buku teknik hanya bisa dipinjam selama satu bulan. Setelah itu, kalian harus mengembalikannya atau menghadapi sanksi."
Murid-murid mulai berbisik-bisik, beberapa sudah berencana buku apa yang akan mereka pinjam.
"Satu hal lagi," Guru Ling menambahkan, membuat semua murid kembali terdiam. "Mulai sekarang, kalian juga bisa mengambil misi tingkat rendah sebagai murid Akademi Xin. Misi-misi ini tersedia di papan misi yang ada di bangunan utama akademi. Misi ini tidak hanya akan melatih kemampuan kalian, tetapi juga memberikan hadiah yang dapat membantu kemajuan kultivasi kalian."
Suasana di lapangan menjadi semakin hidup. Beberapa murid tampak bersemangat dengan prospek mengambil misi, sementara yang lain berbincang dengan teman-teman mereka tentang rencana ke depan.
Guru Ling mengakhiri dengan suara tegas, "Itu saja untuk hari ini. Kalian boleh kembali ke asrama dan beristirahat. Persiapkan diri kalian untuk perjalanan panjang di Akademi Xin. Dunia di luar sana menanti kalian."
Para murid memberikan hormat kepada Guru Ling sebelum perlahan-lahan membubarkan diri. Hari sudah mulai gelap, dan beberapa murid baru tampak lelah tetapi puas setelah melewati ujian pertama mereka.
Chen Huang berjalan beriringan dengan Ning Xue. Wajah mereka menunjukkan campuran kelelahan dan kebahagiaan setelah hari yang panjang.
"Aku penasaran," Ning Xue memulai sambil melirik Chen Huang, "buku teknik apa yang akan kau pinjam besok?"
Chen Huang tersenyum kecil. "Mungkin sesuatu yang mendukung jurus belati terbangku. Aku ingin meningkatkan kontrol dan kecepatan."
Ning Xue mengangguk. "Aku juga akan mencari teknik pedang lanjutan. Aku merasa masih banyak yang bisa kupelajari."
Setibanya di asrama, mereka berpisah menuju kamar masing-masing, membawa semangat baru untuk menghadapi tantangan yang menanti mereka di Akademi Xin.