NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

Cinta Yang Tak Terduga By Leo Nuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Romansa Fantasi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Leo.Nuna_

Neo terbiasa hidup dalam kekacauan.
Berantem, balapan liar, tawuran semuanya seperti rutinitas yang sulit ia hentikan. Bukan karena dia menikmatinya, tapi karena itu satu-satunya cara untuk melampiaskan amarah yang selalu membara di dalam dirinya. Dia tahu dirinya hancur, dan yang lebih parahnya lagi, dia tidak peduli.

Setidaknya, itulah yang dia pikirkan sebelum seorang gadis bernama Sienna Ivy masuk ke hidupnya.

Bagi Neo, Sienna adalah kekacauan yang berbeda. Sebuah kekacauan yang membuatnya ingin berubah.
Dan kini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya akan dikirim ke Swiss jauh dari Sienna, jauh dari satu-satunya alasan yang masih membuatnya merasa hidup.

Sienna tidak terima. "Biar aku yang atur strateginya. Kamu nggak boleh pergi, Neo!"

Neo hanya bisa tersenyum kecil melihat gadis itu begitu gigih memperjuangkannya.

Tapi, bisakah mereka benar-benar melawan takdir?
Yuk, kawal Neo-Siennaꉂ(ˊᗜˋ*)♡
Update tiap jam 14.59 WIB

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leo.Nuna_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CYTT(Part 21) Keraguan di Hati Sienna

Happy Reading (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

⋇⋆✦⋆⋇

Setibanya di rumah, Sienna tidak bisa lagi menahan semua perasaan yang sudah dipendam sepanjang makan malam tadi. Begitu masuk ke dalam rumah, dia langsung meluapkan emosinya.

"Apa maksud Papa?" kata Sienna, suaranya penuh emosi. "Aku kira ini cuma makan malam keluarga biasa, tapi ternyata Papa sudah merencanakan semuanya? Apa Papa berniat menjodohkan aku dengan Raven? Papa tahu sendiri, Sienna masih pacaran dengan Neo! Dan kalau Papa lupa, aku akan ingatkan, Neo itu anak dari sahabat Papa, Om Leo!"

Sienna berdiri di depan Papa Satya, matanya penuh kemarahan dan kebingungan. Dia merasa seolah-olah perasaannya tidak dihargai, dan semua yang dia anggap sebagai bagian dari hidupnya diperlakukan sepele oleh orang tuanya.

Papa Satya terdiam sejenak, merasakan ketegangan yang terbangun di antara mereka. Dia bisa melihat betapa besar kekecewaan dan kebingungan di mata Sienna. Namun, dia tahu ini adalah bagian dari sebuah proses yang harus dijalani.

Papa Satya menarik napas panjang dan mendekati Sienna. Dengan nada yang tenang, dia berkata, "Sienna, Papa tahu ini mungkin terasa tiba-tiba, tapi ini semua untuk kebaikanmu. Om Revano dan Papa sudah lama bekerja sama, dan kami merasa ini adalah kesempatan untuk mempererat hubungan kita lebih jauh. Kami ingin melihat bagaimana kamu dan Raven bisa berinteraksi lebih dekat."

Sienna menatap Papa Satya dengan kebingungan yang mendalam, dan rasa marah yang semakin membara. "Kebaikan? Apa maksud Papa? Papa tahu aku sudah bersama Neo, kami sudah lama bersama. Dan sekarang Papa malah mendukung hubungan antara aku dengan Raven? Apa yang ada di pikiran Papa?"

Papa Satya menghela napas, tampak berpikir keras, lalu mencoba menjelaskan. "Papa tahu tentang hubungan kamu dengan Neo, dan Papa menghormati itu. Tapi, Sienna, terkadang ada hal-hal lebih besar yang perlu dipertimbangkan dalam hidup. Papa ingin kamu bisa melihat apa yang terbaik untuk masa depanmu."

Sienna menggelengkan kepala, semakin bingung dan terluka. "Apa maksud Papa? Apa yang lebih besar? Aku tidak mengerti. Kenapa Papa harus membuatku merasa seperti ini? Kenapa aku merasa seperti tidak punya pilihan dalam hidupku sendiri?"

Papa Satya terdiam sejenak, tampak berpikir keras sebelum akhirnya membuka suara kembali. "Papa tahu, mungkin ini tidak masuk akal bagi kamu, tapi Papa hanya ingin yang terbaik untukmu. Papa mungkin melihatnya dari perspektif yang berbeda. Papa tahu kamu masih muda, dan saat ini kamu punya perasaan untuk Neo. Tapi ada kalanya, kita perlu melihat gambaran yang lebih besar—hal-hal yang mungkin belum bisa kamu lihat sekarang. Mungkin Raven bisa memberi banyak hal yang kamu butuhkan dalam hidupmu, lebih dari yang bisa Neo berikan."

Sienna menunduk, hatinya bergejolak. Perasaan bingung dan terluka memenuhi dirinya, tapi dia berusaha untuk tetap teguh. "Tapi aku sudah memilih, Pa. Dan pilihanku sudah jatuh pada Neo, dan aku ingin tetap bersamanya."

Setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa seperti sebuah pernyataan yang harus dia pertahankan, namun di sisi lain, ada ketegangan yang sulit dia hindari.

"Kenapa?" tanya Sienna tiba-tiba, suaranya bergetar dengan emosi yang tertahan.

Dia menatap Papa Satya dengan penuh kebingungan. "Kenapa tiba-tiba Papa melakukan ini? Bukankah Papa dan Om Leo berteman baik? Kenapa tiba-tiba semuanya berubah seperti ini? Seharusnya Papa mendukung aku dan Neo. Dengan adanya hubungan kami, bukankah hubungan Papa dengan Om Leo juga akan semakin kuat?"

Sienna berusaha mencari jawaban di wajah ayahnya, tetapi yang dia temukan hanyalah ekspresi tenang yang sulit ditebak. Rasa kecewa dan bingung bercampur dalam dadanya, membuatnya semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Ini bukan hanya tentang hubungan, Sienna, tapi juga tentang peluang dan kesempatan yang ada," ujar Papa Satya dengan nada tegas.

Sienna yang mendengar itu merasa dadanya semakin sesak. Amarahnya kian memuncak. "Apa maksud Papa?" tanyanya, suaranya penuh emosi. "Jadi, Papa ingin menjual Sienna demi kepentingan perusahaan?"

Kata-kata itu membuat Papa Satya langsung tersentak. Ekspresinya berubah tajam, dan tanpa bisa ditahan lagi, kemarahannya meledak.

"Sienna!" bentak Papa Satya, suaranya menggema di ruangan, mencerminkan kemarahan yang selama ini dia tahan.

Melihat ketegangan yang semakin memuncak, Mama Sonia yang sejak tadi hanya menjadi penonton akhirnya angkat bicara.

"Mungkin kamu tidak tahu," ujar Mama Sonia dengan nada lebih lembut, "tapi belakangan ini hubungan antara Papa dan Om Leo sedikit merenggang. Terutama setelah kejadian kemarin, ketika kamu mengacaukan rencana Om Leo untuk keberangkatan Neo ke Swiss."

Sienna terkejut. Matanya membesar, hatinya mencelos. "Apa?" gumamnya nyaris tidak terdengar. "Apa maksud Mama?"

Dia benar-benar tidak menyangka bahwa keputusannya telah membawa dampak sebesar ini.

"Mama sudah sering bilang, jangan bertindak sesuka hati kamu," ujar Mama Sonia dengan nada tegas.

"Kamu tidak pernah berpikir panjang sebelum bertindak, Sienna. Kamu tidak tahu apa dampak dari setiap keputusan yang kamu buat," tambahnya, matanya menatap putrinya dengan penuh ketegasan.

"Papa rasa pembicaraan kita cukup sampai di sini," ujar Papa Satya, suaranya terdengar tegas namun lelah. Perdebatan ini sudah menguras banyak emosi, dan ia tidak ingin memperpanjangnya lebih jauh.

Tanpa menunggu tanggapan dari Mama Sonia maupun Sienna, Papa Satya beranjak dari tempatnya, melangkah menuju tangga dengan langkah yang mantap. Namun, sebelum benar-benar menghilang dari pandangan, ia berhenti sejenak dan kembali bersuara.

"Papa tidak memaksa kamu," katanya, nadanya sedikit lebih tenang. "Tapi Papa rasa tidak ada salahnya kalau kamu memikirkan ini lebih dalam. Kalian masih muda, Sienna. Selain itu, apa kamu benar-benar yakin dengan hubungan kalian sekarang? Hubungan jarak jauh seperti ini?"

Kata-katanya menggantung di udara, meninggalkan pertanyaan yang tak mudah dijawab. Sienna menggigit bibirnya, merasakan gelombang emosi yang bercampur aduk di dadanya. Dia ingin membalas, ingin membela hubungannya dengan Neo, tapi entah mengapa, kata-kata ayahnya itu berhasil menyisakan keraguan kecil di hatinya.

Ruangan itu seketika sunyi, menyisakan Sienna yang masih berdiri terpaku dalam pikirannya sendiri. Hatinya dipenuhi berbagai emosi—marah, kecewa, dan sedikit kebingungan yang mulai merayap pelan.

Di sudut ruangan, Mama Sonia menghela napas panjang, seolah kelelahan dengan perdebatan yang baru saja terjadi. Tatapannya melembut saat ia menatap putrinya.

"Mungkin selama ini kamu berpikir kalau Mama dan Papa hanya peduli pada perusahaan," ucapnya pelan, suaranya terdengar lebih lembut dibanding sebelumnya. "Tapi tanpa kamu sadari, semua ini kami lakukan untuk masa depanmu."

Sienna tetap diam, mencoba mencerna kata-kata itu. Namun, hatinya masih menolak untuk menerima.

"Tidak ada orang tua yang ingin anaknya menderita, Sienna," tambah Mama Sonia sebelum akhirnya melangkah pergi, menyusul Papa Satya ke lantai atas.

Kini, Sienna benar-benar sendirian di ruangan itu. Dia menatap kosong ke depan, pikirannya dipenuhi pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban.

Sienna masih terdiam di ruang tamu, membiarkan pikirannya berkelana dalam kekacauan yang baru saja terjadi. Butuh beberapa saat baginya untuk akhirnya menggerakkan kaki dan melangkah menuju kamarnya.

Begitu masuk, dia langsung melempar tasnya ke sofa di sudut ruangan, lalu menjatuhkan diri di sana. Kepalanya bersandar, matanya menatap langit-langit, tetapi pikirannya terus berkecamuk. Perkataan Papa Satya dan Mama Sonia masih terngiang di benaknya, membuat dadanya terasa semakin sesak.

Sienna menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Namun, semakin dia berusaha mengabaikan semuanya, semakin jelas suara Papa Satya dan Mama Sonia menggema di kepalanya.

"Apa kamu yakin dengan hubungan kalian sekarang? Hubungan jarak jauh?"

Sienna memejamkan mata, merasakan dadanya semakin sesak. Dia dan Neo memang sudah membahas soal ini sebelumnya. Neo akan pergi ke Swiss, meninggalkannya di sini dengan hubungan yang akan diuji oleh jarak dan waktu. Mereka sudah berjanji untuk tetap bersama, tetapi sekarang, ucapan Papa Satya membuatnya ragu.

Tangannya meraih ponsel yang tergeletak di meja. Jempolnya melayang di atas layar, ragu apakah dia harus menghubungi Neo atau tidak. Dia butuh seseorang untuk bercerita, tetapi di saat yang sama, dia tidak ingin membebani Neo dengan masalah ini.

Setelah beberapa detik keraguan, Sienna akhirnya membuka aplikasi pesan dan mengetik:

"Neo, kamu sibuk?"

Jantungnya berdegup kencang saat menunggu balasan. Namun, beberapa menit berlalu tanpa jawaban.

Sienna mendesah dan meletakkan ponselnya kembali. Rasa gelisah semakin menghantuinya. Dia bangkit dari sofa dan berjalan ke arah jendela, menatap malam yang sunyi di luar. Di balik ketenangan langit malam, pikirannya masih terus bergejolak.

"Apa aku benar-benar bisa menghadapi semua ini?" batinnya.

»»——⍟——««

Hallo semua✨

Sebelum makasih udh mampir🐾

Buat yg suka cerita aku mohon dukungannya ya, biar aku semangat updatenya💐

Dan jangan lupa follow akun ig aku @nuna.leo_ atau akun tiktok aku @im.bambigirls. Karena disana aku bakal post visual dan beberapa cuplikan.

Oke see you semua!(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

1
Saryanti Yahya
karya yg cukup bagus, lanjut thor, semangat
Leo Nuna: Makasih Kak😻
total 1 replies
Suluk Pudin99
Semoga sya jga sperti cinta mereka ,tak terduga.Sampai ke pelaminan,Amin Allahumma istajib dua,na ya Robb🤲🏻🤲🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!