NovelToon NovelToon
SANG TERPILIH

SANG TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Aludra08

Hiera seorang gadis yang selalu mendapat perundungunan, baik di kampus maupun di keluarga sendiri.
suatu malam dia disiksa ibu tiri dan keluarganya hingga meregang nyawa, tubuhnya pun dibuang ke sebuah jurang.
Hiera nyaris mati, namun sesuatu yang tak terduga terjadi dan memberinya kesempatan kedua.
apakah Hiera mampu bangkit dan membalas orang orang yang telah menyakitinya?
yuk ikuti kisahnya dalam cerita SANG TERPILIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Stp 29

Polisi yang memeriksa taksi yang Hiera tumpangi itu menemukan sebuah paper bag di dalam taksi itu, kemudian mengambilnya.

"Maaf nona, ini apa isinya?" Tanya polisi itu.

"Skin care". Jawab Hiera singkat.

"Boleh kami memeriksanya?"

"Silakan pak". Jawab Hiera dengan wajah tenang tanpa ekspresi.

Para polisi itu serius membuka paper bag itu. Mengeluarkan pot pot bertuliskan merk skin care terkenal itu. Membuka penutup kemasan dan isinya pun terpampang nyata.

"Ini sabu sabu!" Seru polisi itu.

Dan Hiera baru tersadar. Wajahnya terkesiap dan memucat. Lututnya langsung lemas seketika. Dia telah dijebak.

Air mata menggenang di pelupuk mata gadis itu. Sebenarnya dia sudah tidak ingin menangis lagi, namun kenyataan yang dia hadapi saat ini sungguh pahit. Hiera merasa dia terlalu naif telah mempercayai Hanna begitu saja. Rasa bahagia yang dia rasakan tadi sore adalah semu yang mengantarkannya pada masalah sekarang.

Hiera dituduh membawa dua ratus gram sabu sabu. Dia digelandang masuk ke dalam mobil tahanan.

Tak ada jeritan pembantahan, tak ada pembelaan dari gadis itu, dia terlalu kecewa, terlalu sakit, hingga dia tak mampu berkata apa apa.

Tes!

Sebulir air mata jatuh dari iris sebiru samudera itu. Satu hal yang harus dia ingat dan ukir di benaknya, sampai mati pun keluarganya tak akan pernah menerimanya. Hiera menghela nafas panjang. Wajahnya kembali datar dan tatapan matanya mengelam. Ke depannya dia tidak akan ragu untuk membantai keluarga itu.

***

Hugo membuntuti kemana pun Hiera pergi seperti orang kurang kerjaan. Dia sungguh terobsesi oleh gadis itu. Tak peduli bahwa gadis itu selalu menghindarinya. Hanya dengan melihatnya saja, Hugo sudah merasa bahagia.

Kadang Hugo merasa jengkel dengan perasaannya itu. 'Ayolah Hugo, kamu bukan lagi anak remaja' batinnya berkata. Tapi Hugo benar benar tidak bisa menahan perasaanya itu.

Dan sekarang di hadapannya, Hugo sedang memperhatikan gadis yang dicintainya itu tengah digelandang satu kesatuan polisi Narkoba. Hugo merasa syok.

Apakah Hiera seorang pemakai ataukah seorang pengedar? Otak Hugo dipenuhi berbagai praduga.

Gadis itu tidak berusaha menyanggah atau melawan. Dia begitu pasrah. Mungkin karena itu memang barang haram miliknya.

Hugo mengusap wajahnya frustasi, kemudian memukulkan tangannya pada kemudi berkali kali, berusaha meluapkan emosinya.

Sementara itu di kediaman keluarga Jack, mereka sedang menikmati breaking news dari sebuah stasiun televisi swasta yang sedang memberitakan tertangkapnya seorang gadis pengedar Narkoba.

Mereka semua bersorak gembira, kebahagiaan tergambar jelas pada wajah mereka.

"Akhirnya kita bisa menyingkirkan anak jalang itu, dia akan membusuk di penjara!" Ucap Margareth sambil tergelak.

"Ide mu kali ini sungguh cemerlang Hanna, papa bangga padamu". Tambah Jack.

"Uang jajan Hanna harus ditambah dong pa". Sela Margareth yang dibalas anggukan kepala Jack.

"Siapa dulu dong, Hanna gitu loh!" Ucap Hanna jumawa sambil menepuk dadanya. Dia tertawa puas melihat hasil aktingnya tadi siang membuahkan hasil.

"Dasar si cupu itu terlalu naif!" Gumamnya.

***

Hiera duduk terpekur di balik jeruji besi yang dingin itu. Sudah satu minggu dia berada dalam penjara.

Tadi Tuan Andi sempat mengunjunginya, bertanya tentang kronologi kejadian. Hiera menjelaskan apa adanya. Tak ada yang dia sembunyikan, tapi sepertinya Tuan Andi tidak begitu mempercayai gadis itu. Tuan Andi kecewa pada Nona mudanya itu. Dia menyesal telah memberikan uang tunjangannya langsung pada gadis itu. Uang tunjangan itu malah dipakai untuk membeli barang haram.

Tuan Andi sempat bicara tadi, dia akan berusaha mengeluarkan Hiera dari penjara. Tapi Hiera merasa tidak yakin. Bayang bayang tiang gantungan telah tergambar di benaknya.

Hiera menghela nafas panjang, namun wajahnya nyaris tanpa ekspresi. Punggungnya bersandar pada tembok ruang tahanan itu. Kepalanya iya bentur benturkan ringan pada tembok itu.

Tidak akan ada yang mengunjunginya lagi di penjara ini. Tak akan ada yang peduli padanya. Bahkan mungkin mereka malah sedang berpesta bahagia, karena berhasil menjerumuskannya ke dalam penjara.

Kemarin Valia yang mengunjunginya, hanya gadis itu yang peduli padanya. Namun gadis itu hanya bisa menangis dan jatuh pingsan saat mendengar bahwa Hiera mendapatkan hukuman mati kemarin. Dan sampai sekarang Hiera belum tahu kabarnya setelah kemarin Valia dilarikan ke rumah sakit oleh petugas.

Hiera tenggelam dalam pikirannya.

Suara kunci jeruji dibuka membuat gadis itu menengokkan kepalanya.

"Nona Hiera ada yang ingin bertemu denganmu!"

Hiera menautkan kedua alisnya, wajahnya penuh tanda tanya, namun tak urung dia berdiri juga.

"Apa Valia datang lagi menjenguk ya?" Benaknya.

Hiera digiring melewati ruang besuk, membuat hatinya semakin bertanya tanya.

Ternyata Hiera malah dibawa ke ruang interogasi.

"Cklak!" Suara pintu ruangan di buka. Hiera di suruh masuk ke ruangan itu.

"Blam!" Suara pintu ruangan ditutup kembali.

Hiera melihat seorang lelaki yang berdiri menjulang tengah memunggunginya.

Lama Hiera menatap punggung laki laki itu, sampai akhirnya suara laki laki itu memecah keheningan.

"Bagaimana kabarmu Hiera". Laki laki itu memutar badannya menghadap Hiera.

"Tuan Hugo!" Hiera terkejut menatap pria di hadapannya. Sungguh tak menyangka dia akan mendapat kunjungan dari laki laki itu.

Hugo menatap sendu gadis pujaan hati di depannya itu. Gadis itu kelihatan sedikit kurus dan pucat. Sungguh kasihan, pasti dia terlalu banyak pikiran.

"Hiera, kenapa kau sampai terlibat narkoba? Kau pemakai atau pengedar?"

Hiera terdiam.

"Katakan padaku, kau pemakai atau pengedar?" Hugo bertanya sekali lagi.

Hiera masih mematung.

"Atau apakah kau seorang bandar?" Cecar Hugo, memberi pertanyaan secara bertubi pada Hiera.

Hiera tetap diam membisu. Air matanya menggenang di pelupuk mata. Dia harus menjawab apa? Percuma memberi jawaban, kalau akhirnya tak ada yang percaya apa yang ia katakan.

"Hiera, beri aku satu jawaban, katakan tidak dari bibirmu itu". Ucap Hugo dengan nada ditekan.

Hiera menghela nafas panjang.

"Percuma aku menjawab, tidak ada yang percaya padaku".

"Aku percaya". Ucap Hugo mantap.

Hiera menatap iris mata sekelam malam milik Hugo, tatapan mereka saling menumbuk. Hiera melihat Ada kesungguhan di mata Hugo.

"Aku tidak melakukan apa apa, aku dijebak". Kata itu akhirnya meluncur juga dari bibir Hiera.

Hugo sudah tidak sabar dia menarik tubuh Hiera ke dalam pelukannya.

"Aku percaya kau bukan seorang yang pantas bergelung dengan barang haram seperti itu". Bisiknya lembut.

Akhirnya tangis Hiera pecah, setelah sekian lama dia tahan rasa sedih hatinya dia tumpahkan semua sekarang. Pada Hugo, laki laki asing yang belum lama ia kenal.

Hugo mengusap puncak kepala Hiera pelan. Sedikitnya dia tahu sekarang. Hiera adalah anak tersisih di keluarganya. Tak ada yang menyayanginya, bahkan keluarganya tega menjebak gadis itu hingga masuk penjara.

Hugo sudah mencari tahu sebelumnya dari kamera cctv kampus, benda haram itu diberikan saudara tiri Hiera pada gadis itu. Hanna memang sengaja ingin menjebak Hiera. Dia bertanya pada Hiera hanya ingin memastikan bahwa gadis itu bukan pemakai.

"Sudah, jangan menangis lagi, ayo kita keluar dari tempat ini". Ajak Hugo membuat Hiera mengangkat kepalanya menatap wajah Hugo dengan tatap mata tak percaya.

"Keluar dari tempat ini?" Tanya Hiera tak percaya. 'Halooo, aku ini terpidana mati kasus narkoba' batin Hiera. Biasanya terpidana mati kasus seperti ini sulit keluar dari jerat hukum.

Hugo tersenyum lembut. Diusapnya air mata Hiera yang berlinang membasahi pipi halus itu dengan kedua tangannya.

"Aku sudah membebaskan mu dengan uang jaminan".

Mata Hiera membelalak tak percaya. Uang jaminan kebebasannya itu sangat mahal, Hiera mendengar dari Tuan Andi jaminan kebebasannya itu bisa menghabiskan harta warisan peninggalan ibunya.

"Itu tidak mungkin". Gumam Hiera nyaris tak terdengar.

"Apa yang tidak mungkin bagi seorang Hugo?" Pria terkaya di Tidaria." Ucap Hugo sedikit menyombongkan diri.

Hiera tertawa kecil, membuat bahunya terguncang lembut.

"Ayo kita pulang". Ajak Hugo.

Hiera mengangguk lembut. Hugo menggenggam tangan Hiera menuntunnya seakan tak mau lepas. Pintu ruangan terbuka, dua orang sipir terlihat disana, telah membawakan barang barang milik Hiera.

Hiera mengambil barang barang miliknya yang sempat disita itu.

Kemudian mereka berlalu dari tempat itu menuju parkiran mobil.

"Kau akan tinggal di apartemenku". Ucap Hugo ketika mereka berada di dalam mobil.

Hiera menatap Hugo, dia seperti keberatan.

"Harus! Mulai sekarang kau harus tinggal di apartemenku!" Ucap Hugo tak terbantahkan.

Hiera hanya mampu diam dan tertunduk. Dia tidak bisa menolak lagi. Dia terlalu berhutang Budi pada laki laki di sampingnya itu.

Mungkin Hiera harus mulai belajar membuka hatinya untuk Hugo, perlahan lahan dia akan berusaha untuk mencintai laki laki itu. Walau hatinya sendiri masih ragu, telah ada satu wajah yang mengisi sudut hatinya, sesosok tampan pemilik iris mata sewarna Jade. Walau Hiera pun kadang merasa aneh, mengapa dia bisa jatuh cinta pada pangeran Drake yang jelas jelas bukan manusia.

Mobil mewah itu memasuki kawasan apartemen Elite. Hugo membawa mobilnya memasuki basemen, memarkirkannya di sana.

Hugo keluar dari mobil, memutari mobil dan membukakan pintu untuk Hiera.

Hiera keluar dari mobil, lantas membuntuti langkah Hugo. Memasuki sebuah lift, Hugo menekan tombol angka 8.

Pintu lift terbuka, mereka keluar lalu menyusuri lorong megah itu.

Hugo menuju sebuah pintu apartemen, kemudian membukanya.

Kini di mata Hiera terpampang ruang apartemen yang sangat mewah dan luas. Barang barang kekinian dan serba lux menghiasi ruang apartemen itu.

Hiera memandang berkeliling, dia merasa canggung.

"Kau istirahatlah dulu, seminggu di ruang tahanan pasti membuat mu lelah dan tak nyaman.

Hiera duduk di sofa empuk. Tubuhnya memang sangat lelah dan sakit, seminggu tidur di ruang tahanan hanya beralaskan tikar.

Hugo membuatkan Hiera segelas coklat hangat, untuk dia sendiri dia membuat kopi hitam.

Beranjak dari dapur, Hugo mendapati Hiera sudah tertidur lelap, menyender pada sofa.

Hugo tersenyum tipis. Dia meletakkan kedua minuman itu di atas meja dengan hati hati, seolah sedikit suara saja takut mengganggu tidur Hiera.

Hugo membopong tubuh Hiera ala bridal style, hendak memindahkan Hiera ke dalam kamar. Gadis itu tertidur pulas, bahkan ketika di gendong sama sekali tak terbangun.

Membaringkan tubuh Hiera di atas kasur empuk itu, nafas Hugo terasa sesak. Dia melonggarkan kancing kemejanya. Hugo menyelimuti tubuh Hiera dengan lembut. Memandang penuh damba pada bibir Semerah ceri itu, Hugo menelan ludahnya. Jari tangannya mengusap bibir gadis itu.

Perlahan Hugo mendekatkan wajahnya pada wajah gadis itu, hembusan nafas tenang yang hangat menyapu wajah Hugo, membuat lelaki itu semakin bergairah.

Hugo membuka sedikit bibirnya dan mendekatkannya pada bibir Hiera, degup jantungnya tak beraturan, nafasnya terasa makin sesak, Hugo tidak tahan karena gairah yang melanda.. kemudian...

1
Lala Kusumah
/Facepalm//Slight//Facepalm//Facepalm/
Fransiska Husun
/Facepalm//Scream//Facepalm/
Fransiska Husun
jangan bilang it si hugo lg🤦‍♀️
Aludra08: kenapa curiga sama Hugo?
total 1 replies
Kusnari B Dirma
ok
putmelyana
buruan bunuh mereka trus ambil harta ibu lu
putmelyana
si Heirs udh dong Lo terlalu naif klo gua jdi lu udh bunuh mreka semua anjing lah dri tdi gua greget bgt bisa² nya lu k tipu Ama omongan si Hanna anjing
Aludra08: sabar dek ya 🥰🥰
total 1 replies
Viona Syafazea
pembalasan dimulai.. /Angry/
Fransiska Husun
keras donk, bkn dy tidur lelap wkt mau pergi
msk langsung luluh aj
Sulfia Nuriawati
bpk kok y kyk iblis klakuannya, hsnya d gantung terbalik kyk ya otaknya geser hrs d guncang biar waras
Sulfia Nuriawati
aneh g bs melawan sama skali btl² lemah, d bully jg g bs lawan gemes jdnya kesannya kyk cwek bego bin oon
Diyah Pamungkas Sari
kecewa sih.. jd gk cocok sm krakter yg sblmnya tangguh jd lembek lg.
Aludra08: masih proses ☺
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
hiiii serem tp suka! 😁
Fransiska Husun
dan tidak jadi lg karena ad penguntit
Aludra08: haha, gagal terus 😅😅
total 1 replies
Muliati Sherina
ceritanya seru
Diyah Pamungkas Sari
hiiii....serem nya si pangeran.
Aludra08: ganteeeeng
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
kmren pas baca sm si hugo kyk ad yg kurang gt klo misal jd sm hera. apa sm pangeran ki aja?
Aludra08: Hugo ganteng loh
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
ikan laut dalam bukan?? yg ad lampu d antenanya gitu???
Aludra08: angker fish
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
liat notif lgsg gass...seruuuuu
Diyah Pamungkas Sari
seruuuuuuuuuu!!!!! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Aludra08: terimakasih sudah mampir ya 🥰
total 1 replies
Star
Cerita nya bagus kak 😍
Aludra08: terimakasih banyak atas dukungannya 🙏☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!