NovelToon NovelToon
PLAGUEHART

PLAGUEHART

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyelamat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Di kota Plaguehart, Profesor Arya Pratama melakukan eksperimen berbahaya untuk menghidupkan kembali istrinya, Lara, menggunakan sampel darah putrinya, Widya. Namun, eksperimen itu gagal, mengubah Lara menjadi zombie haus darah. Wabah tersebut menyebar cepat, mengubah penduduk menjadi makhluk mengerikan.

Widya, bersama adiknya dan beberapa teman, berjuang melawan zombie dan mencari kebenaran di balik wabah. Dengan bantuan Efri, seorang dosen bioteknologi, mereka menyelidiki lebih dalam, menemukan kebenaran mengerikan tentang ayah dan ibunya. Widya harus menghadapi kenyataan pahit dan mengambil keputusan yang menentukan nasib kota dan hidupnya.

Mampukah Widya menyelamatkan kota dengan bantuan Dosen Efri? Atau justru dia pada akhirnya ikut terinfeksi oleh wabah virus?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terinfeksi Virus Zombie

Di ruang UKS kampus, Alvin, Reza, dan Dosen Efri berlari sangat tergesa-gesa. Dosen Efri langsung menyuruh Dosen Anggun untuk memeriksa luka mereka berdua, dengan suara tegas, "Bu Anggun, tolong obati luka-luka mereka. Terutama pada luka, Reza."

Dosen Anggun mengangguk dan segera mendekati Reza terlebih dahulu. "Astaga, kenapa Reza mempunyai luka begitu banyak, dan aneh? Bukan kah, kalian berdua menemani Alvin untuk ke rumah sakit? Lalu, kenapa Reza bisa mempunyai luka seperti ini?" tanyanya secara beruntun dengan penuh kebingungan, sambil membuka kotak P3K dan mulai membersihkan luka Reza.

Alvin yang masih mengatur nafasnya, mencoba menjawab. "Kami... memang dari rumah sakit, untuk mengobati luka ku. Tapi... ada kejadian aneh disana. Semua orang berubah menjadi makhluk mengerikan seperti zombie, termaksud Ayahku..."

Sementara Chaca, mahasiswa yang dikenal paling manja, dan centil sedang terbaring karena sakit perut, memandang mereka dengan bingung, dan wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan. "Zombie? Bagaimana mungkin ada zombie di dunia ini? Ada-ada saja kamu, halusinasinya terlalu jauh." seru Chaca mentertawakan Alvin, dan tidak mempercayai hal seperti itu.

Lina dan Mely yang menemani Chaca juga ikut mentertawakannya, seolah merasakan jika Alvin sedang halusinasi, dan berdongeng.

Sementara Dosen Efri menatap mereka bertiga dengan sangat tajam, dan membentak mereka yang menganggap sepele, atas ucapan Alvin yang baru saja mereka rasakan tadi. "Hei! Lebih baik, kalian masuk ke kelas sekarang!" Efri mengusir mahasiswa yang dikenal bikin rusuh, dan hobby memojokkan orang lain.

Chaca yang tidak terima di usir oleh Dosen kesayangannya, berkata dengan suara manja, dan berusaha mencari perhatian kepada Dosen Efri. "Tapi... perut aku sakit, Pak."

Dosen Efri memutarkan bola matanya, dan menatap Chaca kembali dengan penuh ancaman. "Cepat masuk ke kelas atau saya kurangi nilai kalian bertiga!"

Chaca yang berusaha mencari perhatian, malah menerima ancaman yang membuat dirinya berdecak kesal. Dia langsung bangkit dari tempat tidurnya, dan mengajak kedua sahabatnya untuk kembali ke kelas.

Dosen Anggun yang hendak mengobati luka Alvin, akibat tumpahan bahan kimia. Dia terkejut melihat perubahan aneh pada mata Reza yang sebelumnya tampak normal kini mulai mengabur dan berubah menjadi putih, sementara urat-uratnya mulai menonjol dengan warna biru-ungu yang mengerikan.

"Reza... kamu kenapa?" Dosen Anggun bertanya dengan cemas, namun suaranya terhenti ketika Reza mulai mengeluarkan suara geraman rendah. Tiba-tiba, air liur yang kental mulai menetes dari bibirnya, dan wajahnya mulai terdistorsi, menyerupai makhluk yang mengerikan seperti Zombie.

Reza melangkah maju, gerakan tubuhnya makin kaku dan tidak terkendali. Wajah Reza yang pucat semakin mendekati Dosen Anggun, matanya kosong dan penuh hasrat kelaparan.

Dosen Anggun yang sebelumnya terkejut, mundur dengan cepat. "Apa... apa yang terjadi padamu?" tanyanya dengan suara bergetar, namun Reza yang semakin tidak rasional melangkah lebih cepat lagi, geramannya semakin keras.

Sementara Chaca dan teman-temannya, Lina dan Mely, yang hendak melangkah keluar dari ruang UKS, menyaksikan pemandangan mengerikan itu, berteriak ketakutan dan terlihat sangat panik. "Kenapa, Reza bisa berubah sangat aneh seperti ini?" Chaca berteriak.

Alvin, dan Dosen Efri yang ikut menyaksikan itu, membulatkan matanya. Ada rasa takut, dan bingung yang sedang mereka rasakan. "Ini... Ini kenapa Reza bisa berubah seperti makhluk yang kita lawan di rumah sakit tadi, Pak Efri?" tanya Alvin, sementara Efri menjawab dengan sangat tegas. "Sepertinya, dia terinfeksi virus zombie!"

"Cepat selamatkan diri kalian! Jika terkena gigitan makhluk seperti mereka... kalian akan ikut terinfeksi seperti ini juga!" teriak Dosen Efri, membuat Chaca, Lina, Mely semakin panik.

Ketiga mahasiswa itu berlari ke arah Dosen Efri untuk mencari perlindungan. Sementara Alvin, berusaha menyelamatkan Dosen Anggun. Dia tidak ingin berlari sendirian tanpa Dosen dan teman-teman lainnya.

Reza yang siap menyerang dengan ganas, mengarahkan gigitan ke arah Dosen Anggun. Dengan refleks cepat, Alvin menendang tubuh Reza menjauh. Reza terhuyung, namun tak berhenti, matanya yang kosong hanya berfokus pada mangsanya. "Bu Anggun, ayo!" seru Alvin, menarik lengan Dosen Anggun.

"Alvin... Ibu takut..." Anggun berbisik, dengan suara bergetar, wajahnya mulai pucat pasi dan mengeluarkan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Namun, Reza kembali bangkit dan melompat ke arah Alvin.

Reza mencoba menggigit leher Alvin, dan dengan cepat, Dosen Efri menendang kepala Reza sehingga terjatuh ke samping. Saat itulah Dosen Efri menarik Alvin agar tidak diserang kembali. "Cepat keluar dari ruangan ini!" seru Dosen Efri, panik. Mereka mundur, dan berlari keluar dari ruangan UKS dengan sangat terburu-buru.

Di belakang mereka, terdengar geraman rendah, Reza mengejar dengan keganasan yang tak terkendali. "Kita harus kemana, Pak Efri?" tanya Alvin, cemas, dengan napas yang semakin berat.

"Ke kelas dulu, kita harus beritahu kepada yang lain!" jawab Efri tegas, meskipun matanya dipenuhi ketakutan. Mereka berlari menuju ke kelas, namun sebelum tiba di pintu kelas. Aldo, Eric, dan Erin teman satu kelas Alvin, keluar dari kelas dengan sangat santai sambil menyaksikan mereka tengah berlari ketakutan.

"Rin, lihatlah mereka berlari seperti habis di kejar hewan buas saja!" ucap Eric, sambil tertawa. Namun, Aldo menyipitkan matanya, dan mencoba melihat dengan teliti, apa yang sedang terjadi dengan teman-teman mereka, dan juga para Dosennya? Apa yang membuat mereka berlari terengah-engah seperti itu?

"Itu... Itu bukannya Reza? Kenapa dia mengejar mereka?" tanya Aldo, menyadari keanehan yang ada di depan matanya secara langsung.

Dosen Efri yang melihat, ada mahasiswanya berdiri di luar pintu kelas, mencoba berteriak sekuat tenaga sambil berlari mendekati mereka. "Lari, ada zombie!"

Seketika, kegaduhan mulai muncul saat para mahasiswa yang di kelas mendengarkan teriakan Dosen Efri. Mereka semua sempat terkejut, panik, saat melihat pemandangan mengerikan yang membahayakan mereka semua.

Seluruh mahasiswa saling dorong, berlari menuju pintu keluar dengan panik. Beberapa dari mereka terjatuh, tergilas teman-temannya yang lebih cepat lari. Sementara itu, Reza bergerak lebih cepat, tubuhnya seperti tidak terkendali, melompat dan menyerang Mely yang tiba-tiba tersandung saat hendak ikut berlari bersama Dosen, dan teman-temannya dari ruang UKS menuju ke pintu kelas.

Mely berusaha melepaskan diri. "Tolong! Tolong!" teriaknya, namun tidak ada yang bisa menolong. Reza semakin menggila, matanya kosong, dan menggigit tubuh Mely dengan sangat ganas.

Chaca, dan Lina melihat pemandangan itu berteriak ketakutan. "Mely...!" Chaca berbisik, suaranya gemetar dengan nada yang hampir tak terdengar.

Mely meraung kesakitan, namun raungannya terhenti begitu tubuhnya mulai bergetar dan darah mengalir deras. Reza melepaskan gigitan itu, dan berlari ke arah lain untuk mencari mangsa berikutnya.

Tak lama setelah itu, Mely menghembuskan nafas terakhirnya. Namun, dalam hitungan detik tiba-tiba, dia terbangun dengan menunjukkan gejala persis sama seperti Reza. Dia bangkit dengan gerakan kaku, dan mengeluarkan suara menderu, mulut terbuka lebar, air liur yang banyak.

Chaca, dan Lina teriak ketakutan. Langkah kaki mereka terasa begitu berat setelah melihat temannya kini berubah menjadi Zombie. Tanpa Chaca sadari, Reza telah mendekatinya, melompat dengan ganas.

Dalam sekejap, Reza menghantam tubuh Chaca, membuatnya terjatuh. "Chaca!" Lina berteriak histeris, berusaha menarik sahabatnya yang terjatuh, tapi Reza sudah memegang pergelangan tangannya. Bibirnya mengeluarkan suara mengerikan, mencoba menggigit.

Namun dengan sigap, Efri berlari ke arah mereka. Di susul oleh Eric yang ternyata sudah mengambil sebuah kursi di dalam kelas, dia angkat dan menghantamkan kepala Reza. Sementara Efri, membantu Chaca untuk bangun. "Ayo, cepat lari dan ikut dengan mereka!" seru Efri, menunjuk ke arah Alvin yang telah melindungi Dosen Anggun, dan teman-teman lainnya.

Reza yang sudah terjatuh, akibat hantaman kursi dari Eric. Kembali bangkit, penuh dengan kegansan. "Eric, mundur! Sebaiknya kita mencari tempat yang lebih aman!" teriak Efri, dan Eric pun melempar kursi itu ke arah Reza.

Merek semua mulai berlari mencari tempat perlindungan. Namun, Mely ternyata kini telah menggigit beberapa mahasiswa lainnya, dan menyerang ke segala arah. Beberapa Mahasiswa yang terinfeksi, kini berubah menjadi zombie semakin banyak.

"Pak, kita harus kemana?" tanya Eric, dengan nafas yang sudah tidak teratur lagi. "Kita ke gudang saja, disana sepertinya aman!" jawab Efri tegas.

"Semuanya! Ayo, ke gudang sekarang!" teriak Efri, mereka pun mengikuti langkah Dosen Efri, dan menuju ke gudang kampus yang berada di dekat kantin. Suasana kini semakin mencekam; hampir setengah mahasiswa kampus tersebut berubah menjadi zombie.

Sementara Widya, yang telah berhasil keluar dari Reviva Labs. Di tengah perjalanan, dia mendengarkan, suara tangisan, jeritan histeris, bunyi sirine dan klakson mobil bersautan, ada juga kecelakaan beruntun, di beberapa titik jalan menciptakan suasana yang kacau.

Saat memasuki pusat perkotaan, mata Widya terbelalak melihat kondisi kota yang semakin kacau. Dia menyaksikan pemandangan yang membuat tubuhnya bergetar, beberapa makhluk yang mengerikan seperti ibunya. Wajah mereka pucat, tubuhnya terkulai lemah, dan beberapa di antaranya bergerak dengan cara yang sangat aneh, menyerang warga sipil, dan siapa saja yang ada di dekat mereka.

Widya menelan ludahnya dengan susah payah, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Namun, tiba-tiba dia mendengarkan ketukan kaca pintu mobilnya. Seseorang yang tampak panik, meminta pertolongan dengan penuh harap. "Tolong! Tolong saya!" teriak pria itu, namun sebelum Widya sempat memutuskan untuk membuka kaca mobil, beberapa sosok makhluk yang seperti zombie muncul dan menerkam, merobek daging pria tersebut dengan ganas. Dia berteriak kesakitan, namun segera raungan itu terhenti, digantikan dengan suara mengerikan dari makhluk-makhluk yang kini sudah mengelilinginya.

Widya menutup matanya sejenak, tangannya gemetar di atas setir mobil. Namun Widya berusaha menekan pedal gas, berlari dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit untuk menjumpai ayahnya, dan takut jika Alvin sudah berada disana juga saat dia meninggalkan rumah sakit tanpa memberitahu mereka.

Tiba-tiba, dengan kecepatan yang tak terduga, mobilnya menabrak seseorang yang melintas di depannya. Widya membelalakkan mata, saat melihat tubuh yang terlempar ke kaca depan mobilnya adalah ayahnya, Profesor Arya, yang kini telah berubah menjadi zombie tanpa dia duga. "Ayah..." Widya berbisik, suaranya hampir hilang.

Widya menekan klakson keras-keras, agar sang ayah turun dari kap mobilnya. Namun ternyata makhluk lain, berlari ke arah mobilnya. Kini dia telah dikelilingi oleh zombie, dan menggeram pelan sambil menatapnya dari luar. "Ya Tuhan, ini seperti neraka!" seru Widya, suaranya penuh kepanikan.

Widya dengan cepat menancapkan gas, dan memutar kemudi, untuk melindas makhluk yang menghalangi jalannya. Ayahnya yang tadi di atas kap mobil, kini tubuhnya jatuh ke tanah.

Widya tidak bisa percaya dengan apa yang baru ia lihat. Kota Plaguehart yang awalnya damai, kini kacau dan hancur begitu saja karena sebuah makhluk mengerikan yang muncul di kota tersebut. Namun, di dalam pikirannya, ada beberapa pertanyaan yang terus berputar; Makhluk apa itu? Apakah mereka zombie? Bagaimana caranya manusia bisa berubah menjadi zombie? Apakah itu ada kaitannya dengan virus ekperimen yang diciptakan oleh Ayahku?

Widya melajukan kendaraannya menuju ke arah kampus adiknya. Dia berharap Alvin masih hidup, dan tidak berubah menjadi makhluk tersebut seperti kedua orang tuanya. "Semoga adikku masih di kampus, dan tidak ada makhluk seperti mereka disana!" serunya penuh harap.

1
Violin🍁
baru mampu udah serem duluan mana malam lagi
🟢Widya Dya: baca pas pagi aja kak, btw terimakasih sudah mampir😇🥰
total 1 replies
BuayaMT🐊
jangan-jangan dia yang ke menciptakan virus zombie itu, tapi bukan Prof Arya🤔
Pompon
lanjut kak, btw semangat berpuasa ya kak
Pompon
alah mimpi kirain beneran udah tegang bet tadi cak🥴
🟢Widya Dya: jangan lupa sediakan air putih/Facepalm/
total 1 replies
Bluery
jangan-jangan Roger sudah terinfeksi? tapi bukannya dia belum terkena gigitan zombie?😱🤔
Bluery
Alur ceritanya menarik, ada bagian part tersedih,. menegangkan, dan novel ini sangat keren karena banyak sekali cerita aksinya yang membuat pembaca semakin penasaran dan suka/Rose/
Bluery
siapa yang naro bawang disini/Cry//Scowl/
Bluery
😱😱
Bluery
Beautiful/Drool/
Bluery
uwuuu/Chuckle/
ESdoger
bikin merinding
ESdoger
keren ceritanya
ESdoger
Beneran menegangkan dan ceritanya menarik untuk di baca👍 alurnya keren, susah di tebak dan banyak misteri yang belum terpecahkan.
ESdoger
lari ada zombie😱
ESdoger
Jadi ini prof yang menciptakan virus zombie itu?
ESdoger
baru 2 bab udah bikin penasaran
Lovely
Nah, Caver Utama sangat mendukung.
Syari Andrian
Waahhh.. Jangan sampai Laura itu nyerang mereka pas di mobil... Aku curiga kalau dia juga hasil eksperimen dari ayahnya Widya dan ayahnya ana
Pompon
bagus banget, updatenya jangan terlalu lama semangat terus buat author nya 😁😆
🟢Widya Dya: makasih, sorry agak lama updatenya krns Authornya sibuk kerja jarang ada waktu luang🙏🏻😇
total 1 replies
Pompon
langsung buang aja tu orang tendang dari truk biar mampus/Hammer//Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!