NovelToon NovelToon
Writer'S Block

Writer'S Block

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Persahabatan / Romansa / Healing
Popularitas:872
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Dafy Kurniawan seorang penulis fiksi ternama. Karya-karyanya best seller dan berhasil diadaptasi menjadi film yang laris manis.

Setahun belakangan ia mengalami writer’s block. Kondisi dimana seseorang tidak mempunyai gagasan baru sama sekali.

Dafy bepergian melakukan kegiatan diluar kebiasaannya untuk mencari inspirasi dan ide-ide segar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di dalam Gerbong Kereta

Kereta cepat yang sudah dipesannya akan berangkat pukul 17:00.

Dafy adalah seorang yang tepat waktu. Lima menit sebelum jam lima sore ia sudah berada di stasiun kereta.

Dengan berjalan cepat untungnya pria yang sudah sangat jarang keluar rumah itu tidak ketinggalan kereta. Ia sudah berada di kursi penumpang VIP miliknya beberapa saat sebelum kereta meluncur.

Dafy ingin berlibur. Ia tidak ingin sama sekali menyusahkan dirinya sendiri atau berlagak seperti seorang yang prihatin untuk meratapi nasib. Ia yang berada dan mampu tidak ragu untuk memanjakan dirinya sendiri.

Dafy hanya mematikan saluran pribadi untuk urusan kerja terutama dengan editor orang yang paling sering berhubungan dengannya. Selebihnya ia tetap memanfaatkan segala kecanggihan teknologi yang ada. Apalagi internet.

Dari tempat tinggalnya tujuan Dafy yang pertama adalah 3,5 jam perjalanan ke depan. Yaitu sebuah kota yang terkenal dengan cuacanya yang panas.

Duduk di bangku pertama atau yang terdepan. Di dalam gerbong kereta berkapasitas 18 orang penumpang. 1 – 2 pengaturan tempat duduk, Dafy duduk sendiri di sebelah jendela.

Dafy sengaja memilih bangku yang pertama. Duduk di deretan depan kaki panjangnya bisa leluasa bergoyang.

Kereta cepat yang belum genap beroperasi selama satu tahun ini mulai melaju. Sesuai dengan namanya. Lajunya sangatlah cepat.

5 jam tempo dulu dengan naik kereta api biasa kini bisa dipangkas 1,5 jam menjadi tiga setengah jam waktu tempuh perjalanan.

Meski begitu itu masih saja terasa lama untuk perjalanan seorang diri yang hanya duduk sambil mendengarkan lantunan lagu-lagu serta melihat layar handphone yang monoton.

Di sebelah kanan Dafy.

Warna senja sore sudah berubah. Jingga yang tadinya tersisa sedikit itu kini telah resmi hilang.

Warna langit kini sepenuhnya telah berubah menjadi gelap, hitam, dan malam.

Kecepatan tinggi kereta mesin ini hanya bisa menangkap kilatan-kilatan cahaya lampu dari kejauhan yang tampak kecil dan tiada berarti.

Sementara itu di sebelah kiri Dafy, ada seseorang yang membuat pandangan matanya berhenti.

Seorang perempuan yang duduk sendirian di bangku berderet dua. Perempuan itu duduk bersandar di samping jendela. Dan kini ia sedang tertidur.

Perempuan itu mengenakan sweter berwarna pink pastel. Rambutnya keriting panjang menyeruak dari topi rajut berwarna sama yang dipakainya.

Pemilik wajah cantik itu juga memasang earphone di kupingnya. Terlihat warna putih menempel di telinga kanannya. Entah apa yang sedang wanita muda itu dengarkan sambil tertidur lelap.

Oops. Tiba-tiba saja perempuan itu terbangun.

Mata cokelat perempuan itu menangkap basah Dafy yang tengah memperhatikan dirinya dengan seksama.

Dafy yang gugup tertangkap basah mengalihkan pandangannya secara perlahan.

Takutnya ia disangka berpikiran yang macam-macam. Sebagai seorang penulis Dafy hanya sedang mencoba untuk mendeskripsikan sosok perempuan itu dengan uraian kata-katanya. Hanya di dalam kepalanya saja.

Perempuan itu melempar senyuman kepada Dafy. Memperlihatkan gigi-giginya yang rapi dan putih serta bentuk senyum yang indah dengan bibir tebalnya.

Dafy membalas tersenyum sambil mengalihkan pandangan.

Perempuan itu memejamkan matanya lagi. Dafy enggan untuk memperhatikannya lagi. Disangka yang bukan-bukan jika ia tertangkap basah melihatnya lagi.

Karena memang bukan hanya parasnya saja yang cantik. Tubuhnya juga demikian.

*

20:35

Kereta berhenti.

Sampailah Dafy beserta rombongan kereta cepat itu di kota yang mereka ingin datangi.

Satu per satu penumpang pun turun dari gerbongnya masing-masing. Membawa barang-barang yang sengaja mereka bawa untuk bekal perjalanan.

Dafy meregangkan badannya yang cukup kaku duduk mematung selama 3,5 jam. Ia menunggu orang-orang lewat dulu untuk keluar sebelum mengambil giliran untuk keluar dari kereta.

Begitu juga dengan perempuan yang duduk berderet dengan dirinya di bangku paling depan. Sosok perempuan yang sudah habis ia amati secara rupa dan bentuk mimiknya.

“Hey”,

Dafy mengejar perempuan itu.

Tidak cukup itu. Dafy menahan bahu perempuan setinggi bahunya itu untuk berhenti.

Perempuan itu kemudian berbalik badan dan menghadap ke arah Dafy.

Perempuan itu mencopot earphone yang dipakainya sebelum berbicara.

“Ada apa?”, tanya wanita muda itu.

Dafy tersenyum sambil mengarahkan tangan kirinya menunjuk ke arah tempat duduk perempuan itu.

“Sepatu mu”, kata Dafy.

Dua kaki berselimut celana hitam ketat. Dua telapak kaki berselimut kaos kaki putih melenggang begitu saja meninggalkan sepasang sepatu berwarna putih yang dibiarkan begitu saja.

Begitulah alasannya kenapa Dafy menghentikan sosok perempuan itu.

“Ouch”,

Kata perempuan itu sambil menepuk jidatnya.

“Terimakasih, hampir saja aku lupa”,

“Sepatu ku”, kata perempuan itu.

Dafy memberikan senyuman kecil untuk ucapan terimakasih itu.

“Kamu bukan hampir lupa”,

“Tapi sudah lupa”, kata Dafy di dalam hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!