Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Kevin masih saja memasang wajah kesal nya saat papa nya dengan santai nya malah mengobrol dengan para lelaki tua yang ada di sana.
Dirinya juga kesal dengan mama nya , karena nyatanya sampai di sana, mama nya malah akrab dengan perempuan yang ada di sana .
"CK,. Tadi satu genk, sekarang udah beda genk. " Omel Kevin sambil menatap sengit para kumpulan orang tua dia sana .
"Ya ampun, pak Pradipta , saya hampir lupa loh , ini kenalkan anak kedua saya , nama nya Rahul . " Seru Kyai Mahmud , lalu memanggil seorang pemuda yang berdiri tidak jauh dari sana . "Rahul , kenalkan ini pak Pradipta ,ini istri nya dan itu anak nya . " Ucap kyai Mahmud , tangan nya melambai memanggil anak bungsu nya. Lalu memperkenalkan keluarga Pradipta pada anak nya itu .
Pemuda yang bernama Rahul itu langsung berjalan mendekat, lalu tangan nya menelangkup di depan dada pada Ningsih dan beralih menyalami Pradipta .
"Wah ganteng ya anak mu ini ." Cetus Pradipta pada kyai Mahmud.
Kyai Mahmud terkekeh mendengar nya. "Ganteng anak mu itu. Oiya Rahul, ajak Kevin untuk berkeliling pondok. Dan kamu kenalkan dengan beberapa teman mu. Mumpung hari ini masuk nya agak siangan kan. "
"Iya Abi . " Sahut Rahul patuh.
Kevin yang tidak betah di sana langsung pergi , dirinya terlalu malas mendengar obrolan alot para orang tua di sana .
Sudah seperti orang akrab sebelum nya , Kevin langsung merangkul leher Rahul , hingga membuat Rahul terkejut bukan main dengan tingkah ajaib pemuda itu .
"Aduh maaf ya kyai Mahmud . Anak saya emang suka begitu . " Ucap Pradipta saat melihat tingkah laku anak nya , mata nya sudah melotot ke arah Kevin , namun dengan santai nya si tengil malah menggeret tubuh anak bungsu kyai Mahmud itu pergi dari sana .
Malu, jelas lah malu Pradipta, anak nya itu tidak ada sopan santun nya sama sekali . Sungguh menyebalkan sekali sikap Kevin itu .
Kyai Mahmud terkekeh . "Tidak apa-apa pak Pradipta . Saya malah suka kalau Kevin cepat akrab dengan santri di sini . Itu bukannya hal yang mudah untuk melakukan proges pembelajaran nanti . Para santri yang lain akan membantu Kevin . " Sahut Kyai Mahmud .
Pradipta tersenyum , walaupun agak malu dengan tingkah anak nya , tapi jawaban santai kyai Mahmud membuat nya agak sedikit legah , apa yang dikatakan oleh kyai Mahmud benar , bukan kah hal itu akan membuat Kevin betah di sini .
Beralih pada Kevin dan Rahul .
Rahul sampai berusaha melepaskan belitan tangan di leher nya itu , sungguh belitan tangan Kevin yang ada di leher nya itu membuat Rahul tidak bisa bernafas .
"Y--a am--pun m--as ny--a , ma--af , se--sek na--fas sa--ya . " Ucap Rahul .
Kevin berdecih mendengar nya , lalu melepaskan rangkulan tangan nya pada leher pemuda itu.
"Cih baru segitu udah sakit . Lembek banget Lo " omel Kevin.
Rahul masih berusaha mengatur nafas nya yang bener-bener sesek banget . Tapi si tengil malah santai lihatin dia doang , dan enggak mau minta maaf atas perbuatan nya .
"I-- ini beneran sesak loh mas nya . " Aku Rahul jujur .
"Cih lembek banget Lo ... Gender aja laki , pake rok aja sana Lo kalau begitu doang Lo KO" ledek Kevin .
Rahul mendengus mendengar perkataan dari pemuda itu. Tidak menyangka pemuda dengan alis robek itu punya mulut pedas seperti itu .
"Mas nya mau saya bawa kemana ? Saya akan tunjukin beberapa gedung yang ada di pondok pasantren ini . " Ucap Rahul , mengabaikan perkataannya Kevin tadi , dirinya mengalihkan pembicaraan lain .
Kevin mendecak tak suka . "Bisa enggak Lo jangan panggil gue mas ? Emang nya gue setia itu apa ? Atau gue nikah sama kakak Lo gitu. ?" Omel Kevin .
"Saya enggak punya kakak mas , saya punya Abang , itu juga lagi di Bandung . Besok baru pulang. "Sahut Rahul polos .
"CK, bangke emang Lo . Capek ngomong sama Lo , kuy lah ajak gue kemana aja , yang penting jangan jadikan gue tumbal pesugihan pasantren ini . " Cetus Kevin lalu melangkah kan kaki nya pergi.
Rahul mengelus dada nya mendengar kalimat kasar yang di ucapkan oleh pemuda itu . "Astaghfirullah, mulut nya pedes banget . . " Tapi tetap saja Rahul menyusul kepergian Kevin .
•
"Nadzira berangkat dulu ya Abah , ibu " Nadzira gadis cantik berhijab itu meraih tangan kedua orang nya secara bergantian mencium nya dengan takzim .
"Iya sayang hati-hati ya. ," Ucap ibu nya Nadzira -- Siti .
"Ingat Zira , kamu harus tetap jaga diri . Kamu itu sudah bertunangan dengan ustadz Malik. Jangan pernah membuat Abah mu malu . " Peringat Abah Nurdin pada putri nya itu .
Nadzira mengangguk, walaupun diri nya agak kesal dengan perkataan dari Abah nya itu . Seperti dirinya perempuan murahan yang suka tebar pesona , padahal dirinya tidak pernah bertingkah seperti itu .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam "
Jarak pondok pesantren tempat nya mengajar hanya beberapa meter saja dari rumah sederhana milik Abah nya . Dirinya hanya berjalan kaki beberapa menit , langsung sampai di pondok pasantren Ar- Rahman .
Nadzira itu lulusan SMA , karena dirinya pandai , kyai Mahmud menyuruh Nadzira untuk mengajar di pondok pasantren . Sekarang usia nya baru dua puluh tahunan .
Tidak lama dirinya sudah sampai , hari ini memang semua kelas akan masuk siang ,karena beberapa ustadzah dan ustadz sedang melakukan rapat .
Kalau Nadzira tidak ikut , karena dirinya hanya ustadzah biasa saja di sana .
"Eh ustadzah Zira , boleh minta tolong tidak ? " Ucap ustadzah Rani saat berpas-pasan dengan Nadzira .
Nadzira tersenyum . "Boleh ustadzah , mau minta tolong apa ?"
"Tolong cek santri yang kemarin saya suruh jalani hukuman ya Ustadzah , saya soal nya buru-buru mau masuk ke ruang rapat . " Ucap ustadzah Rani .
"Iya ustadzah Rani , kalau begitu saya permisi , assalamualaikum . "
"Wa'alaikum salam , makasih ya Ustadzah ,"
Nadzira mengangguk lalu pergi dari sana , tujuan nya tempat dimana para santri melaksanakan hukuman dari Ustadzah Rani . Dirinya sudah tau dimana tempat para santri menjalani hukuman .
Sesampainya di sana , malah Nadzira di buat tercengang dengan tingkah santri nya yang sedang duduk bersantai . Nadzira yang kesal langsung berkacak pinggang menatap empat orang santri itu .
"Astaghfirullah , santai sekali kalian ya , lupa hukuman dari Ustadzah Rani ?"
Deg !!
Keempat nya langsung berjengit kaget mendengar suara ustazah galak yang sangat di takuti di kalangan para santri .
Mereka langsung berdiri , dan menundukkan kepala nya .
"Maaf Ustadzah ."
"Yaudah sana kerjakan hukuman kalian , saya akan pantau dari sini , kalau sampai kalian bersantai - santai lagi seperti tadi . Saya akan tambah hukuman kalian , menghafal dua puluh hadis . Dan harus sore ini kalian setor kan hafalan dengan saya . "
Mata mereka langsung membulat , dengan kepala yang menggeleng kencang takut sekali mereka jika sudah berhadapan dengan Ustadzah galak itu .
"Jangan Ustadzah ."
"Ya sudah , kerjakan sana ."
"Baik Ustadzah."
Mereka buru-buru menyelesaikan hukuman yang sudah di berikan oleh Ustadzah Rani tadi yaitu menyikat WC .
Dan tanpa Nadzira sadari , sedari tadi ada seseorang yang sedang memperhatikan nya .
Orang itu terpaku di tempat nya , menatap tak kedip pada sosok bidadari cantik yang berdiri sambil bersidekap dada .
Pemuda yang tak lain Kevin langsung berdecak kagum , melihat ciptaan Tuhan itu . Baru kali ini dirinya melihat seorang perempuan secantik itu .
"you're very beautiful "