Jingga lelah dengan kehidupan rumah tangganya, apalagi sejak mantan dari suaminya kembali.
Ia memilih untuk tidak berjuang dan berusaha mencari kebahagiaannya sendiri. dan kehadiran seorang Pria sederhana semakin membulatkan tekadnya, jika bahagianya mungkin bukan lagi pada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Dimana istriku Bik?" Danish akhirnya bertanya pada salah satu ART nya setelah puas mengelilingi rumah besar yang menjadi tempat tinggalnya bersama sang istri tiga tahun ini.
"Ibuk sepertinya keluar mencari angin segar pak." Jawab Bik Asih penuh hormat.
akhir akhir ini nyonya rumahnya itu memang selalu meminta ijin setiap sore untuk mencari angin segar, tepatnya saat Jingga mulai mengetahui mantan kekasih suaminya kembali dekat dengan sang suami.
"Angin segar?" Beo Danish, ia memang tak melihat mobil yang biasa dipakai istrinya digarasi. Padahal biasanya Jingga selalu menyambutnya setiap ia pulang kerja disore hari.
namun beberapa bulan ini ia selalu lembur dan pulang diatas jam sepuluh malam, saat jingga sudah terlelap, sehingga Danish tak tahu jika Jingga tak pernah ada diwaktu sore. Jingga pun tak ambil pusing karena ia yakin Danish sedang bersenang senang dengan kekasihnya.
Danish menghela nafas kemudian beranjak menuju lift, hatinya merasa tak tenang Jingga keluar rumah tanpa seijinnya? Padahal dulu istrinya itu begitu cerewet bahkan hanya untuk sekedar belanja bulanan di swalayan pun ia meminta ijin.
Kenapa ia baru menyadari sekarang? Senyum ceria itu sudah tak pernah lagi memyambutnya dipagi hari. Pakaian kerja dan pakaian tidur sudah sangat jarang disiapkan Jingga.
Apa jangan jangan?
Danish menghantam kuat tembok kamar mandi saat tubuhnya diguyur air dari shower.
Iapun dilanda dilema. Kembalinya sang cinta pertama dan justru bekerja di perusahaannya membuatnya sejenak melupakan sang istri.
Danish tak berbohong, ia masih begitu mengagumi Alea Dinata, wanita dewasa yang usianya sepantaran denganya. 30 tahun!
Gadis yang mencuri hatinya sejak mereka masih duduk dibangku SMA. Sayangnya sang ayah dan Ibu tak pernah merestui pernikahan mereka dengan alasan Sejak kecil ia sudah dijodohkan dengan bayi merah yang baru saja lahir kedunia. Konyol memang tapi keinginan sang pemimpin PT. Bratajaya Milk itu tak bisa diganggu gugat.
Keluarga Danish memang memiliki perusahaan yang menaungi beberapa merk minuman Susu UHT dan Teh dalam Kemasan.
Setelah mandi Danish memeriksa ponselnya, dan tak ada pesan terbaru dari sang istri, pesan terakhir bahkan dikirim dua bulan yang lalu.
Mengapa baru hari ini ia menyadari semuanya?
Danish yang hendak meletakkan ponselnya tiba tiba urung melakukannya. Sebuah pesan masuk dan segera ia buka.
'Besok orang tuaku mengajak makan malam dirumah' sebuah emoticon love mengakhiri pesan tersebut.
Danish salah karena bermain api, kini ia pun bingung harus melakukan apa? ia mencintai Alea namun enggan kehilangan Jingga. Egois memang namun Danish berharap keduanya bisa berjalan selaras.
.
.
.
Matahari nyaris terbenam sempurna saat Jingga dan Koa saling berjalan bersisian menuju tempat parkir. Koa mengambil motor maticnya yang sudah berusia lima tahun sedangkan Jingga menuju mobil HRV keluaran terbaru yang diberikan Danish sebagai hadiah ulang tahunnya lima bulan yang lalu.
Satu menit, dua menit hingga beberapa waktu berlalu Koa menunggu pergerakan mobil berwarna krem itu namun sama sekali tak ada tanda tanda Jingga menjalankan roda empatnya.
karena khawatir Koa berlari kecil menghampiri Jingga yang terlihat berdiri santai disamping mobil.
"Kenapa?" tanya Koa, seraya mengikuti arah pandang Jingga.
"Bannya kempes." keduanya berujar bersamaan.
"Ada Dongkrak? Ban serep? Kunci kunci?" Koa meletakkan tas ransel hitam dari punggungnya. Yang berisi semua peralatan melukisnya. Ia menyuruh Jingga membuka bagasi dengan remot kecil yang sejak tadi digenggamnya.
Jingga menggeleng seraya melakukan apa yang diperintahkan Koa. Tak ada apapun yang disebutkan Koa didalam bagasi, hanya ada dua pasang sepatu olah raga dan sekotak air mineral.
Sejak gadis Jingga memang tak menyukai ada peralatan penting itu dibagasi mobilnya. karena saat bermasalah maka ia akan menelpon pihak bengkel saja untuk menyelesaikan semuanya.
Bodoh memang. tapi itulah Jingga.
Koa mengulum senyumannya sambil menggeleng pelan.
"Aku akan memanggil bengkel dan pulang dengan taxi." jawab Jingga santai.
"Mau aku antar?"Tawar Koa, menunjuk motor maticnya yang terparkir jauh dengan dagu.
Jingga tersenyum nakal lalu mengangguk dengan semangat. Ia hampir lupa rasanya menaiki kendaraan roda dua itu. dulu ia sering naik motor saat kuliah bersama temannya, itupun hanya saat mobil pemberian orang tuanya bermasalah seperti sekarang ini. tentu bukan Jingga yang mengendarainya karena ia sama sekali tak tahu.
Dan begitu lulus ia langsung menyandang gelar nyonya Danish Bratajaya. Meski belum tergolong konglomerat kelas kakap yg memiliki jet pribadi, namun kekayaan Danish sanggup membuatnya tak lagi pernah mengendarai kendaraan roda dua itu. Beberapa mobil lengkap dengan supir disiapkan Danish untuk mengantar istrinya kemana saja.
"Kau punya pacar?" tanya jingga, menatap wajah tampan Koa yang tengah memakaikannya helm.
"Jika aku punya pacar aku tidak akan menawarimu tebengan, aku akan menghargai kekasihku dengan tidak memberikan tumpangan pada wanita lain." jawaban Koa membuat Jingga menelan salivanya.
Ah betapa bahagianya menjadi kekasih pria ini! Batin Jingga.
"Aku fikir kau punya pacar karena memiliki dua helm." Jingga memegang helm bogo dikepalanya.
"Aku baru membelinya untukmu. karena kutahu suatu saat kau membutuhkan tumpanganku." jawab Koa jujur.
"Hah?"
"Sudahlah....ayo naik." tak ingin berlama lama, Koa mulai menjalankan motornya.
Pria itu bahkan tidak kedinginan ditengah angin malam yang menghampiri tubuhnya yang hanya dibalut kaos.
Jingga memejamkan matanya sembari memeluk erat pinggang Koa tanpa disuruh. Takut jatuh membuatnya reflek mencari perlindungan.
"Punggungmu begitu bidang Koa...." gumam Jingga yang masih bisa didengar Koa.
Pria itu bisa merasakan buliran hangat membasahi Kaosnya.
Koa mengurangi kecepatannya.
"Kau bisa berlindung dipunggungku jika ada yang menyakitimu." balas Koa.
"Aku sedang melakukannya." Isakan Lirih Jingga semakin terdengar.
Namun dengan cepat Jingga 80kembali mengusap segala kesedihannya yang baru saja tercurah. Ia ingin menikmati perjalanan panjang malam ini.
"Rumahku Di___" kata kata Jingga terhenti saat Koa justru berbelok dihalaman sebuah bangunan besar yang tidak asing bagi Jingga. Namun ia lupa kapan terakhir kali kesana. Masihkan ia pantas masuk kedalam?
Jingga turun dari motor dan membiarkan Koa kembali membantunya membuka helm. Sementara pandangan wanita itu tak pernah lepas dari bangunan yang begitu terang bagian dalamnya.
"Ayo....." Ajak Koa sembari menggenggam tangan Jingga menuju tempat menyucikan diri.
Jingga menggeleng lemah, ia merasa tidak pantas dengan apa yang kini dikenakannya. Celana kulot sebetis dipadukan kaos lengan pendek ngepas dibadan yang membentuk jelas lekuk tubuh indahnya.
Namun dengan bujukan Koa, Jingga akhirnya masuk dan mengenakan kain putih yang telah disediakan didalam yang nyaris menutup semua tubuhnya.
Ada getaran halus menyapa jiwanya saat dengan perlahan ia mengikuti semua gerakan sholat yang dilakukannya terakhir kali saat masih disekolah dasar.
Jingga telah ditinggal sang ibu sejak usianya masih satu tahun, dan ayahnya tak pernah menikah lagi. Menjabat sebagai Direktur di salah satu perusahaan BUMN membuat ayah Jingga tak pernah punya waktu untuk mengajarkan apapun kepada anak gadisnya itu. yang ia tahu ia sudah pernah mendatangkan guru mengaji untuk mengajarkan tentang agama kepada Jingga. Mengenai kelanjutannya ayah Jingga tak pernah lagi bertanya. Jingga pun masa bodo toh ia tak pernah melihat ayahnya juga melakukan Sholat.
Jingga menangis ditengah sholatnya. Entah mengapa ia kini merasa memiliki tempat untuk mengadukan segalanya.
Bagaimana bisa sudah ia pergi sejauh ini?
Bagaimana mungkin selama ini Jingga lupa jika ia punya tempat untuk kembali. Menceritakan segala sesuatu yang terjadi didalam hidupnya.
semoga ada karya baru yg seindahhh ini... aamiin
semua karya author yg pernah aku baca keren semua... 👍👍👍
(sedih banyak penulis yang keren yang gak lanjut disini)