NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:60k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Temani Aku Makan

Nathan sedang sibuk memeriksa dokumen di ruangannya ketika Max datang. Dia membawa informasi yang Nathan butuhkan tentang Vivian. Max mengetuk pintu sebelum memasuki ruangan, memegang sebuah map berisi berkas-berkas penting.

"Tuan Muda, saya membawa informasi yang Anda minta tentang Vivian," kata Max dengan nada serius.

Nathan meletakkan dokumen yang sedang diperiksanya dan mengalihkan perhatian ke Max. "Hm. Apa yang kau temukan?"

Max berjalan mendekat dan menyerahkan map tersebut kepada Nathan. "Vivian, adalah tulang punggung keluarganya, Tuan. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya lumpuh karena kecelakaan sehingga dia tidak lagi bekerja. Adiknya masih sekolah dan membutuhkan biaya."

Nathan membuka map itu dan membaca informasi dengan seksama. Ekspresinya tetap dingin, meski ada kilatan pengertian di matanya. "Jadi, dia bekerja di sini untuk menopang keluarganya," gumam Nathan, lebih kepada dirinya sendiri.

"Ya, Tuan Muda. Vivian, mengambil pekerjaan ini untuk memastikan keluarganya tetap bertahan. Dia adalah satu-satunya sumber pendapatan mereka," lanjut Max, memperjelas situasi.

Nathan menutup map dan meletakkannya di atas meja, lalu bersandar di kursinya sambil merenung. "Aku mengerti. Kau boleh kembali ke tugasmu."

Max mengangguk dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Nathan dengan pikirannya. Nathan menyandarkan dirinya ke kursi, menatap map yang berisi rincian tentang kehidupan pribadi Vivian.

Nathan menatap jendela yang memperlihatkan langit senja yang mulai gelap. Di balik eksteriornya yang dingin dan arogan, Nathan menyadari bahwa dia harus bertindak adil, bukan hanya sebagai atasan tetapi juga sebagai manusia. Dia memutuskan bahwa dia akan berbicara dengan Vivian lagi, kali ini dengan pemahaman yang lebih dalam tentang situasinya.

***

Vivian berdiri di belakang Nathan yang sedang menyantap makan malamnya. Suasana di antara mereka begitu hening, tak ada obrolan, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersentuhan dengan piring. Para pelayan lainnya mengintip dengan penuh penasaran dari dapur, menyaksikan interaksi yang jarang sekali terjadi antara majikan mereka dan seorang pelayan.

Tiba-tiba, Nathan berhenti makan dan menatap ke arah Vivian. "Vivian, duduklah disini dan temani aku makan," katanya dengan nada tegas namun tenang.

Vivian terkejut dan merasa tidak nyaman dengan permintaan tersebut. "Maaf, Tuan Muda, tapi saya tidak bisa. Ini tidak pantas," jawabnya dengan suara pelan, berusaha menjaga kesopanannya.

Nathan menatapnya dengan tajam. "Aku tidak mengulangi perintah dua kali, Vivian. Duduk dan temani aku makan."

Para pelayan lainnya saling berpandangan, terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat majikannya mengajak seorang pelayan untuk makan satu meja dengannya.

Vivian merasa semakin terdesak, namun dia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Nathan. Dengan hati-hati, dia menarik kursi dan duduk di seberang Nathan, merasa canggung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Nathan melanjutkan makannya, sementara Vivian duduk diam, merasa semua mata tertuju padanya. Setelah beberapa saat, Nathan meletakkan garpu dan pisau, menatap langsung ke arah Vivian.

"Vivian, aku ingin kau merasa nyaman di sini. Aku tahu kau masih baru dan mungkin merasa canggung, tapi kau harus tau bahwa posisimu penting," kata Nathan, suaranya lebih lembut namun tetap penuh otoritas.

Vivian mengangguk pelan, masih merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Baik, Tuan Muda. Saya mengerti,"

Nathan mengangguk, kemudian kembali melanjutkan makannya. "Bagus. Aku berharap kau bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Jika ada masalah, jangan ragu untuk memberitahuku atau Max."

Vivian hanya mengangguk mendengar kata-kata Nathan, meski perasaan canggung itu masih ada. Dia tahu bahwa hidupnya di rumah ini tidak akan mudah, tapi setidaknya Nathan menunjukkan bahwa dia bisa berbicara langsung jika ada masalah.

Para pelayan lainnya kembali ke dapur, berbisik-bisik tentang apa yang baru saja mereka saksikan. Martha, yang selalu ramah kepada Vivian, menatapnya dengan tatapan penuh pengertian dan sedikit bangga.

"Mungkin tidak akan mudah, tapi kau akan baik-baik saja, Vivian," bisik Martha saat dia lewat di dekat Vivian. Vivian tersenyum tipis. Dia tidak tau harus bereaksi bagaimana.

Namun, di tengah suasana yang hening dan penuh tanya, ada satu pelayan yang tidak suka melihat perhatian Nathan terhadap Vivian. Dia adalah Monica, seorang pelayan yang sudah lama bekerja di rumah itu. Rasa iri dan kesal menyelimuti hatinya setiap kali dia melihat Nathan memperlakukan Vivian dengan baik, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan selama bertahun-tahun bekerja di sana.

Monica berdiri di sudut dapur, menyaksikan kejadian di ruang makan dengan mata yang penuh dengan kebencian. "Apa yang membuat gadis baru itu begitu istimewa?" gumamnya pada diri sendiri, suaranya hampir tak terdengar di tengah hiruk-pikuk dapur.

Martha, yang memperhatikan perubahan ekspresi Monica, mendekatinya dengan hati-hati. "Monica, ada apa? Kau kelihatan tidak senang," tanyanya lembut.

Monica menghela napas, menatap Martha dengan mata yang menyala. "Tidak adil, Martha. Aku sudah bekerja di sini selama bertahun-tahun, melakukan semua yang diperintahkan dengan sempurna. Tapi Tuan Muda tidak pernah memperlakukan aku dengan cara yang sama. Kenapa Vivian yang baru saja datang mendapatkan perhatian seperti itu?"

Martha menepuk bahu Monica dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Monica, kita tidak tahu apa yang ada di pikiran Tuan Muda. Mungkin ada alasan di balik semua ini. Kita harus fokus pada pekerjaan kita dan tidak membiarkan rasa iri menguasai hati kita."

Monica mendengus, tapi tetap mendengarkan nasihat Martha. "Mungkin kau benar. Tapi rasanya sulit untuk tidak merasa iri."

Sementara itu, di ruang makan, Nathan selesai dengan makannya dan menatap Vivian sekali lagi. "Kau boleh kembali ke tugasmu sekarang," katanya dengan nada datar.

Vivian mengangguk, merasa lega bisa meninggalkan meja makan. "Terima kasih, Tuan," jawabnya singkat sebelum berdiri dan berjalan kembali ke dapur. Saat dia masuk, dia merasakan suasana yang sedikit tegang, terutama ketika dia melihat Monica menatapnya dengan tatapan yang tidak ramah.

Vivian mencoba mengabaikan perasaan tidak nyaman itu dan melanjutkan tugasnya. Dia tahu bahwa tidak semua orang di rumah ini akan menerima kehadirannya dengan baik, terutama setelah kejadian tadi.

Monica terus memperhatikan Vivian dari kejauhan, perasaan iri masih mengganjal di hatinya. Tapi dia juga tahu bahwa Martha benar. Dia tidak bisa membiarkan perasaan negatif itu mengganggu pekerjaannya. Meski sulit, Monica berusaha untuk fokus pada tugasnya, mencoba mengesampingkan rasa tidak suka yang semakin tumbuh terhadap Vivian.

Hari itu berlalu dengan suasana yang campur aduk. Vivian terus bekerja dengan tekun, berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Sementara itu, Monica dan para pelayan lainnya tetap mengamati, sebagian besar dengan rasa penasaran, bagaimana hubungan antara Nathan dan Vivian akan berkembang di hari-hari mendatang.

***

Bersambung

1
mawar
kenapa harus cerai Thor😥gak suka cerai masih ada cara lain😰
Ellnara: Gak jadi kok kak, tunggu di bab baru ya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!