NovelToon NovelToon
Getaran Cinta

Getaran Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: KENZIE 7 store PONOROGO

Raline dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya demi baktinya pada orang tua. Konflik muncul setelah Raline bisa menerima dan mulai mencintai suaminya. Perselisihan dengan mertua dan ipar serta mantan Raline pun hadir.

Akankah pernikahan mereka yang diawali dengan perjodohan dapat berjalan dan berakhir bahagia?

.....

Hai kak, ini karya pertama saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam hangat


Hai, kak. Ini adalah karya pertam saya. Mohon dukungannya ya kakak2 semua. Salam dari Ponorogo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KENZIE 7 store PONOROGO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melamar

Sesuai janjinya pada Pramudya, siang ini Raline pergi ke sebuah restoran mewah. Bersama Pramudya tentunya.

Pramudya ingin mengenalkan Raline dengan salah satu karyawannya. Karena Pramudya sangat mengenal dengan baik karyawan tersebut.

Dia pekerja keras, jujur, dan yang pasti dia sopan juga bertanggung jawab.

Saat pasangan ayah dan anak itu berjalan menuju meja yang telah dipesan, tampak seseorang sudah duduk disana terlebih dahulu.

Ya, dialah orangnya. Orang yang akan dijodohkan Pramudya dengan Raline.

"Wah, rupanya Nak Devan sudah datang. Maaf ya sudah membuat Nak Devan lama menunggu." Pramudya bersalaman dengan Devan.

Melihat Pramudya datang, Devan pun langsung berdiri sopan sambil membalas jabat tangan dari Pramudya.

"Tidak juga Om. Devan juga batu datang. Mari, silakan duduk. " Sambutan hangat pun Devan berikan untuk Pramudya dan Raline.

"Oiya, kenalkan, ini putri Om, namanya Raline." Ucap Pramudya.

"Raline "

"Devan "

Pelayan pun datang membawa dua cangkir kopi dan satu gelas jus jeruk. Karena sebelumnya Devan sudah terlebih dahulu memesan minuman untuk mereka bertiga.

"Terima kasih Mas." Ucap Devan pada pelayan tersebut. Pelayan itupun menganggukan kepalanya sopan.

"Silakan diminum dulu. Maaf saya tidak tahu selera Mbak Raline apa, jadi saya pesankan jus jeruk.

"Hmm tidak apa-apa. Saya bukan tipe yang pilih-pilih."

Mereka bertiga pun mengobrol basa-basi dulu sebelum Pramudya membicarakan inti dari pertemuan ini.

"Nak Devan, maukan menjadi suami dari putri Om ini? Seperti yang Om bicarakan sebelumnya." Pramudya langsung menanyakan pada Devan.

"Kalau Mbak Raline-nya tidak keberatan, saya tidak bisa menolaknya Om."

"Bagaimana Sayang?" Tanya Pramudya pada Raline.

"Baiklah Ayah. Raline setuju." Baginya pertanyaan Pramudya tadi sama seperti perintah buat Raline.

"Baiklah kalau kalian berdua bersedia. Minggu depan kalian akan menikah." Putus Pramudya akhirnya.

"Apa tidak terlalu cepat Yah?" Protes Raline pada keputusan ayahnya.

"Memang apalagi yang harus ditunggu Al? Bukankah lebih cepat lebih baik. Bukan begitu Nak Devan?" Pramudya meminta pendapat Devan.

"I-Iya Om."

Raline hanya bisa mendesah pelan dengan keputusan ayahnya itu. Karena Raline tahu, Ayahnya tidak suka dibantah.

Pramudya sosok yang lembut namun juga tegas. Itulah sebabnya Raline sangat patuh pada orang tuanya terutama Ayahnya.

"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu Nak Devan. Kalau bisa, besok ajaklah keluarga Nak Devan ke rumah ya."

"Baik Om."

Pasangan ayah dan anak itupun pergi meninggalkan Devan.

Kini, hanya tinggal Devan sendiri dengan pemikirannya.

"Apakah aku terlalu terburu-buru mengiyakan permintaan Pak Pram ya? Semoga keputusanku ini tepat." Gumam Devan seorang diri.

🌻🌻🌻

Setelah Pramudya dan Raline tiba dirumah, mereka disambut Lestari dengan tidak sabar.

"Bagaimana Yah hasilnya?"

"Setidaknya biarkan kami duduk dulu Bun. Jangan lupa ambilkan air." Protes Pramudya. "Bunda mu itu selalu seperti ini. Baru juga masuk rumah, belum duduk atau istirahat pasti sudah ditodong pertanyaan. Ck ~ ". Omel Pramudya mengeluhkan sikap istrinya itu.

Lestari pun datang dari dapur membawa nampan berisi tiga gelas air putih. Dia duduk dengan tidak sabar.

"Minggu depan Raline akan menikah dengan Devan. Mereka berdua sudah setuju." Ucap Pramudya.

"Hmm Bunda sih ikut Ayah saja. Kalau menurut Ayah ini yang terbaik untuk Raline, Bunda juga setuju."

"Oiya Bun, besok kemungkinan Devan dan keluarganya akan kesini. Tolong disiapkan untuk acara besok ya, Ayah mau istirahat dulu. Kalian mengobrol lah."

Setelah mengatakan itu, Pramudya pun bergegas menuju ke atas untuk istirahat. Kini tinggal Raline dan ibunya saja.

"Aline sayang, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Lestari pada putrinya. Dia paham apa yang dirasakan oleh putrinya.

"Maksud Bunda bagaimana?" Bukannya menjawab pertanyaan Lestari, Raline justru balik bertanya.

"Tidak usah pura-pura di depan Bunda. Bunda tahu bagaimana perasaan kamu Nak."

"Hiks, Aline bisa apa Bun selain menuruti keinginan Ayah, hiks hiks..." Akhirnya pertahanan Raline runtuh di depan ibunya.

Lestari pun mendekati Raline dan memeluk putrinya itu. Saat ini Raline membutuhkan pelukannya agar Raline lebih tenang dan nyaman.

"Hustt~ Dengarkan Bunda Sayang. Bunda tahu ini berat buat kamu. Tetapi ketahuilah Nak, bahwa penilaian orang tua itu tidak pernah salah." Ucap Lestari lembut.

Raline hanya mampu terisak dipelukan ibunya. Jujur saja dia tidak ingin menikah dengan Devan, namun apalah daya, kehendak Pramudya seperti itu. Mau tak mau Raline pun harus menuruti apa keinginan ayahnya itu.

"Sekarang sebaiknya kamu mandi membersihkan badan setelah itu istirahat lah. Bunda tahu, kamu padi lelah kan?"

Memang hanya sosok seorang ibu lah yang paling mengerti dan memahami anaknya.

Dengan patuh, Raline pun melangkah menuju ke kamarnya untuk mandi lalu istirahat. Dia benar-benar sangat lelah dengan semua ini.

🌻🌻🌻

Sesuai dengan yang telah Pramudya katakan kemarin, bahwa hari ini Devan dan keluarganya datang kerumah Raline guna untuk melamar Raline.

Dengan membawa ibu dan adiknya serta kerabat yang lain. Devan dan rombongan tiba diruma Raline pukul sepuluh pagi.

Membawa banyak seserahan seperti aneka kue basah maupun kering. Juga ada aneka jenang. Sesuai dengan kebanyakan adat di daerah.

Keluarga Pramudya pun menyambut calon menantu dan besannya itu dengan sambutan yang hangat.

Di dalam kamar, Raline tengah didandani oleh seorang makeup artist agar terlihat cantik dan mempesona.

"Mari-mari, silakan masuk." Pramudya menyambut keluarga Devan dan mempersilakan masuk ke dalam rumah. "Mari duduk. Ayo dicicipi hidangan kami yang apa adanya sambil menunggu putri saya turun." Ujar Pramudya berramah tamah.

"Cih, dasar orang kaya pake acara sok merendah segala" Bisik ibunya Devan kepada putrinya.

"Iya nih gaya banget." Sahut Delia, adik perempuan Devan.

Sedang adik laki-laki Devan tampak membenci acara ini. Berbeda dengan kerabat Devan yang lainnya. Mereka tampak menikmati acara lamaran ini.

Tak lama kemudian, Raline pun turun diikuti dengan ibunya. Tampak Devan tak berkedip melihat Raline.

Bagaimana tidak, Raline tampak sangat cantik dengan balutan gaun berwarna putih tulang dengan riasan yang natural. Sehingga kecantikan Raline terpancar alami.

Raline pun dituntun Lestari duduk didekat ayahnya dan diapit oleh Lestari sendiri.

Disisi lain, Rizal, adik laki-laki Devan menatap Raline penuh hasrat. 'Kalau tahu calon ipar secantik ini, mending kunikahi saja daripada sama si Revan itu HUH.' Batin Rizal.

"Begini Bu- ..." Pembicaraan ayah Raline terhenti karena belum tahu nama ibunya Devan.

"Bu Ambar, Pak." Ucap Bu Ambar, ibu Devan dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Baiklah. Begini Bu Ambar, sesuai kesepakatan saya dengan Devan kemarin bahwa pernikahan kedua putra kita akan dilaksanakan seminggu lagi. Apakah ada yang keberatan?" Ucap Pramudya.

Semua diam menyimak pembicaraan ini. Apalagi Bu Ambar. Dia hanya bisa menerima apapun keputusan Devan. Karena yang membiayai hidupnya dan juga anak-anaknya adalah Devan.

"Kami juga setuju kok Pak. Iyakan?" Jawab Bu Ambar terpaksa.

"Baiklah kalau semua sudah setuju. Mari kita ke belakang untuk makan siang." Ajak Pramudya pada semua orang. Karena ini sudah masuk jam makan siang.

Keluarga Devan tampak takjub dengan rumah Raline. Dari depan saja sudah mewah. Semakin ke belakang tampak semakin lebih mewah.

Semua tampak senang dan menikmati hidangan yang disajikan oleh keluarga Pramudya. Nampak mewah dan wah.

Setelah selesai makan siang, semua keluarga Devan pamit undur diri.

Pramudya sekeluarga pun mengantar tamu-tamunya sampai depan rumah.

"Syukurlah Bun keluarga Devan menerima putri kita."

"Iya Yah."

Sedang Raline, jangan ditanya lagi bagaimana perasaannya. Sepanjang acara tadi dia hanya diam. tidak berani bersuara ataupun melakukan hal yang akan membuat malu keluarganya.

Tak terasa air mata Raline pun jatuh. Rasa sesak yang ditahannya sedari tadi pun akhirnya luruh.

Dia pun berlalu masuk ke dalam rumah agar orang tidak melihat dia menangis.

☀️☀️☀️☀️

Untuk bab 3 sampai disini dulu ya reader semua. Semoga author ini bisa konsisten menyelesaikan bab demi bab sampai menjadi sebuah novel tamat. Aamiin.

Sekali lagi, mohon dukungannya ya kakak2 pembaca semua.

Salam kenal dari bumi reog Ponorogo #deepBow

1
jumrotun chasanah
Lanjut lagi kak.. Critaanyaa ng ambang gitu. 😔
OkitaNiken
Sedihh banget si Raline
tefa(♡u♡)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
AKB: terima kasih kak /Kiss/
total 1 replies
NotLiam
❤️ Hanya bisa bilang satu kata: cinta! ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!