NovelToon NovelToon
Isteriku, Canduku

Isteriku, Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:53.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

Rocky, si anak mami dari keluarga konglomerat, dipaksa menikah dengan Lisa, gadis yang tidak sesuai ekspektasinya.

Kehadiran seorang pengusaha tambang diantara mereka telah menumbuhkan rasa cemburu dihatinya, sehingga dengan segala upaya ia berusaha membuat sang isteri jatuh cinta padanya.

Ikuti kisahnya ; ISTERIKU, CANDUKU

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Bukan Gadis Pelunas Hutang

Tok! Tok! Tok!

Lisa masih menyandarkan punggungnya dibelakang pintu kamar pribadinya buru-buru menghapus air matanya dengan kedua punggung tangannya.

Drama acara makan malam yang telah usai 1 jam yang lalu masih terus terbayang dalam benaknya, betapa malunya dirinya berada ditempat yang salah, tapi ia tidak tahu bagaimana caranya melarikan diri dari kerumitan hidupnya saat ini.

Ceklek.

"Nyonya," Lisa sedikit membungkukan tubuhnya, meniru apa yang dilakukan semua asisten rumah tangga dirumah itu pada sang nyonya rumah, saat dilihatnya Marta berdiri tepat didepan pintu kamarnya.

"Sayang, panggil Mami. Bukankah sudah berkali-kali Mami mengingatkanmu akan hal itu?" lembut Marta.

"T-tapi Nyonya, saya tidak pantas memanggil seperti itu. S-saya hanya gadis pelunas hutang ayah," lirih Lisa pelan, berusaha menyembunyikan suara paraunya yang baru selesai menangis sambil sedikit menundukan wajahnya.

"Jangan pernah berkata seperti itu lagi Lisa, Mami tidak pernah menganggapmu sebagai gadis pelunas hutang ayahmu," sambil menyentuh lembut pundak gadis yang menunduk dihadapannya.

"Boleh Mami masuk?"

"T-tentu saja Nyo--"

"Panggil Mami," potong Marta.

"I-iya Ma-mi," canggung Lisa.

"Mami tidak perlu meminta izin. Ini rumah Mami," imbuhnya masih terdengar canggung memanggil nyonya rumah dengan sebutan demikian, lalu menepikan tubuhnya untuk memberi ruang pada Marta memasuki kamarnya.

Marta tersenyum mendengarnya, ia menepuk lembut punggung Lisa sambil berlalu masuk melewati calon menantunya itu.

"Kamu benar, Sayang. Ini memang rumah Mami, tapi kamar ini sekarang milikmu. Jadi, Mami--, dan siapapun yang akan masuk wajib meminta izin pada pemiliknya," pandangan Marta mengitari seluruh sudut kamar.

"Kamu suka kamar ini, Sayang?" Marta berbalik, menatap Lisa yang membuntutinya dari belakang.

"Suka," singkat Lisa, ikut mengedarkan pandangannya pada kamar mewah nan luas yang menjadi hunian barunya saat ini.

"Syukurlah," Marta kembali tersenyum lembut. Lalu melangkah menuju deretan lemari pakaian.

"Kemarilah Lisa," panggil Marta.

Gadis itu gegas mendekat.

"Ini lemari khusus pakaian tidur," sambil mendorong pintu lemari kearah kanan hingga terbuka lebar, memperlihatkan isi didalamnya yang tertata rapi. Semerbak wangi pakaian seketika menabrak indera penciuman, membuat Lisa memejamkan matanya sesaat menikmati wangi yang berhembus keluar dari dalam lemari.

"Mami tau ini adalah gaun kesayanganmu, peninggalan dari ibundamu," sambil menyentuh gaun yang dikenakan Lisa pada bagian pinggang gadis itu.

"Setelah ini, Mami tidak memperkenankanmu mengenakannya lagi, simpanlah di lemari itu," menunjuk satu lemari etalase yang berdiri kokoh disudut ruang kamar.

"Kamu bisa melihatnya bila merindukan ibundamu. Bila kamu mengenakannya lagi, Mami khawatir kamu akan merusak peninggalan ibumu ini. Lihat, bagian pundak kirinya saja sudah koyak seperti ini," sambil memperhatikan gaun Lisa yang bolong lumayan lebar didaerah pundaknya.

Lisa hanya mengangguk pelan, merasa malu karena sang nyonya rumah melihat gaun tuanya yang robek, dan ia tidak punya kain yang sama untuk menambalnya, sehingga membiarkannya menganga seperti itu.

"Nah, ini gaun pesta. Kamu bisa memilihnya saat menghadiri pesta keluarga, kolega, atau semacamnya," Marta mendorong satu pintu lemari disebelahnya lagi.

Lisa berdecak kagum didalam hati, gaun-gaun pesta yang indah dan mewah itu pasti sangat mahal harganya, batinnya.

Setelah puas memperlihatkan gaun-gaun pesta pada calon menantunya, Marta beralih pada etalase yang memamerkan beragam sepatu, dan sesekali meraihnya dan mencocokannya pada kaki Lisa.

Gadis belia itu hanya menurut, tanpa banyak bicara melihat betapa bersemangatnya sang nyonya rumah menjelaskan ini dan itu padanya. Baginya , ini seperti mimpi. Tidak pernah ia membayangkan dirinya ada diposisi seperti ini. Diperlakukan begitu istimewa oleh seorang wanita sekelas Marta.

"Sudah larut, kamu pasti lelah. Beristirahatlah, Lisa. Besok Mami akan mengajarimu lagi beberapa hal sedikit demi sedikit," Marta melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10 lewat 5 menit.

"Ma-mi," panggil Lisa lirih dan sedikit sungkan, saat Marta melangkah didepannya menuju pintu keluar.

"Ada apa, Sayang," Marta berbalik, menampilkan senyum lembutnya menatap Lisa yang masih canggung berhadapan dengannya.

"Saya gadis berparas jelek, dan hanya lulusan SMU. Keluarga sayapun orang miskin, sehingga saya harus berada disini sebagai pelunas hutang Ayah," Lisa merundukan kepalanya sambil meremas tangannya sendiri.

Walau ia tahu Marta tidak menyukai bila ia mengulang perkataan itu lagi, tapi ia harus melakukannya untuk menegaskan tujuannya berada dirumah itu.

Marta yang melihatnya sengaja memberi kesempatan gadis itu mengatakan apa yang ada dalam benaknya.

"Jadi, tidak ada yang bisa saya banggakan tentang diri saya. Saya bersedia berkerja apa saja dirumah ini, seperti memasak, mencuci pakaian, mencuci peralatan dapur, bersih-bersih rumah, bersih-bersih taman, pekarangan, menyabit rumput liar dan semacamnya. Asal jangan--" Lisa menjeda ucapannya sebentar, dan Marta tetap menanti kelanjutannya dengan sabar.

"Asal jangan menikah dengan pak Rocky. K-kami tidak setara, Mami. Saya tidak pantas, saya pantasnya menjadi pelayan saja. Bahkan--, menjadi pelayan rumah ini saja sebenarnya saya merasa tidak pantas pula," ungkapnya sadar diri.

Marta memajukan langkahnya mendekati Lisa yang masih merunduk. Kedua tangannya menyentuh lembut pundak gadis belia yang baru menginjak 18 tahun itu setelah kelulusannya tahun ini.

"Mami yang merasa kamu pantas untuk Rocky, Sayang," memandang Lisa yang tengah menunduk.

"Tentang dirimu, Mami sudah tau semua. Bagaimana ibundamu meninggal, ayahmu--maaf--yang seorang penjudi dan pemabuk itu, ibu tirimu yang memaksamu berkerja keras membanting tulang untuk menghidupi mereka," Marta mendesah pelan diujung kalimatnya, lalu kembali menyunggingkan senyum terbaiknya untuk menghibur gadis belia yang merasa rendah diri itu.

"Lihat Mami, Sayang."

Lisa mendongak pelan, menemukan senyum hangat wanita berwajah keibuan itu.

"Kamu itu cantik, hanya kamu tidak menyadarinya. Ikut Mami," Marta menarik pergelangan tangan Lisa, membawanya menuju meja rias yang tidak jauh dari mereka berdiri dan mendudukan gadis itu pada kursi.

"Perhatikan wajahmu dipantulan cermin ini, Sayang."

Lisa menurut, ia melihat pantulan wajahnya dan dan wajah Marta yang berdiri dibelakangnya.

"Perhatikan matamu, Sayang. Bola matamu yang besar ini sangat indah, bersih dan bening seperti bayi, dihiasi bulu-bulu mata lentik yang keriting secara alami. Dan alismu tertata rapi tanpa harus dirapikan penata rias."

Lisa mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali.

Ia tidak mengerti, kalau matanya yang sering jadi bahan ejekan gadis bermata belo, karena memiliki ukuran yang lebih lebar dan memanjang tidak seperti orang kebanyakan pada umumnya mendapat pujian dari Marta.

"Hidungmu ini sangat mancung," lanjut Marta sambil menyentuh pucuk hidung Lisa yang mencuat tinggi.

"Serasi dengan bibir mungilmu," menatap bibir kecil Lisa lalu tersenyum tipis kala gadis itu merundukan wajahnya, berusaha menyembunyikan semburat merah diwajahnya.

"Dan rambutmu ini--, Mami suka melihatnya," sambil membelai lembut rambut ikal bergelombang yang hitam legam itu.

"Apakah kamu pernah menonton Film Brave?" tanya Marta masih membelai lembut rambut Lisa, gadis itu kembali mendongak, menatap wajah Marta dari pantulan cermin.

"Eum--, yang ibunya berubah jadi beruang itu?" Lisa balik bertanya untuk memastikan, karena ia pernah menontonnya dilayar televisi.

"Iya, benar," sahut Marta, dan disambut anggukan oleh Lisa yang mengingat Film animasi itu.

"Bila diperhatikan, kamu mirip dengan pemeran gadis berambut merah yang bernama Merida itu. Gadis srikandi, pemberani, dan menjadi pahlawan bagi kerajaan yang dipimpin ayahnya," ungkap Marta, kembali tersenyum lembut.

Lisa hanya termenung, ia yakin itu hanya kata-kata penghiburan dari sang nyonya rumah yang begitu baik sejak awal mereka bertemu dua tahun lalu. Ia tidak menyangka bila wanita kaya itu yang menebusnya dari para dept collector yang selalu mendatangi keluarganya dengan gaya mereka yang beringas.

"Baiklah, tidurlah sekarang. Besok kita lanjutkan lagi," Marta mencium lembut pucuk rambut Lisa lalu beranjak dari belakang gadis itu.

"Terima kasih banyak atas kebaikan Ma-mi," Lisa buru-buru menyusul untuk mengantar hingga didepan pintu.

Marta tersenyum mendengarnya seraya mengangguk.

"Sama-sama, Sayang. Tidurlah yang nyenyak," Marta melambai lalu menarik handle pintu dan keluar.

"Rocky?!" kaget Marta begitu pula Lisa dibelakangnya, kala melihat putranya itu menyandarkan pundaknya didinding, didekat pintu kamar Lisa.

Bersambung...👉

1
Kikan Dwi
5 iklan buat Lisa
Kikan Dwi
Woyyy aku cabein juga tuh mulut
Kikan Dwi
sepertinya Dirly memang saudaranya Rocky, 😭😭😭
Kikan Dwi
apakah saudara Rocky
Kikan Dwi
pasti hatinya mami sangat sakit dengan kelakuan Rocky, yang tanpa disadari persis ayahnya
Kikan Dwi
kayak nya angelia jalang
Kikan Dwi
dari rasa iba boleh lah jatuh cinta
Kikan Dwi
apa gusman ayah bayinya? makanya kalo nyari sekretaris tuh cowok jgn cewek
Kikan Dwi
knp papanya Rocky sok perhatian gitu? sepertinya gusman memang tipe tak setia
Kikan Dwi
enak ga jilat ludah sendiri 😤
Kikan Dwi
di bilang udah menikah juga dasar budeg
Kikan Dwi
kalau aku jd mamih, gak akn pernah memaafkan sih, karena pasti akn terus membayangi apalagi sampai punya anak
Kikan Dwi
awas saja kalau terbukti selingkuh lg, sunat aja tuh rudalnya sampai habis
Kikan Dwi
ciyeee padahal mau nanyain Lisa tuh 🤣
Kikan Dwi
hadeuh angelia baru pacar loh udah sok, awas aja kalau sok mau jadi ular sawah
Kikan Dwi
derajatnya setinggi apa sih?
Kikan Dwi
dikira Lisa apa? upik abu? 🤣🤣
Dewi Payang: Rocky kadang memang ada2 aja😄😄😄
total 1 replies
Kikan Dwi
kalau makhluk gaib gak akan terlihat dong 🤣
Dewi Payang: Rocky : bener juga ya🤔🤭😄🤭
total 1 replies
Kikan Dwi
omegot, km lhat apa lis ? tongkat sakti?
Kikan Dwi: 🤣🤣🤣 apa pernah celup??
Dewi Payang: Lisa : belum jadi tongkat sakti kak, masih belalai gajah😄
total 2 replies
Kikan Dwi
jantung aman 🤣🤣
Dewi Payang: Sedikit tak aman😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!