NovelToon NovelToon
Poligami Yang Tak Diinginkan

Poligami Yang Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:79.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arrafa Aris

Menjadi yang ke-dua bukanlah keinginan juga pilihan yang terbaik bagi Lea. Apalagi harus berada dalam lingkaran poligami. Baginya, pernikahan adalah ibadah terpanjang dan sakral.

Namun, karena sang calon imam tak kunjung datang saat akan ijab qobul, Bagas dengan sukarela menjadi pengganti. Lea mengira Bagas tulus menikahinya. Akan tetapi, ia salah karena Bagas hanya ingin menggunakan rahimnya untuk menjadi ibu pengganti dari benihnya dan Melissa.

Bak sedang bermain api, Bagas justru terjebak dengan perasaannya pada Lea. Sebaliknya Lea yang memang tak mencintai Bagas, sikapnya selalu dingin pada sang suami.

Belum lagi karena Bagas tak bisa menerima kehadiran baby Sava, anak yang diadopsi Lea sebelum ia mengandung benih dari Bagas dan Melissa.

Pertengkaran pun sulit terhindarkan diantara mereka, karena Lea dan Bagas tak sepemikiran. Belum lagi kehadiran Wira yang semakin membuat Bagas naik pitam.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka selanjutnya? Ayo kepoin guys.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. PYTD

Keheningan seketika tercipta di antara keduanya. Bagas mendekati Lea lalu memeluk erat sang istri.

“Kenapa kamu berkata seperti itu?” bisik Bagas.

“Anggap saja itu sebagai balas budiku padamu. Sebagai seorang wanita, aku sangat mengerti perasaan Mbak Melissa. Diduakan itu nggak enak, Mas. Ketahuilah, nggak ada wanita yang rela dimadu, apalagi kamu menikahiku tanpa seizinnya kala itu.”

Lea mengurai dekapan Bagas. Ia kemudian kembali berbaring karena merasakan kepalanya masih terasa pusing.

Sedangkan Bagas hanya memandangi Lea yang kini kembali memejamkan mata.

‘Tubuhnya panas banget, apa dia belum pernah ke dokter?’ batin Bagas tanpa mengalihkan tatapannya pada Lea.

“Istirahatlah, jika kamu membutuhkan sesuatu panggil saja aku,” saran Bagas lalu membelai pipi Lea.

Gadis itu hanya mengangguk pelan tanpa membuka kedua matanya.

Bagas beranjak dari ranjang lalu menuju ruang ganti pakaian. Setelah membersihkan diri, ia lanjut melaksanakan shalat dhuhur kemudian turun ke lantai satu.

“Nak Bagas,” sapa bik Yola saat Bagas menghampirinya di dapur.

Pria itu mengukir senyum lalu duduk di kursi yang kosong. Menatap makanan yang telah ditata dengan rapi di atas meja makan.

“Mah, apa Lea sudah makan?”

“Sudah, Nak, dan sudah minum obat juga. Mudahan-mudahan akan ada perubahan. Sebenarnya pagi tadi kami baru pulang dari rumah sakit.”

“Rumah sakit?” Kening Bagas berkerut tipis sekaligus terkejut. “Berapa hari Lea dirawat di rumah sakit? Kenapa Mama nggak memberitahu?!” cecar Bagas sedikit kesal. Ia lalu menghela nafas kasar.

“Nak Lea nggak sampai dirawat inap. Dia hanya berobat saja. Itu pun mama dan paman Saleh yang memaksa karena dia enggan ke dokter. Mama khawatir dia kena demam berdarah. Tapi, Alhamdulillah kata dokter dia demam biasa saja,” jelas mama Yola sambil menunduk.

Bagas hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar penjelasan Bik Yola. Sedetik kemudian ia memijat kening turun ke pangkal hidung.

‘Lea, ternyata dia keras kepala juga.’

.

.

.

Ba'da isya ....

Bagas yang sejak tadi berada di ruangan kerja, menghentikan gerakan jemarinya dari mouse juga keyboard laptop.

Melepas kacamata yang bertengger di hidungnya lalu bersandar di kursi kerja. Pikirannya kembali terusik mengingat ucapan Lea siang tadi.

“Apa maksud Lea berkata seperti itu? Apa setelah melahirkan dia akan menggugat cerai? Nggak ... nggak ... ini nggak boleh terjadi,” gumam Bagas merasa getir. Ia kemudian beranjak dari kursi lalu meninggalkan ruangan kerja menuju kamar Lea.

Alisnya seketika bertaut saat mendapati sang empunya kamar tak berada di tempat.

Namun, saat mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi, sudut bibir Bagas seketika melengkung.

Ketika akan menghampiri ranjang, ekor matanya tak sengaja tertuju ke arah ponsel milik Lea di atas meja. Karena penasaran, ia pun mengambil benda itu.

“Nggak terkunci?” gumam Bagas sesaat setelah menggeser layar ponsel. Yang pertama ia buka adalah galeri foto.

Kekecewaan seketika menyelimuti dirinya ketika mendapati foto-foto Panji yang masih tersimpan apik di galeri itu.

“Apa kamu masih berharap pada pria ini!” ucap Bagas dengan perasaan geram disertai rahang yang mengetat.

“Mas!”

Suara yang menyapa gendang telinga Bagas, seketika membuat pandangannya beralih kepada Lea.

Bagas kembali meletakkan ponsel Lea di tempat semula. Sedangkan sang pemilik benda pipih hanya geleng-geleng kepala memandang Bagas.

“Apa yang ingin kamu ketahui dari benda itu, Mas? Nggak ada rahasia di dalamnya.”

“Apa kamu sudah merasa baikkan? Siang tadi aku merasakan hawa tubuhmu panas banget,” tanya Bagas dengan nada dingin sembari menghampiri Lea.

“Alhamdulillah, sekarang aku merasa jauh lebih baik, Mas. Hanya saja kepalaku masih terasa pusing,” tutur Lea kemudian akan melangkah. Namun, dengan cepat Bagas menahannya.

“Mas, kamu membatalkan wudhu ku!” Lea menjadi kesal.

“Wudhu lagi, apa susahnya,” sahut Bagas seraya mengarahkan Lea mundur ke belakang sehingga punggung sang istri menempel tepat di pintu kamar mandi.

“M—mas, mau apa kamu?” Dengan wajah getir Lea menahan dada Bagas. Ia paling benci berada di situasi seperti saat ini. Hal sama yang dilakukan Bagas sebulan lalu, sebelum ia ikut dalam penerbangan menuju Rusia.

“Meminta hakku yang sering kamu tolak!” Tatapan tajam mengintimidasi dari Bagas membuat Lea memejamkan mata tak sanggup menatap iris sang suami.

‘Maafkan aku, Lea. Aku sama sekali nggak bermaksud menyakitimu. Aku benci pria yang masih bertahta di hatimu itu!’ batin Bagas dengan rahang mengetat tak kalah mengingat sosok Panji.

“Maaf, aku nggak bisa, Mas,” tolak Lea dengan suara lirih.

“Maaf, aku nggak bisa, Mas?” Bagas mengulangi kalimat itu. “Bukan jawaban itu yang aku inginkan!” balas Bagas tegas lalu mengetatkan rahang.

Seolah tak peduli dengan kondisi Lea yang baru saja membaik, Bagas langsung menggendong paksa sang istri.

Membawanya menuju ranjang lalu menghempas tubuh mereka ke atas benda empuk itu. Dengan cepat Bagas melepas handuk yang melilit ditubuh Lea.

“Mas, hentikan!”

“Aku suamimu! Kenapa kamu sering menolak berhubungan denganku! Apa aku kurang perkasa?! Nggak membuatmu puas?! Katakan!” bentak Bagas merasa sangat kesal, meski di sisi lain ia tak tega membentak juga memperlakukan Lea dengan kasar.

“Karena aku nggak mencintaimu, Mas!”

Deg!

Dalam kungkungan Bagas, Lea kini bergeming. Sepasang mata gadis itu mengalirkan kristal bening. Bentakan sang suami membuat sekujur tubuhnya membeku.

Melihat tetesan air mata Lea, Bagas kembali merasa bersalah. Ia menyeka tetesan bening itu lalu membenamkan bibirnya yang lama di kening wanitanya.

“Maafkan aku,” ucap Bagas sembari membelai wajah Lea. Tatapan tajam tadi kini berubah menjadi sendu penuh harap. “Aku menginginkanmu, Lea.”

“Mas ....” Lea kembali menahan dada suaminya dengan wajah memelas. “Pulanglah dan lakukan dengan Mbak Melissa,” pinta Lea dengan suara tercekat.

Penolakan Lea kembali membuat Bagas emosi merasa frustasi. Tak ingin ada penolakan lagi, ia tetap memaksa Lea. Sehingga pergumulan itu pun terjadi di bawah kendali Bagas.

Sedangkan Lea bak sebuah boneka dengan tatapan kosong. Sesekali ia meringis sambil memejamkan mata disertai buliran bening yang ikut berjatuhan.

Setelah menuntaskan hasratnya, Bagas tetap berada di atas tubuh sang istri seraya berbisik, “Terima kasih, Lea. Maafkan aku karena tetap memaksa.” Ia mendaratkan kecupan di kening juga bibir Lea.

Diam seribu bahasa dipilih Lea. Air matanya terus menetes. Begitu Bagas berbaring di sampingnya, ia memilih merubah posisi membelakangi suaminya.

Selang beberapa detik kemudian, tanpa sepatah kata pun Lea bangkit dari tempat tidur kemudian menuju ke kamar mandi. Sedangkan Bagas hanya bisa menatap nanar sang istri hingga menghilang dari pandangan mata.

“Lea, maafkan aku,” ucap Bagas dengan lirih.

.

.

.

Di kediaman Bagas, Melissa yang sejak tadi mondar-mandir di kamar, merasa sangat jengkel. Bukan tanpa alasan, sejak meninggalkan kantor Bagas, ponsel sang suami tak bisa dihubungi.

“Argh! Menyebalkan!” Melissa membanting ponselnya ke atas kasur lalu berkacak pinggang. “Apa dia pergi ke rumah perempuan itu!”

Ia mengarahkan pandangan ke jam dinding yang kini sudah menunjukkan jam sebelas malam. Membayangkan suaminya sedang bergumul dengan Lea saja, ia merasa frustasi.

Takut kalau-kalau Lea hamil dan otomatis ia akan diabaikan. Melissa mengepalkan kedua tangannya.

“Aku nggak akan membiarkan kamu hamil dari Bagas. Pokoknya nggak boleh! Jika itu terjadi maka aku nggak segan-segan berbuat sesuatu!” ucap Melissa dengan perasaan geram.

...----------------...

1
Masfaah Emah
selamat buat Lea ma Bagas atas launching nya baby Raka
Bu Kus
lha ko tamat apa gak ada kisah Wira dan Ririn thro sama cantika
Masfaah Emah: makasih atas karya nya smoga sukses di karya berikutnya 👍 🙏🏻💪
Bu Kus: tetap semangat thro semoga cepat dapat ide
total 3 replies
Bu Kus
wah selamat Lea Bagas baby Raka udah hadir
Masfaah Emah
d tunggu Thor update nya lagi seru-serunya ni🙏🏻👍💪😘
Masfaah Emah
akhirnya sampai juga di sini 😅, d tunggu launching nya baby Lea Thor 🙏🏻💪
Masfaah Emah
jadi penasaran spa sih jodohnya Wira,,?
Masfaah Emah
hadeeeh mel- mel Napa sih harus Lea lgi,,? benar apa kata Cantika jangan mentang2 Lea baik terus kmu manfaatin lgi banyak ko wanita yg lain lalu kmu bayar c wanita itu,,,!
Masfaah Emah
mungkin harus melihat dlu yg terjadi, Wira ga mau seperti Ririn yg d tinggal ayahnya, akhirnya Wira sadar, dan berkat Lea juga akhirnya Wira luluh dan mau nerima ayah nya
Masfaah Emah
Lea emang harus berbaik hati ma Melissa, karena dia lah Bagas menceraikan Melissa
Masfaah Emah
ya Allah kasian Melissa sudah d ceraikan ma Bagas sakit pula,😭😭😭 ibarat kata habis manis sepah d buang, v itu akibat ulahnya sendiri sih karna dia jahat ma Lea , coba klau ga jahat mungkin dia masih jdi istri pertama nya Bagas,v wanita manapun ga bakal ada yg mau d madu 😭😭😭
Masfaah Emah
kasian Melissa sudah jatuh tertimpa tangga pula, malang benar nasib mu 😭😭😭 coba klau ga jahat?
Masfaah Emah
smoga Melissa sadar atas perbuatannya pada Lea lalu minta maaf, smoga cepat sembuh Melissa,,🤲💪
Masfaah Emah
sebagai istri pertama mungkin Melissa merasa terbuang, sama seperti aku karena aku ga punya Anak akhirnya d cerai jga suami lebih memilih istri kedua karena dia punya anak mungkin klau milih aku ga berguna karena ga bisa ngasih anak, v aku ga jahat seperti Melissa ko karena aku nerima takdir mungkin bukan jodoh akhirnya aku memilih berpisah 😭😭😭 karna aku ga mau d madu, siapa yang lebih sakit jdi Melissa atau jdi Lea,,?
Masfaah Emah: Alhamdulillah sekarang aku sudah bahagia Thor dengan suami yg sekarang karena dia mau nerima aku apa adanya walaupun ga punya anak sampai sekarang udah 18thn v suami tetap setia karena itu yg d harapkan
AJ_86: Ya Allah, Mbak, kok aku tiba² merasa bersalah 🙏😢 Semoga Mbaknya selalu bahagia. Pokoknya tetap semangat 💪
total 3 replies
Masfaah Emah
wah sampai d bawa2 sandiwara radio jaman dlu (sembara ma parida) klau ga salah jaman aku masih SD 🤭😅 semangat Thor ceritanya bagus 👍💪
Masfaah Emah
itu bawaan debay Lea, wah Lea d buat bucin skarang sehat2 ya Lea ma debay nya
Masfaah Emah
Alhamdulillah akhirnya Lea hamil lgi smoga xan bahagia
Masfaah Emah
smoga Lea hamil n ga jdi cerainya
Masfaah Emah
mungkin Melissa dapat karma nya karna telah menggugurkan kandungan Lea , sehingga dia d cerai kan ma Bagas n Bagas balikan ma Lea
Masfaah Emah
Lea 😭😭😭😭😭😭😭
Masfaah Emah
Lea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!