Dengan tatapan dingin dan hati yang kosong, Shin Yu mulai menapaki jalan Kultivator. Bukan demi balas dendam atas kematian orang tuanya, tetapi penasaran dengan arti dari sebuah kehidupan.
Dengan memegang pedang, Shin Yu menghadapi dunia tanpa rasa takut, menjadi bayangan yang tak terkalahkan. Dia menebas musuh-musuhnya tanpa perasaan, tanpa belas kasihan, dan tanpa beban di hatinya.
Shin Yu berjuang di bawah langit yang gelap, melawan siapa saja yang berani menghadangnya. Tidak ada alasan mulia dibaliknya, hanya karena itu yang dia tahu.
Namaku adalah Shin Yu, seorang jenius tak terkalahkan yang akan menjadi puncak dunia.
Baca terus novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jenis Dantian
Bakat Kultivasi paling umum dilihat dari warna Dantiannya. Kultivator yang sudah ditakdirkan menjadi kasta terendah memiliki Dantian berwarna Oren, sementara mereka yang ingin mempunyai hidup cukup baik setidaknya harus memiliki Dantian berwarna Kuning.
Mereka yang memiliki bakat di atas rata-rata memiliki Dantian berwarna Biru, dan kultivator yang dikategorikan sebagai Jenius harus memiliki Dantian berwarna Putih.
Dari semua warna Dantian yang ada, Dantian Emas adalah Kasta Tertinggi sekaligus Puncaknya. Kemurnian, Kecepatan Penyerapan, Jumlah Penyimpanan dan juga Pengendalian Energi berada jauh di atas Dantian berwarna Putih. Jika dibandingkan, keduanya terlihat bagaikan Langit dan Bumi.
Menurut catatan sejarah, hanya ada empat kultivator yang diketahui memiliki Dantian berwarna Emas. Namun sekarang sejarah itu akan berubah karena Shin Yu telah menjadi orang ke-lima yang memiliki Dantian berwarna Emas.
"Kalau kau mendapatkan buku manual kultivasi yang tepat, mungkin kau akan menjadi sosok hebat di masa depan." Liu Kang menyentuh kepala Shin Yu, "Aku akan membicarakan ini pada Tetua Inti supaya salah satu dari mereka mau menjadikanmu sebagai Murid."
Shin Yu hanya mengangguk sekali karena ia tidak terlalu memahaminya.
Liu Kang tersenyum tipis lalu kembali berjalan bersama anak laki-laki itu sambil membayangkan masa depan cerah yang akan terjadi pada sekte 5 Raja Pedang.
...----------------...
Setiap harinya Liu Kang selalu memberikan pengetahuan yang berguna untuk pertumbuhan Shin Yu. Berkat kejeniusan anak itu, ia jadi tidak perlu mengajarkan hal yang sama secara berulang kali sehingga membuatnya dapat menceritakan lebih banyak lagi pengetahuan yang ada.
Selama kurang lebih satu minggu, mereka berdua terus berjalan di jalur yang memang disediakan untuk para pedagang. Untuk kesekian kalinya, mereka menemukan penginapan di pinggir jalur tersebut.
Biasanya Liu Kang tidak akan menginap di penginapan karena ia ingin menghemat uang untuk membeli kebutuhan Shin Yu saat sampai di kota selanjutnya, namun dirinya merasa kasihan pada anak itu karena sepanjang perjalanan harus tidur di tanah yang keras dengan alas seadanya.
"Sepertinya sesekali tidak masalah." Liu Kang bergumam, lalu membawa Shin Yu masuk ke dalam penginapan.
Suasana di penginapan cukup sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang sedang menikmati hidangan serta arak di atas meja yang telah disediakan.
Liu Kang langsung mendekati meja kasir dan memesan satu kamar yang ada di lantai dua, ia juga memesan beberapa makanan berupa daging dan sayuran lalu meminta penjaga kasir untuk membawakannya ke kamar.
Setelah berada di kamar penginapan, Liu Kang menyuruh Shin Yu untuk membersihkan diri.
Shin Yu hanya mengangguk patuh, lalu membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya yang sudah cukup kotor.
"Sambil menunggu makanannya sampai, cobalah untuk membuka Meridian Kecilmu." ucap Liu Kang dengan tenang.
Meridian Kecil berjumlah 361 titik, dan tidak semua Manusia mempunyai lokasi Meridian Kecil yang sama. Jadi untuk membukanya, Shin Yu harus berusaha seorang diri dengan cara melakukan meditasi mendalam.
Shin Yu melakukan posisi bersila di lantai, sementara Liu Kang mengawasinya tidak jauh dari sana. Kemudian, ia mengatur nafasnya lalu mulai memejamkan matanya.
Kurang dari satu batang dupa terbakar, Shin Yu membuka matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah Liu Kang.
"Aku menemukan satu titik Meridian Kecil, haruskah aku membukanya sekarang?" tanya Shin Yu dengan tenang.
Liu Kang sedikit terkejut karena Shin Yu mampu menemukan titik Meridian Kecilnya hanya dalam sekali percobaan saja.
"Ya, kau boleh membukanya." Liu Kang mengangguk kecil dan memperhatikan tangan Shin Yu yang mulai bergerak.
Shin Yu sendiri menotok bagian lehernya dengan cepat dan seketika itu juga satu titik Meridian Kecilnya terbuka. Pada saat itu terjadi, Shin Yu bisa merasakan kalau tubuhnya mengalami sedikit perubahan, ia mulai bisa merasakan energi di sekitarnya.
"Luar biasa..." Liu Kang menepuk pelan tangannya, "Kau berhasil membuka satu titik Meridian Kecil dalam sekali coba, itu adalah prestasi yang luar biasa."
"Kalau tidak salah aku harus menyerap sejumlah energi agar bisa mencapai tingkat Forging Qi bintang 1, bukan?"
"Ya, itu benar."
"Apa mulai sekarang aku bisa melakukannya?"
"Jangan terlalu terburu-buru dan lakukan itu setelah sampai di sekte..." ucap Liu Kang sambil tersenyum dan di detik selanjutnya terdengar suara ketukan pintu, "Sepertinya makanannya sudah sampai."
Liu Kang membuka pintu dan mendapati seorang pelayan yang membawa nampan kayu dengan sejumlah makanan di atasnya, ia langsung mengambilnya dan memberikan tip untuk pelayan itu sebagai imbalannya.
Setelah itu, Liu Kang menutup pintu kamar dan mengajak Shin Yu untuk makan malam terlebih dahulu. Selesai makan malam, Shin Yu ingin membuka kembali Meridian Kecil miliknya dan Liu Kang hanya mengangguk pelan sebagai tanda untuk mengizinkannya.
Waktu sudah hampir tengah malam dan Shin Yu masih mencoba menemukan Meridian Kecilnya melalui meditasi mendalam, ia sudah berhasil membuka tiga titik Meridian Kecil sehingga tubuhnya semakin sensitif terhadap energi di sekitarnya.
"Sudah larut malam, lebih baik kita beristirahat karena perjalanan masih memakan waktu sekitar satu minggu lagi." Liu Kang menepuk pundak Shin Yu dan membuat anak laki-laki itu membuka matanya.
"Baik." Shin Yu mengangguk, sebelum bangkit berdiri dia menotok bagian perut kirinya.
Liu Kang sedikit tersentak ketika melihat itu, lalu bertanya, "Apa kau berhasil menemukan satu Meridian Kecil lainnya?"
"Ya, tepat sebelum Tetua menepuk pundakku." jawab Shin Yu dengan tenang.
"Kau memang anak yang jenius." Liu Kang tersenyum tipis, "Kalau begitu, mari tidur."
Shin Yu sekali lagi mengangguk sebelum naik ke atas kasur dan merebahkan dirinya dalam posisi telentang.
...----------------...
Bam!
Suara benturan yang keras tiba-tiba terdengar dan membuat mata Shin Yu langsung terbuka, ia bangun lalu menemukan Liu Kang yang sedang berdiri di samping pintu sambil memegang sebilah pedang.
Liu Kang yang menyadari Shin Yu terbangun langsung memberi tanda untuk tetap diam, tidak lama setelah itu pintu kamar didobrak sampai hancur dan memperlihatkan seorang pria paruh baya berkepala plontos sedang memegang sebilah golok yang dipenuhi dengan darah segar.
Pria paruh baya itu melangkah masuk ke dalam kamar, ketika baru melewati pintu masuk lehernya langsung di tusuk oleh Liu Kang dan kepalanya di penggal dengan sangat cepat.
Setelah itu, Liu Kang langsung berlari kecil mendekati Shin Yu dan memegang kedua pundaknya, "Sekelompok bandit sedang menjarah penginapan ini, mereka bukanlah bandit biasa. Aku akan membantu pengunjung lainnya yang lagi melawan para bandit itu, kau sembunyi atau pergi dari sini sejauh mungkin, mengerti?"
Melihat keseriusan dari raut wajah Liu Kang membuat Shin Yu langsung mengangguk paham.
Liu Kang mengeluarkan sebilah pedang dari udara kosong lalu memberikannya pada Shin Yu, "Apa kau bisa mengangkatnya?"
Shin Yu mengambil pedang yang tingginya hampir sama dengan dirinya lalu mencoba untuk mengangkatnya, pedang itu memang cukup berat tetapi bukan hal yang mustahil untuk digunakan.
Liu Kang tersenyum melihat itu lalu memegang kepala Shin Yu dengan tangan kanannya, "Aku akan kembali, jadi jangan khawatir."
Shin Yu mengangguk kecil sementara Liu Kang langsung pergi ke lantai dasar dan membantu para pengunjung melawan sekelompok bandit itu.