Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 3
Bagai disambar petir tubuhnya menegang mendengar apa yang dikatakan oleh Kenzo barusan.
Tubuhnya bergetar hebat mengingat tubuh sang mama yang terbujur kaku di pangkuannya dengan penuh darah.
"K......amu" tunjuk Denis terbata-bata saat mengerti maksud Kenzo.
"Wanita tua yang kamu hina dan pukul selama ini ternyata sangat menyayangi anaknya melebihi nyawanya sendiri! Hehehehe" ejek Kenzo sambil terkekeh.
"BANGSAT KAMU KENZO! TERNYATA KAMU YANG MEMBUNUH MAMAKU" teriak Denis dengan emosi.
"Mama? Baru sadar kamu sebut perempuan tua yang sering kamu pukul itu mama" ketus Kenzo.
"Anj***g kamu Kenzo! Berengsek kamu bangsat! Tega kamu ngelakuin ini semua kepadaku" hardik Denis menggelegar.
"Apa salah aku ke kamu bangsat?" tanya Denis dengan emosi.
"Kamu mau tahu salah kamu berengsek? Karena kamu aku selalu di pandang rendah oleh semua orang bangsat" teriak Kenzo dengan suara tinggi.
Denis kaget bukan main mendengar ucapan Kenzo, karena setahunya selama ini ia selalu berusaha menjadi sahabat yang terbaik buat dia dan selalu mementingkan Kenzo lebih dulu.
"Apa maksud kamu?" tanya Denis dengan bingung.
"Asal kamu tahu! Selama ini aku benci jadi sahabat kamu karena orang-orang tahunya aku berhasil hingga sampai posisi sekarang itu karena kamu" jawab Kenzo dengan tatapan penuh kebencian.
"Jadi selama ini kamu hanya pura-pura jadi sahabat aku" tebak Denis.
"Benar sekali Denis Arkana" jawab Kenzo sambil tersenyum penuh arti.
Tubuh Denis terasa sangat lemas tak menyangka jika ternyata selama ini sahabatnya itu adalah seekor rubah licik.
Otaknya blank tidak bisa memikirkan apa-apa, dunianya serasa hancur mengetahui pengkhianatan dari dua orang yang ia anggap berharga selama ini.
Ternyata keduanya tega menusuknya dari belakang, hingga membuatnya kehilangan sosok yang selama ini ia anggurkan dalam hidupnya sampai akhir hayatnya.
Tes..............tes.............tes.............
Air mata Denis jatuh dengan deras di kedua pipinya, tak bisa menahan rasa sedih dan sakit dalam hatinya yang bercampur jadi satu.
"Satu lagi Denis semua milik kamu saat ini sudah menjadi milikku" ucap Kenzo sambil tersenyum sinis.
Denis tak berkata apa-apa hanya menatap nanar keduanya dengan perasaan hancur. Apa lagi saat Kenzo memperlihatkan video malam itu sebelum mamanya terbunuh.
Dunianya seperti di tunggang balikan melihat sang mama yang memeluknya untuk melindungi dia dari pukulan 3 orang pria bayaran Kenzo, apa lagi mamanya di pukul memaki golf.
Matanya terbelak kaget saat melihat tubuh sang mama yang di tusuk pisau berkali-kali oleh Kenzo.
"KENZO BIADAB! AKU AKAN MEMBUNUHMU SIALAN!" teriak Denis dengan emosi.
"Silahkan saja tapi sebelum itu seharusnya kamu harus keluar dari kurungan itu dulu" ucap Kenzo sambil tersenyum penuh arti.
Arrghhhh.............
Bugh...............bugh............bugh..........
Teriakan Denis bergema sambil memukul besi sel tahanan ingin menghajar Kenzo, karena sudah membunuh mamanya dengan kejam.
"Aku akan membunuhmu an***g" maki Denis dengan emosi.
"Sayang kita pergi yuk aku tidak suka berada terlalu lama disini" ajak Alexa dengan manja.
"Kamu keluar duluan saja sayang ada sesuatu yang harus aku sampaikan ke si bodoh ini" ucap Kenzo dengan suara lembut.
"Baiklah sayang"
Cup............
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Sebelum Alexa pergi Kenzo mencium bibirnya dengan kasar di depan Denis ingin membuatnya semakin emosi karena berhasil merebut miliknya.
"Bangsat kamu Kenzo. An***g kamu bajingan" teriak Denis dengan suara melengking.
Alexa berlalu pergi setelah ciuman keduanya terlepas, meninggalkan Kenzo yang tersenyum penuh arti menatap Denis seakan mengejeknya.
"Kamu tahu Denis tubuh Alexa sangat nikmat. Apa lagi suara des***nnya saat berada di bawahku itu membuat adik kecilku semakin menggila keluar masuk dari miliknya" papar Kenzo sambil terkekeh.
"Bangsat! Aku akan membunuhmu sialan" maki Denis.
"Terima kasih ya sudah menjaga Alexa selama ini dan asal kamu tahu darah perawannya sangat nikmat saat aku mendapatkannya" sinis Kenzo sambil berlalu pergi.
"An***g kamu Kenzo. Aku akan membunuhmu berengsek" teriak Denis dengan emosi.
Aaarrgghhh..............
Ia berteriak histeris seakan dunianya runtuh mendapat kenyataan bertubi-tubi yang sangat menyakitkan hatinya. Air matanya mengalir dengan deras tak menyangka akan mendapat pengkhianatan dari mereka.
"Mama maafkan aku.........hiks hiks hiks hiks hiks hiks.......maafkan aku" teriak Denis sambil menangis histeris merasa sangat menyesal.
Sedangkan Rian yang sedari tadi mendengar apa yang mereka bicarakan kaget bukan main. Ia tak menyangka jika Kenzo akan melakukan hal seperti itu.
Saat Kenzo keluar ia tersenyum menyeringai melihat Rian yang menatapnya berbeda. Ia tahu pasti Rian mendengar semua yang mereka katakan.
"Ingat aku mengenal semua keluargamu. Jika tidak ingin sesuatu terjadi kepada mereka lebih baik kamu tutup rapat-rapat mulutmu" ancam Kenzo dengan tatapan membunuh.
"Ak.....u tahu" ucap Rian dengan gemetar.
Kenzo lalu memeluk pinggang Alexa dan pergi tak perduli dengan Rian yang masih syok dengan ancaman Kenzo barusan.
2 Hari kemudian
Bugh..........bugh.............bugh..........bugh........
Denis hanya diam saja saat ia dipukul dan ditendang dengan brutal oleh detektif Gilang yang sangat emosi saat menginterogasi Denis sedari pagi.
Bagaimana tidak Denis membantah semua tuduhan dan tak mau mengakui jika ia adalah pembunuh dari mamanya, padahal bukti membenarkan jika Denislah pembunuhnya.
Dari barang bukti yang ada terdapat sidik jari Denis di pisau dan stik golf yang dipakai untuk membunuh Amira.
Bahkan cctv di depan rumahnya juga membuktikan tidak ada orang lain selain Denis yang berada dalam rumah saat kejadian hingga kedatangan Alexa.
"Mau mengelak lagi berengsek. Semua bukti sudah jelas-jelas jika kamu itu pelakunya bangsat" maki detektif Gilang dengan emosi.
"A.....ku t.....idak bersal......ah" ucap Denis terbata-bata.
"Komandan" ucap Luki menginterupsi keduanya.
"Heemmm" deham detektif Gilang menetralkan emosinya.
"Anda dipanggil atasan ke ruangannya"
"Urus manusia berengsek itu" ketus detektif Gilang dengan sinis.
"Baik komandan"
Detektif Gilang berlalu keluar sambil mengelap tangannya yang penuh dengan darah Denis akibat pukulan dan tendangannya tadi.
Tok............tok............tok........
"Masuk" ucap suara tegas dari dalam.
"Inspektur" hormat detektif Gilang setelah masuk kedalam ruangan inspektur Samuel Broto.
"Bagaimana kasus Denis Arkana?" tanya Samuel dengan suara tegas.
"Dia masih tidak mau mengaku inspektur"
"Serahkan berkas kasusnya ke pengadilan karena saat ini masyarakat pada berdemo agar ia cepat dihukum"
"Tapi inspektur"
"Jangan membantah Gilang. Kamu tahu pengacara dari BakerTech sudah mundur menjadi pengacaranya saat tahu ia mengelapkan dana perusahaan dan membocorkan data perusahaan ke saingan mereka" papar Samuel dengan suara tegas.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
"Baik inspektur"
"Kamu boleh keluar" perintah Samuel dengan suara dingin.
"Baik inspektur" hormat detektif Gilang sebelum pergi.
Setelah kepergian detektif Gilang dengan cepat Samuel mengambil hpnya dan menghubungi orang diseberang sana.
"Halo" ucap suara dingin dari seberang.
^^^"Berkasnya sudah dikirim ke pengadilan. Jangan lupa janjimu tuan Kenzo Arjuna"^^^
"Tenang saja inspektur Samuel Broto janjiku sedang dalam perjalanan"
^^^"Baik aku tunggu"^^^
"Senang bekerja sama dengan anda inspektur Samuel"
^^^"Senang bekerja sama juga dengan anda tuan Kenzo Arjuna"^^^
Samuel mematikan panggilannya sepihak dan bergegas pergi tak sabar ingin melihat paket yang dikirimkan oleh Kenzo.
Ternyata semua itu adalah otak Kenzo yang menyuap sejumlah uang dan emas batangan kepada inspektur Samuel Broto, agar kasus Denis segera dilimpahkan ke pengadilan.
~ BakerTech ~
Kenzo tertawa bahagia setelah panggilannya bersama inspektur Sandro terputus. Ia sudah tak sabar ingin melihat Denis dihukum mati.
Saat berbalik Kenzo tersenyum puas melihat plakat nama yang terbuat dari emas murni dimana tertera nama CEO KENZO ARJUNA.
"Kenapa dari dulu aku tidak berpikir sampai kesini ya! Hehehehe" ucap Kenzo sambil terkekeh.
Tok.............tok..............tok.............
"Masuk" ucap Kenzo berlalu duduk di kursi kebesarannya.
Tak berselang lama sekertaris Kenzo yang dulunya sekertaris Denis segera masuk ke dalam ruangannya.
"Ada apa?" tanya Kenzo dengan wajah angkuh.
"Maaf tuan barusan sekertaris direktur memberitahu jika anda diminta ke ruangan direktur" ucap Windi dengan wajah datar.
"Baiklah kamu hendel pekerjaan aku" titah Kenzo dengan suara dingin.
"Baik tuan"
Windi lalu pamit pergi setelah memberitahu pesan dari sekertaris direktur. Kenzo menatap kepergian sekertarisnya dengan wajah kesal, karena sekertarisnya itu terlalu kaku dan datar sama seperti Denis.
Sampainya di ruangan direktur utama, Kenzo segera memberitahu sekertaris direktur untuk memberitahu kedatangannya.
"Silahkan duduk tuan Kenzo" ucap Abraham Kein direktur BakerTech sekaligus orang kepercayaan mendiang presdir mereka.
"Baik direktur" ucap Kenzo dengan sopan.
"Jadi kamu yang mengurus pemakaman mama mantan CEO kita?" tanya direktur Abraham.
"Benar direktur"
"Kenapa? Bukannya kamu sudah memutuskan hubungan pertemanan kalian?"
"Benar direktur tapi saya tidak bisa menutup mata membiarkan jenazah tante Amira tak ada yang mengurusnya" papar Kenzo dengan wajah sedih.
"Aku tidak menyangka ternyata masih ada orang seperti kamu"
"Siapapun pasti akan melakukan hal seperti yang saya lakukan direktur. Biar bagaimana pun Denis dulu adalah sahabat saya"
"Heemmm"
Kenzo diam dengan wajah sedih membuat siapa saja akan terperdaya dengan wajahnya dan berpikir jika saat ini ia sedang sedih.
"Selamat atas pengangkatan kamu sebagai CEO kita yang baru"
"Terima kasih direktur"
"Aku mau beritahu jika mulai minggu depan adik presdir akan mulai turun tangan langsung mengantikan posisi presdir. Aku mau kamu mulai besok menghendel proyek di Singapura menggantikan Denis" papar direktur Abraham dengan suara tegas.
"Baik direktur saya akan bekerja sebaik mungkin dan tidak akan mengecewakan anda"
"Aku akan lihat hasil kinerja kamu dari proyek ini"
"Baik direktur"
Keduanya lalu bercakap-cakap membahas beberapa proyek yang akan berlangsung bulan ini, tak lupa dengan pembahasan tentang kasus Denis.
3 Hari kemudian
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya sidang kasus Denis mulai dipersidangkan, karena tuntutan masyarakat yang berdemo tentang kasus Denis yang saat ini sangat marak.
Saat Denis keluar dari dalam mobil polisi ia langsung disambut dengan lemparan telur busuk dan tomat busuk dari masyarakat yang sudah menunggunya sedari pagi di depan pengadilan.
Tamat sudah riwayatmu Denis, batin Kenzo sambil tersenyum menyeringai dari dalam mobil.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue..............