Aisyah Hadirah Nazifa seorang gadis cantik yang sering di sapa Aish datang ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas ternama. Tetapi, saat hari pertama kuliah harus dipertemukan oleh pria dewasa berwajah bule bernama Malvyn Carlson Abraham dalam sebuah kejadian yang mengharuskan Aisyah masuk ke dalam penjara pria itu.
Penjara yang tidak mampu membuat Aish keluar begitu saja.
Mau tahu kelanjutan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Aisyah menggigit kuku nya karena tidak sabar dengan apa yang terjadi setelah ini. Ia seperti terdakwa yang sedang di hakimi dipersidangan.
Malvyn sedang membaca laporan yang diberikan oleh Mario setelah menghadiri pertemuan di salah satu gedung kampus tersebut.
"Nilai sekolah mu itu pas-pasan, kenapa jauh sekali kuliah sampai kesini? yakin kuliah jurusan ekonomi?" tanya Malvyn meremehkan karena jelas terbukti nilai sekolah Aisyah sangat standart dan seimbang dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Aisyah menganga mendengar pertanyaan beruntun dari Malvyn yang terkesan meremehkan nya.
"Jangan dijawab. Aku sudah tahu jawabanmu," ucap Malvyn saat Aisyah hendak membuka suara. Pria itu bahkan bicara tanpa melihat Aisyah.
Oh gila, parah! Genderuwo bule ini selain menakutkan ternyata sombong dan aahhh.. ingin ku kasih bon cabe bibirnya.
Aisyah menghembus nafas dengan kasar, rasa takut akan dipenjara seakan sirna setelah mengetahui bagaimana Malvyn kepadanya.
*
*
Mario membisikkan sesuatu kepada Malvyn dan membuat pria itu mengepalkan tangannya. "Haruskah aku pulang?"
Mario mengangguk. Sebenarnya ia juga mengerti keadaan Malvyn sekarang. Tetapi, ia bisa apa? masalah percintaannya juga sangat rumit saat ini. Dan yang pasti, tidak ada yang mengetahuinya.
Malvyn mengangguk mengerti. Ia bangkit dari duduk nya lalu menatap Aisyah sekilas. "Rio, bawa gadis ini ke apartemen ku."
Aisyah menganga langsung menggerakkan tangan nya ke kanan dan ke kiri bahkan kepalanya juga menggeleng. "Eh, aku mau dibawa kemana, Gen? eh bang, eh mas. Aahh.. Aku gak mau dibawa pergi, nanti papi video call gimana?" tentu saja ia panik karena setiap malam orang tuanya akan melakukan panggilan video.
"Menurut atau kamu akan saya masukkan penjara," gertak Malvyn langsung membuat Aisyah bungkam.
*
*
Sesampainya di Apartemen Malvyn, Aisyah hanya berdiri melihat Malvyn yang tengah membuka jas kerja nya. Ia menggeleng kecil ketika pikiran nya mulai membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya persis di novel elektronik yang sering dibaca nya secara diam-diam saat berada di kampung.
"Pastikan malam ini dia makan, Rio."
Rio hanya mengangguk saja. Kemudian keduanya meninggalkan Aisyah sendiri di apartemen mewah itu.
*
*
Malvyn dan Mario segera pergi menuju restoran tempat dimana keluarganya sedang berkumpul dan juga seorang gadis yang sudah dekat dengan nya sedari lama.
"Hai, Vyn?" sapa Jesica ramah dan hanya diangguki oleh Malvyn.
Malvyn mengecup pipi Ivy dan itu membuat Edzard memukul lengan pria itu. "Kau sudah dewasa. Jangan lagi mencium ibumu karena dia adalah istriku," gerutu Edzard membuat Ivy terkekeh.
"Pencemburu," desis Malvyn laku menghempaskan tubuhnya ke kursi tepat sebelah kanan Jesica, Mario duduk di sebelah kanan Malvyn.
Karena Malvyn dan Mario datang terlambat, mami dari Malvyn itu sudah memesan makanan kesukaan Malvyn dan Mario.
Semuanya makan dengan keadaan hening. Bukan apa-apa, Malvyn sedang merencanakan sesuatu pada gadis yang telah memecahkan jendela kaca mobilnya.
"Papi lihat kamu gak pakai mobil kesayangan kamu, Vyn?" tanya papi Edzard.
"Bengkel, Pi."
Beberapa saat kemudian setelah semua selesai makan malam. Papi Edzard menatap Malvyn dan Jesica secara bergantian.
"Kapan kamu akan menikahi Jesica, Vyn?" tanya papi Edzard.
Yang mereka tahu, selama ini Malvyn hanya dengan dengan seorang wanita saja, yaitu Jesica.
Malvyn mencebik sedangkan Jesica menunduk, menahan senyum. Ia menyelipkan anak rambut ke daun telinga nya.
"Mami apaan, sih?"
"Malvyn. Apa kamu gak risih di gosipin belok bersama Mario?" tanya mami Ivy.
"Aku belum mau menikah, mi."
"Tapi kamu harus ingat janji itu.
Malvyn hanya mengangguk. Kemudian pergi menuju apartemen nya dimana ada Aisyah diberada.
Seringai tercetak jelas di bibirnya. "Aku tahu harus bagaimana, sekarang!"
malvyn emang genderuwo bule nyebelin ..bilangnya cinta tapi terus menyakiti Aisyah ..