Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bahan Taruhan
Alya mengucap salam sebelum membuka pintu, tak ada yang menjawab karena tak ada orang dirumah, Alya hanya mengambil kunci di bawah pot lalu masuk, Ibunya sedang berada di kios sedangkan ayahnya bekerja, Alya membuka sepatu dan mengganti seragam sebelum menghampiri ibunya yang sedang menjaga kios mereka.
Alya keluar rumah menuju kawasan pertokoan, ibunya punya kios yang lumayan meski tidak besar tapi berada di kawasan pertokoan ramai pengunjung jadi penghasilannya juga lumayan.
Alya berjalan menyusuri trotoar untuk mencapai kios Ibunya,setelah berjalan selama sepuluh menit Alya bisa melihat ibunya sedang melayani pembeli.
Alya mengucap salam dan mengecup punggung tangan ibunya lalu lekas membantu sang ibu melayani pembeli.
Hari beranjak sore Alya dan Ibu menutup kios mereka dan pulang, biasanya kalau bertepatan dengan kepulangan Ayah, mereka selalu di jemput naik motor untuk pulang tapi hari ini karena Ayah belum pulang maka mereka berdua jalan kaki sampai kerumah.
.
.
.
Alya berjalan keluar kantin dengan minuman ditangannya,jam istirahat masih panjang dia berencana mencari kedua temannya yang tadi lebih dulu keluar kantin, dia ditinggalkan karena mau pesan minuman dulu sebelum keluar. Alya menyeruput minuman dingin di cuaca yang panas membuat hati Alya ikutan adem. Alya mendengar riuh penonton dari lapangan basket dan dengan penasaran Alya pun segera memasuki lapangan, Alya memang sudah mengira jika yang terjadi adalah mereka sedang mengagumi anggota F4 kawe itu, tapi tetap saja rasa penasaran itu ada, maka diapun mengedarkan pandangannya.. mencari dimana ada F4 disana ada Sakira dan ketemu.. Sakira memang menyukai F4 tapi selalu bersembunyi maka dia berada di belakang.
Alya memasuki riuh penonton yang di dominasi oleh perempuan itu dan menuju bangku belakang dimana ada Sakira.
"Woy, seru ya, ada apaan sih?"
Alya melihat F4 kawe sedang berhadapan dengan empat pria lain dan mereka sedang bertatapan sengit.
"Ada yang nantangin kak Faris buat tanding basket."
"Serius?"
"Iya lah makanya gue penasaran ikut nonton." oh, ternyata ada Sani juga disana.
"Terus taruhannya siapa yang kalah bakalan di keluarin dari sekolah, hebatkan mereka berani nantangin F4 kawe," bisik Sani pada Alya agak pelan agar para fanbase itu tak mendengar ucapannya, bisa gawat kalau mereka menyebutnya F4 kawe, bisa - bisa mereka tersinggung.
Alya mengalihkan fokusnya pada empat pria yang masih beradu argument itu, tatapan matanya dan Faris sempat beradu, lalu Alya mengalihkan tatapannya.
"Oke.. dan kalau gue menang Lo.. yang disana." Faris menunjuk satu titik yang berhasil mengalihkan tatapan mereka kebelakang, Alya yang merasa di tatap puluhan pasang mata pun melihat kebelakang mungkin ada orang dibelakangnya,namun nihil tak ada orang, Alya meringis dan melihat kedepan "Iya Elo.."
"Lo harus kencan sama Gue." dan semua penonton menjadi riuh, itulah F4 kawe itu memang suka seenaknya apalagi Faris, begitukan kata Sakira.
Alya menunjuk dirinya "Aku kak?" ia tak percaya dan bertanya sekali lagi untuk memastikan dan berharap yang di maksud Faris bukan dirinya, namun satu anggukan dari Faris berhasil meruntuhkan harapannya, kenapa jadi dia yang di bawa-bawa apa hubungannya?
"Terus kalo Gue menang Gue juga bisa kencan dong sama dia." satu dari empat pria yang menantang Faris pun bertanya dan berhasil menghentikan riuh penonton dan mereka melihat kea arah Faris.
"Oke." dan jawaban Faris membuat Alya mengangga, apa-apaan itu? kenapa dia seenaknya begitu, Alya tak mengenal mereka dan tak ingin berurusan dengan mereka, Andai Alya tau akan seperti ini, dia tak akan mau ikut menonton pertandingan ini, tadi kan dia cuma penasaran trus kenapa sekarang malah dijadikan bahan taruhan, enak saja!.
"Mohon maaf Kak, aku gak bisa.."
.
.
Like..
komen..
vote..
Semoga suka🤗