Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 3
Di perjalanan pulang,pikiran Sheva benar-benar bingung. Ia tidak menyangka harus di hadapkan oleh pilihan yang tidak masuk akal ini,apalagi usianya yang baru dua puluh satu tahun ini. Ia merasa dirinya sangat kacau dan melajukan mobilnya hingga sepuluh menit saja sudah membuatnya tiba di rumah.
"Kamu dari mana saja Va?" tanya nyonya Lista yang melihat Sheva baru pulang
"Emb dari rumah Rania mi,ada tugas yang harus segera di selesaikan" jawab Sheva
"Oh ya sudah kalau begitu,kamu sudah makan?"
"Sudah kok mi,oh ya mi papi dimana?"
"Ada di ruangan kerjanya"
"Kalau begitu Sheva kesana dulu mi"
"Iya"
Sheva berjalan ke ruangan papinya yang berada di dekat tangga,ia mengetuk pintu dan terdengar suara papinya yang mempersilahkan masuk
"Pi...."
"Iya Va ada apa?"
"Sheva boleh masuk?"
"Masuk saja sayang"
"Emb Pi..."
"Kenapa Va?"
"Emb,papi punya kontak Morgan?"
"Ada,kenapa?"
"Sheva boleh minta?"
"Boleh,papi kirim ke kamu ya"
"Makasih pi"
"Oh iya Va,kamu ajak tuh Morgan keluar jalan gitu. Dia kan baru saja pulang kemari pasti dia juga belum hafal betul jalanan ibu kota"
"Emb iya pi,nanti ya"
"Oh ya sayang satu lagi,besok Sabtu keluarga om William akan dinner bareng kita di rumah"
"Dalam rangka apa pi?"
"Mengesahkan perjodohan kalian"
"Haaa???"
"Kamu jangan lupa kalau perjodohan ini sudah di putuskan jauh enam tahun yang lalu"
"Kalau begitu Sheva ke kamar dulu Pi"
"Iya sudah,kamu jangan lupa hari Sabtu"
"Iya Pi"
Sheva keluar dari ruangan kerja papinya dan segera naik ke lantai dua menuju kamarnya,ia segera membuka ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Morgan.
"Hay" ketik Sheva
tak butuh waktu lama Morgan segera menjawabnya
"Siapa?"
"Ini aku Sheva"
"Oh,ada apa?"
"Bisa kita ketemu?"
"Buat apa?"
"Ngomongin masalah perjodohan"
"Oh,mau dimana?"
"Getrich cafe ya"
"Oke,jam brp?"
"Sore ini gimana?"
"Oke"
"Oke,sampai ketemu nanti"
Sheva mengakhiri chat nya dan segera bersiap,dua jam lagi ia akan berangkat menemui Morgan untuk bernegosiasi soal perjodohan ini.
Akhirnya tepat pukul 16.00 Sheva pergi menuju tempat yang sudah di sepakati,sesampainya di sana ia belum melihat batang hidung Morgan. Sheva memutuskan untuk memesan minuman terlebih dulu sambil menunggunya,tiga puluh menit pun berlalu. Sheva hampir hilang kesabaran,tiba-tiba Morgan muncul di hadapannya
"Sorry,nunggu lama ya?" tanya Morgan
"Oh enggak baru setengah jam kok" jawab Sheva kesal
"Jadi gimana?"
"Apanya?" jawaB Sheva yang mencoba menstabilkan moodnya
"Katanya ada yang mau di bicarakan?"
"Oh iya,emb kamu keberatan nggak kalau aku nyuruh kamu buat gak setuju sama perjodohan ini?" ucap Sheva
"Memangnya kenapa? kamu gak mau jadi istri aku?"
"Bukan karena itu"
"Terus?"
"aku gak mau aja nikah di usia yang masih di bilang muda banget,aku masih ingin kuliah setinggi mungkin"
"Kalaupun kamu jadi istri aku,kamu masih tetap bisa kuliah setinggi apapun"
"Tapi beda aja rasanya"
"Beda gimana?"
"Ahh kamu gak bakal paham"
"Jadi???"
"Please aku mohon sama kamu jangan mau dengan perjodohan ini"
"sorry aku nggak bisa"
"Kamu seriusan mau nikah sama cewek kayak aku?"
"Menurut kamu?"
"Kalau aku jadi kamu sih pastinya aku nyari yang lebih"
"Itupun kalau orang tua aku setuju,lagi pula kamu bukan tipe aku"
"Bagus dong,jadi kenapa gak cari saja yang lain?"
"Kalau tidak ada yang mau kita omongin lagi,aku mau cabut"
"Ehhh tunggu, aku belum selesai ngomong. Jadi kamu beneran gak mau batalin perjodohan ini?"
Morgan hanya menatap Sheva dan tersenyum sinis,ia kemudian berdiri dan pergi meninggalkannya.
"Sial,kenapa sih dia kekeh banget sama perjodohan konyol ini?"
ucap Sheva kesal
Karena usahanya tidak membuahkan hasil akhirnya Sheva pulang dengan perasaan kesal,ia tidak tahu harus bagaimana sedangkan papinya sudah memberitahukan bahwa dua hari lagi keputusan itu akan di sahkan.
Tuan Robert menghampiri istrinya yang berada di meja makan menyiapkan makan malam
"Sheva mana Mi? tumben dia gak turun?"
"Lah,bukannya dia keluar?"
"Keluar?"
"Iya,dia bilang mau ketemu sama Morgan"
"Oh,pantesan tadi siang dia minta kontak Morgan ke papi,mungkin dia mau ngajak Morgan jalan"
"Tuh kan pi,apa mami bilang. Sheva pasti bisa kembali beradaptasi dengan Morgan,meski keduanya sempat lama tidak bertemu"
"Iya Mi,semoga saja besok jawaban mereka sepakat untuk menikah"
Tiba-tiba Sheva masuk dengan raut wajah kesal,melihat hal itu nyonya Lista menanyakan apa yang terjadi kepada putrinya itu.
"Kok udah pulang Va?"
"Iya mi"
"Gimana jalan-jalan sama Morgan? pasti seru kan?"
"Sheva ke kamar dulu ya mi,pi"
"Shevaa..." panggil maminya
"Udah-udah mi,mungkin dia capek"
Sheva merebahkan diri di atas tempat tidur sambil menatap foto di atas meja samping tempat tidurnya. Foto masa kecilnya bersama sang kakak yang sekarang tinggal jauh dari dirinya.
"Andai saja ada kak Geby disini" gumam Sheva sambil menghela nafas panjang.
...ROBERT GINANDRA...