Seorang wanita yang berjuang hidup sendiri. di tengah padat penduduk real estate. Dengan perut yang mulai mbuncit.
Semua itu berawal dari kecerobohannya. Dia harus di usir oleh kedua orang tuanya karena hamil.
Di usia yang masih muda Adinda Dermawan harus hidup serba susah. Mencari ayah dari anak yang ada dalam perutnya.
mau tau kisah selanjutnya..?
yukk.. ikuti kisahnya.
⚠️⚠️ Cerita ini mengandung keHALUan akud
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Pulang Pagi
"Jadi semua ini benar. ini adalah pekerjaan kalian. kalian semua biad*p." Teriak Ratu. sembari memukul dada Reno.
"Rat.. tenang.. kau jangan emosi." Ujar Reno sembari mencekal pergelangan tang Ratu
"Apa kau bilang.. tenang.. mana bisa aku tenang. temanku hilang. bagaimana jika di gituin sama pria jahat. atau bahkan di perkosa ramai ramai?" kesal Ratu.
Aarrgghhh... Teriak Reno frustasi.
"Ka.. Fel.. ayo kita kembali cari Dinda. Aku tidak tau apa yang harus aku katakan pada orang tua Dinda. aku sudah berjanji untuk menjaganya. " ajak Reno
"Yaa udah.. ayoo kita berpencar mencarinya." jawab Rafel dengan bangga atas kemenangan.
Ratu dan Raka pun mencari kearah parkiran. siapa tau saja Dinda akan di bawa pergi.
Sedangkan Lisa dan Reno mencari ke lorong bilik bilik husus. siapa tau saja Dinda sudah di bawa kesana.
Sedangkan Rafel. Rafel pura pura mencari Dinda. padahal dirinya hanya bermain ponsel. menghubungi sang kakak yang tengah menunggu mama nya di rumah sakit.
...°°°...
"Kak.. sentuh aku kak. akuu mohon.." pinta Dinda pada Pria yang tidak ia kenal.
Alexander. Pria yang saat ini tengah bersama Dinda di kamar Hotel mewah miliknya.
Flashback Of.
Alexander tengah duduk di taman sedang menunggu kliennya. Namun matanya melihat remaja yang begitu mempesona. Dengar suara lembutnya Alexander begitu terhipnotis oleh gadis itu.
Hingga Gadis itu masuk ke ruang karaoke. sedangkan Alexander tetap duduk di taman menunggu kliennya.
Telinganya tak sengaja mendengar Obrolan para remaja yang mungkin teman gadis yang tadi.
Tangannya terkepal emosi mendengar penuturan 3 remaja itu. 'tega teganya mereka menjebak seorang gadis lugu dengan obat perangsang. bahkan mereka berniat akan menggilir gadis itu. keterlaluan..' Batin Alex dalam hati.
Alex pun segera masuk ke ruang karaoke di mana Dinda bersama kedua temannya akan menikmati malam ini dengan berjoget dan bernyanyi.
Alex pun mendengar dengan samar samar obrolan mereka. 'ternyata gadis itu bernama Dinda. dan dia adalah anak semata wayang. pantas begitu sangat berbeda dengan teman teman yang lain."
Alex pun memesan minuman Bir untuk sekedar mengawasi Dinda. dengan satu gelas bir dan sudah di kasih es batu.
Alex menatap gadis yang bernama Dinda tanpa kehilangan pergerakan gadis itu sedikitpun.
Sudah Alex duga jika obat perangsang itu cepat bereaksi pada tubuh gadis itu. Alex tetap memperhatikan dari jarak jauh. jika ada pria hidung belang yaang merayunya, maka Alex akan segera menghampiri dan menghajarnya.
Namun dugaan yang salah. Dinda malah melangkah ke arah Alex dan segera mengambil minuman Alex lalu menyiramkan pada dadanya. membuat gunung kembar yang ranum itu begitu sangat tercetak di gaunnya.
Sebelum Di lihat oleh orang lain. Alex segera melepas jasnya dan memakaikan pada Dinda. lalu Alex membawa Dinda pergi dari diskotik itu.
"Apa yang kau lakukan dek. itu sangat tidak pantas." Ucap Alex
Alex segera membawa Dinda ke parkiran dan ingin mengantarnya pulang. Namun Dinda yang di tanya alamat rumahnya malah sibuk dengan tubuhnya yang sudah sangat ingin di sentuh.
"kak sentuh aku kak. aku mohon. Aku ingin sedikit sentuhan hangat mu." Rengek Dinda
"Jangan Dek. kau masih sekolah. kau tak boleh seperti ini. kakak antar pulang yaa.. di mana rumahmu?" tanya Alex
Bukannya menjawab Dinda malah menggigit bibir bawahnya sembari kedua tangannya memainkan gundukan dadanya.
Alex berusaha menahan birahi nya agar tidak terjebak dan menodai gadis yang masih belia. Namun seberapa Alex berusaha menahanya. semakin Dinda menggoda.
"Dek.. di mana rumahmu. biar kakaa ntar pulang." ucap Alex lagi. sembari menahan has*at yang sudah di ubun ubun.
Dinda pun malah sibuk dengan rasa yang entah Dinda sendiri tidak tau. yang Dinda inginkan hanya Sentuhan untuk tubuh bawahnya. Ingin segera tersalurkan.
Alex yang melihat naf*u Dinda pun tidak tega. namun juga tidak berani menggauli nya . Ahirnya Alex membawa Dinda Ke hotelnya. Alex hanya ingin menolongnya. tanpa harus menyentuh milik gadis itu.
Alex segera turun dan menggendong tubuh Dinda yang sudah tidak bisa menahanya.
Tangan Dinda malah menggerayangi rahang Alex. tangannya menyusuri dada bidang Alex.
Alex benar benar di buat bergai*ah.
Sampai di kamar hotel Alex segera menyerang Dinda. Entah akal sehat Alex pun tiba tiba hilang. yang dulunya dia sangat menghormati wanita apalagi wanita itu masih pelajar. kini Alex malah menggauli gadis yang tidak tau asal usulnya dan dimana dia tinggal.
Alex membawa Dinda ke tempat tidur king zise nya. Di mana merekapun mulai melakukan sentuhan sentuhan lembut.
Desa*an demi Desa*an pun keluar begitu saja. Alex berhasil menerobos dinding pepertahana Dinda .
Ouhh sakittt... Rintihan Dinda yang begitu merdu di telinga Alex.
"Aku akan pelan pelan. setelah ini kau tidak akan merasakan sakit lagi." bisik Alex.
Ohhh... Alex melihat darah perawan Dinda. Alex pun tersadar. dan menghentikan sejenak.
"Lanjutkan kak." bisik Dinda
Alex pun dilema. mau melanjutkan tapi tidak tega. tidak dilanjutkan tanggung sudah di jebol juga.
Ahirnya Alex pun melanjutkan hingga pelepasan pertamanya. karena mereka berdua sama sama pertama kali melakukan. Alex pun tak bisa menahan dan ahirnya pelepasan itu masuk kedalam.
"Aku akan bertanggung jawab jika terjadi ataupun tidak terjadi sesuatu padamu Dinda." bisik Alex.
Dinda yang di bisikin pun tak mendengar. karena masih di kuasai rasa nyeri dan nikmat.
Jam sudah menunjukkan Pukul 01.00 dinihari. Alex dan Dinda sama terlelap di atas ranjang yang sama. Alex dan Dinda berhasil melakukan 3kali.
...•••...
Derrttttt...
Derrtttt...
Suara ponsel berdering sejak tadi. Alex tak menghiraukanya. karena tubuhnya begitu lelah. Alex menatap wajah Dinda. jari telunjuknya menyusuri pipi mulus milik Dinda.
Alex pun mengambil tas Milik Dinda dan mencari petunjuknya. namun Alex tidak menemukan apapun.
Alex mengambil gambar Dinda saat tidur. lalu kembali berbaring di samping Dinda dengan memeluk pinggangnya.
...💕...
"Bagaimana ini Fel. om Mawan telpon terus." keluh Reno.
Reno menyesal telah mengikuti kemauan Rafel dan juga Raka.
"Bilang aja Dinda nginep di rumah Ratu." jawab Raka.
"hloohh jangan bawa bawa aku dong. semua ini karena kalian." Kesal Ratu
"Sekali ini aja Ratu bantuin kami. sampai nomer Dinda bisa di hubungi kembali." pinta Reno.
Sedari tadi nomer Dinda tak bisa di hubungi. membuat ke 4 temanya semakin hawatir. kecuali Rafel. Inilah yang Rafel tunggu pembalasan dendam kedua orang tuanya pada orang tua Dinda.
Ponsel Reno kembali berdering. kali ini mamanya Dinda.
Reno.
"Hallo Tantee.. "
^^^mama Dinda^^^
^^^"Syukurlah ahirnya kamu angkat juga Ren. ini sudah malam Ren. kenapa Dinda belum kau antar pulang. om sama tante sangat hawatir nihh. "^^^
Reno.
"i.. iyaa Tan.. maaf Dinda nya udah tidur di rumah Ratu tan. katanya ngantuk banget tadi."
^^^Mama Dinda^^^
^^^"Masak sihh.. Dinda udah tidur. terus kenapa panggilan om dan tante tidak kamu angkat dari tadi?"^^^
Reno.
Maaf tan. tadi ponselnya dalam mode silent. maaf banget ya tan.
^^^Mama Dinda^^^
^^^Ya sudah.. besok pagi kami harus antar Dinda pulang.^^^
Reno.
Baik tan. Reno janji akan antar Dinda pagi pagi sekali.
Panggilan pun berahir.
"Sudah yukk. kita bubar. besok pagi kita cari lagi kesini. mungkin Dinda akan kembali lagi kesini." usul Refel
Merekapun bubar. Reno masih menatap pintu keluar masuk Diskotik.
"Maafin aku Din. aku tidak bermaksud menghancurkanmu." Ucap Reno begitu lirih. menyesal telah mengikuti usulan Rafel. Namun semua sudah terjadi.
...°°°°...
Eungghhhh.....
Lenguh Dinda. Yang sudah membuka matanya. Dinda menatap langit langit ruangan yang sangat asing baginya. baunya pun tidak seperti di kamarnya sendiri.
"Aku... aku di mana..?" tanyanya pada dirinya.
Dinda mendengar dengkuran halus di sampingnya. dengan tanpa sehelai benang. Dinda pun langsung terjengkit dan menatap dirinya.
Huaaaa....
...Bersambung...
kok arsha ga ada crt nya lg sekolah