Yang sudah baca Mami sambung bisa langsung pindah ke sini ya...!!! ini kisah Dani duda tampan yang sudah beberapa kali gagal dalam membina rumah tangga
kali ini Dani tertarik pada bawahan nya lagi tapi bukan sekretaris melainkan office girl
Savira perempuan cantik dan ramah membuat hati Dani tergetar apalagi senyum Vira mirip dengan Melinda mantan istri nya
apakah Dani bisa mengambil hati Savira sang Office girl atau Savira sudah memiliki tambatan hati lain
lanjut baca kisahnya di Noveltoon 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menarik
Setelah mamanya pergi Dani menghempaskan badannya ke sofa dengan kasar, memijat pelipisnya yang sedikit pusing
Dia meremas kepala sendiri yang jelas ada di otaknya kini siapa perempuan yang harus dia nikahi segera agar mama nya tidak bersedih lagi
Karena kelemahan Dani adalah air mata mamanya
"Hufft, yang terpenting buat mama senang, untuk kedepannya itu nanti bisa aku pikirkan,aku harus segera bergerak mencari"ucap Dani bermonolog sendiri sambil terus memijat pelipisnya
***
Ketika Bu Maria keluar dari ruangan Dani langkah kaki nya berhenti sejenak melihat pemandangan yang ada di depannya
Di sana ada seorang gadis muda dengan rambut dikuncir kuda dan berseragam office girl yang tadi menolongnya sedang membersihkan kaca-kaca di kantornya, sambil sesekali bercanda bersama temannya.
"Perempuan cantik yang baik hati" gumam nya sambil melihat ke arah perempuan tersebut hatinya menghangat melihat itu, jarang sekali ada gadis yang umurnya masih muda mempunyai semangat yang tinggi,mama Dani tersenyum, beberapa menit setelah melihat itu dia segera meninggalkan kantor Dani
***
Pekerjaan Savira sudah selesai, dia tengah bersiap-siap pulang dan berencana akan membeli beberapa persediaan rumahnya karena sudah banyak yang habis
"Ra kamu pulang naik apa?" tanya Riko pada Vira teman sesama profesi nya
"Naik ojek mas" jawab Vira singkat mengulas senyum, senyum manis karena Vira memang perempuan yang sangat ramah,dia pekerjaan yang paling muda jadi dengan siapapun dia akan berlaku sopan untuk panggilan
"Gimana kalau aku antar kamu?" tanya Riko lagi
"Tidak usah mas, terima kasih."
Vira menolak halus tawaran Riko karena takut merepotkan
"Vir, kamu udah punya pacar?" tanya Riko dengan nada gugup
"Belum mas, untuk saat ini aku mau fokus bekerja dulu dan mengurus nenek karena hanya dia yang aku punya" jawab Vira jujur
"Jangan terlalu semangat berkerja Vir, sampai lupa cari pacar nanti malah jadi perawan tua lo" goda Riko sambil tersenyum ke arah Vira
"Aku masih terlalu muda mas untuk menikah apalagi saat ini nenek sangat membutuhkan ku,belum ada kepikiran untuk itu mas" sahut Vira lagi
"Kamu suka Vira Ko, tinggal ngomong aja kali ko,jangan sok ngasih petuah segala" celetuk Tami ikutan nimbrung ke pembicaraan Vira dan Riko
Mendengar celetukan Tami wajah Riko memerah menahan malu sedangkan Vira malah tertawa renyah seperti menjadikan itu candaan
"Lagian ya Vir, kamu gak peka sama kodean Riko?"
Vira menggeleng dapat pertanyaan dari Tami sambil tersenyum.
"Kamu gak ada sedikitpun perasaan ke Riko Vir?" tanya Tami lagi dengan mata memicing.
"Mbak Tami jangan aneh-aneh deh pertanyaan nya" jawab Vira mulai gugup
Riko menatap tajam Tami lalu Vira melirik Riko sebentar.
"Perasaan sebagai teman aja mbak" jawab Vira masih dengan mengulas senyum
"Yaaahhh, cuma di anggap teman kamu ko,kasihan amat nasib kamu udah kasih sinyal susah-susah tiap hari tapi tetap aja nggak ke pancing tu umpan"ucap Tami ngomong sok dramatis, Vira terkekeh melihat Tami yang memang berbicara selalu sesuka hati nya sendiri
Vira berdiri sambil mengalungkan tasnya di leher nya dan bersiap pulang kalau sudah ngerumpi dengan Tami sudah pasti tak kenal waktu menurut Vira lebih baik dia menyudahi segera karena nenek nya tinggal sendiri di rumah
"Emm kalau gitu, aku duluan ya mas, mbak Tami,Assalamualaikum" pamitnya melangkah keluar ruangan khusus pekerja bersih-bersih
"Waalaikumsalam" jawab Tami dan Riko berbarengan
Vira berjalan tergesa-gesa tidak menengok kanan kiri, dia tidak tahu bahwa ada seseorang yang dari sebelah kiri.
Brukk.
"awwww.......Aduhh.."ringis Vira menahan sakit pantat nya terduduk di lantai
Hidung Vira mencium bau wewangian perpaduan antara wangi Musk dan segar yang menguat, membuat Vira tanpa sadar menghirupnya meskipun tubuh nya sakit dia masih bisa merasakan kesegaran dari tubuh seseorang yang berdiri di hadapan nya ini
Vira mendongakkan kepalanya menatap siapa yang tadi tabrakan dengannya apakah dia yang menabrak atau dia yang di tabrak
Matanya seketika melebar setelah dia tahu siapa yang dia tabrak kemudian Vira langsung berdiri dan menunduk takut, sementara orang di depannya menatap Vira dengan tatapan datar
"Maaf pak, saya tidak sengaja." ucap Vira takut-takut
"Siapa nama kamu?"
Tubuh Vira gemetar mendengar pertanyaan dingin dan datar itu
"Saya tanya, siapa nama kamu?" mengulangi pertanyaan yang sama dengan nada biasa saja karena Vira belum menjawab pertanyaan nya
"Vir...Sa-vira pak."" jawab Vira dengan nada gemetar
Seseorang didepannya menatap menelisik karena dia belum pernah melihat gadis itu karena Vira sendiri keluar dengan pakaian rapi bukan pakaian office girl nya yang sudah di lepaskan nya tadi di ruangan
"Kamu bekerja di bagian mana?"
Vira meneguk susah salivanya.
"Office Girl, pak." jawab Vira semakin gemetaran, orang itu mengangguk paham
"Baiklah Vira, lain kali hati-hati kalau sedang jalan jangan lihat kiri kanan perhatian siapa lawan mu di depan" ucap Dani pelan lalu pergi membuat Vira melongo lalu mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Hufft, kirain mau di pecat tadi" ucap Vira bernafas lega sambil mengelus dadanya
"Ngomong-ngomong, bener kata teman-teman kalau Pak Dani itu memang ganteng dan ramah" gumamnya sendiri
Vira berlari kecil melangkahkan kakinya ke depan gedung perusahaan, di sana sudah ada ojek langganannya yang sedang menunggunya.
"Maaf pak, saya telat." ucap Vira sambil menerima helm yang disodorkan bapak ojek lalu memakainya.
"Gak apa neng" jawabnya mengulas senyum.
"Terima kasih, pak."
Vira mendudukkan pantatnya di jok belakang motor, kemudian setelah Vira duduk, tukang ojek melajukan motornya ke jalan.
"Mau mampir dulu neng?" tanyanya pada Vira
"Iya pak ke pasar dulu ya ada keperluan yang saya ingin beli" jawabnya, tukang ojek mengangguk kan kepalanya.
Vira lebih suka memilih belanja di pasar dari pada supermarket selain harganya yang lebih terjangkau, di pasar juga jauh lebih lengkap dia bisa membeli apa saja dalam jumlah sedikit dan masih bisa di tawar lagi meskipun harus berkeliling pasar,lelah sudah pasti tapi Vira tak pernah menjadi kan itu beban malah dengan senang hati dia melakukan nya demi nenek tercintanya
Setelah membeli keperluannya di pasar Vira pulang menuju rumahnya,beberapa kantong plastik Vira taruh di depan dan sisa nya dia yang pegang karena belanjaan Vira tak begitu banyak
Motor yang membawa Vira berhenti di lampu merah, tepat di sampingnya ada mobil sedan mewah yang juga berhenti Vita tidak tahu bahwa didalam mobil mewah itu ada seorang yang menatapnya.
"Gadis yang cukup cantik dan menarik" gumamnya sambil tersenyum tipis dan melajukan mobilnya menelusuri jalanan yang masih sangat ramai karena memang jam pulang kantor