Tania Wijaya adalah seorang putri kaya raya yang terbuang karena persaingan bisnis sang ayah, harus bangkit belajar beladiri dan melakukan penyamaran menjadi seorang model.
Pertemuan tak sengaja dengan seorang pria keras kepala. Segala cara Tania lakukan demi menghindari pria itu. Namun, takdir berkata lain saat Tania terjebak dalam jeratan cinta yang di rencanakan Milan, kakak dari pria yang dicintainya.
Bagaimana perjalanan hubungan Tania setelah tahu Milan memiliki tunangan? Ikuti terus keseruan kisahnya.
***
Noted: Novel ini mengandung unsur beladiri/ Action yang tidak cocok untuk di bawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Novel ini juga hanya tulisan fiksi pengarang. So harap berkomentar sopan ya reader yang budiman.
Novel ini sedang tahap revisi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuatnya Jatuh Hati
🌟 Jangan lupa LIKE, FAVORIT, dan RATE 🌟
Tania mengikuti langkah Raffa yang membawa Edo masuk ke dalam mobilnya.
"Tania, kita bawa Edo ke rumah kamu sementara waktu. Setidaknya sampai ia sadarkan diri," ucap Raffa.
Tania merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Tinggal di perumahan, ada seorang pria yang menginap pasti akan menjadi masalah besar baginya. Tania berpikir keras. Lalu ia mencari ponsel miliknya.
"Kamu menghubungi siapa?" tanya Raffa, wajahnya terlihat serius menatap tajam.
"Aku hanya menghubungi keluarga yang seharusnya mengurus, bukan aku Kak Raffa," jawab Tania dengan tegas sambil mendongakkan wajahnya membalas tatapan Raffa.
Tania menolak permintaan Raffa karena ia berpikir ini hanya sebuah jebakan yang bisa menjerumuskan dirinya.
"Ayo kita jalan," ucap Tania.
"Kemana? Bukankah kamu menolak?" Raffa masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi dengan raut wajah kesalnya.
Karena jarak yang begitu dekat dengan rumah Tania, hanya sekitar sepuluh menit saja mereka sudah sampai.
Baru saja masuk mengantar Edo di depan pintu, sebuah mobil sport mewah berhenti tepat di belakang mobil Raffa diiringi suaranya yang menderu.
Seorang pria tampan, membanting pintu mobil dengan kerasnya, berjalan dengan langkah kesal mencoba mengejar.
"Eh ... berhenti! Masukin ke mobilku saja, merepotkan!" teriak Milan.
Raffa terkejut dengan kedatangan Milan yang datang tiba-tiba. Pandangannya berpindah menatap ke arah Tania yang berpura-pura sibuk memainkan ponselnya.
"Jadi, kamu hubungi Milan? Sudah semakin akrab saja kamu ya?" Raffa menunjukkan sikap tidak suka dengan tindakan Tania. Sorot matanya menatap tajam, seolah mengintimidasi.
"Raffa, pebisnis pemula 'kan? Jangan belenggu Tania dengan apapun yang membuatnya tertekan! Atau aku akan membawanya pergi dari sini malam ini juga," ujar Milan, Raffa terkejut dengan ucapan pria tampan yang berdiri di depannya.
"Aku pebisnis pemula atau pun bukan, itu bukan urusan kamu," sahut Raffa.
Raffa terlihat canggung, ada rasa tak nyaman yang ia rasakan. Napasnya terasa berat mendengar penuturan Milan yang sengaja ditujukan untuk dirinya.
Dengan cekatan, Milan mengambil alih Edo dari tangan Raffa. Kemudian ia menidurkan di kursi belakang mobilnya.
Sementara itu, Tania hanya bisa diam mematung. Tidak bergeming sedikitpun. Bukan karena merasa takut, tetapi ia berusaha mencerna semua perkataan Raffa dan Milan. Tania yakin bahwa ada banyak rahasia di balik perkataan yang sengaja Milan lontarkan.
"Tania, mau ikut?" Milan melambaikan tangannya.
"Ti-tidak," jawab Tania tergagap. Posisi saat ini menyudutkan dirinya. Akan tetapi ini terpaksa harus ia lakukan.
Mendengar pembicaraan yang menurutnya aneh, Tania duduk dan terlihat bingung di teras. Saat itu, Milan menangkap kegelisahan Tania.
"Tania," panggil Milan. Tania tersentak, lalu mendekati mobil pria tersebut kembali.
"Ada apa?" tanya Tania berhati-hati.
"Besok pagi siap-siap, aku jemput kamu. Ada hal yang ingin aku sampaikan," ucap Milan. Kali ini ia bersikap sopan dan menggunakan nada rendah saat bicara pada Tania.
Tania hanya membalas dengan anggukan kepala, sementara tangan Milan segera meraih jemari Tania. Berusaha menyelipkan secarik kertas. Namun, Tania sadar betul jika di balik kertas tersebut ada pesan yang ingin Milan sampaikan.
Seketika Tania memasukkan kertas tersebut di balik jaketnya, sembari pandangan matanya mengedar menatap Raffa yang masih mengamati dari kejauhan.
"Kak Raffa, mereka sudah pulang. Aku ingin istirahat," ucap Tania, kemudian berlalu meninggalkan Raffa yang belum juga mengeluarkan suaranya.
Merasa sikap Tania aneh, Raffa segera menyusul langkah gadis tersebut. Ia mempercepat langkahnya hingga menghadang Tania yang bahkan belum sampai menuju pintu masuk rumahnya.
'PLAK!'
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Tania.
"Apakah kalian sudah tidur bersama, Tania?" tanya Raffa, ia sengaja menuduh tanpa bukti.
Tania memegangi pipi yang merah akibat Raffa. Sakit. Namun, hatinya lebih sakit. Belum pernah ia melihat Raffa marah seperti itu kepadanya.
Dengan kepada menunduk, separuh rambutnya menutupi mata dan pipi. Mata itu kian redup. Merasa bersalah atas apa yang terlah dilakukannya.
"Maafkan Tania, Kak. Aku telah melakukan banyak hal yang bisa membuatku dipenjara jika aku tidak menuruti keinginan Milan, mobilnya rusak karena aku. Aku juga ceroboh memukul bagian perutnya yang mengakibatkan bekas lebam. Maafkan aku Kak," ucap Tania.
Raffa menghela napas, rasanya dadanya semakin sesak mendengar pengakuan Tania. Air mukanya berubah pucat, mengetahui Milan selangkah berada di depannya.
"Turuti keinginannya, aku tidak ingin kamu tertimpa masalah," jawab Raffa, kemudian pergi meninggalkan rumah Tania tanpa menanyakan berlebih dahulu apa yang diinginkan oleh Milan sebenarnya. Andai saja Raffa tahu, jika Milan ingin menikahi Tania dalam waktu dekat. Mungkin ia akan lebih murka.
Ada rasa nyeri di hati Tania ketika Raffa bersikap keras terhadap dirinya. Namun, setidaknya Raffa memberikan ijin Milan mendekatinya, membuat Tania bisa sedikit bernapas lega. Meskipun sebenarnya hatinya tak rela memikirkan keadaan Edo.
***
"Rasa sering kali membisikkan cinta namun, selama akal menakar seseorang akan mampu membedakan sekedar cinta, rasa kasihan, atau bahkan karena keserakahan semata."
Ketika terbangun dari tidurnya, Tania teringatl secarik kertas yang diberikan oleh Milan padanya.
"Datanglah, ke restoran bebek langganan saya pukul 10.00 WIB."
Tania melirik ke arah jam dinding di dalam kamarnya, waktu menunjukkan pukul 06.00. Ia bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk menemui Milan.
Hari ini Tania tampil cantik dengan balutan busana berwarna biru laut, dengan riasan wajah tipis yang membuatnya nampak lebih segar.
***
Kaki jenjang Tania melangkah perlahan menuju lokasi yang di janjikan Milan. Langkahnya terhenti tepat di sebuah meja yang biasa dia tempati bersama mendiang ayahnya.
Jantung Tania berdegup kencang, ia terkejut setiap kali mengetahui Milan duduk di kursi tersebut, terlebih untuk menyambutnya.
"Milan," sapa Tania dengan suara lirihnya yang nyaring.
Milan mengangkat wajahnya, ia terlihat begitu tampan dengan balutan jas formal yang ia kenakan. Semua karyawan restoran memberikan pelayanan terbaiknya dan semua menaruh rasa hormat pada Milan, membuat Tania tercengang.
Sebelah tangan Milan menutup laptop yang semula ia tekuni. Sorot matanya menatap takjub menatap kecantikan Tania, nampaknya saat ini Milan pun mampu membuat gadis itu jatuh hati karena pesonanya.
"Mendekatlah," ucap Milan sembari mengulurkan tangannya. Sementara tatapan matanya mengamati Tania dari ujung sepatu hingga ujung rambutnya.
Tania melenggang bak model terkenal mendekati pria tampan itu. Tepat di depan Milan gadis itu membalas uluran tangan Milan.
"Mau langsung duduk, atau berkeliling restoran dan juga hotel?" Milan menarik tangan Tania hingga dalam pelukannya, ia memberikan sebuah tawaran yang membuat Tania tercengang.
"Siapa pria ini? Kenapa ia bisa menguasai tempat ini?" batin Tania bertanya-tanya.
"Tania, kamu sadar! Aku mulai mengabulkan keinginan kamu. Hari ini adalah salah satunya. bersiaplah, kita akan menikah dalam waktu dekat," ujar Milan memberikan penjelasan.
— To Be Continued
🌟 Terimakasih banyak sudah berkenan mampir membaca karyaku. Semoga kalian juga sudi memberi jempol dan meramaikan kolom komentar ya, kalian pasti penasaran dengan siapa Tania akan menikah bukan? Jadi jangan lupa minta jempolnya ya guys. Salam hangat Lintang untuk kalian.
Salam cintaku.
Lintang (Lia Taufik).
Found me on IG: lia_lintang08