Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mungkin ini akan menjadi kecupan terakhirnya untuk raisa
15
Raisa berjalan dengan santai menuju sebuah jurang, ia tersenyum, tidak menyangka akan menemukan tempat seindah ini, pepohonannya rindang, bunga-bunga liar tumbuh bermekaran disekitarnya membuat fikiran jernih, dan merasa tenang.
"Steve, tadi raisa ada di sini"
Lamunan raisa buyar, mendengar ada orang disana, dengan cepat raisa duduk bersembunyi di balik pohon semak belukar, ia yakin seseorang yang menyebut namanya tadi adalah anggota dari geng black tiger musuh raisa dan denny.
"Gas, lo yakin dia ada di sini?" tanya cowok berbaju serba hitam dengan jaket kulit yang berwarna senada
"Gue yakin tadi di sini" bantah temannya yang juga memakai stelan yang sama
"Bukannya dia cabut keluar negeri 4 tahun yang lalu?"
"gak tau, tapi gue yakin dia ada di sini"
"Mungkin perasaan lo aja kali"
"ada benernya, mungkin gue salah"
Terlihat mereka meninggalkan tempat itu membuat raisa sedikit merasa lega, keringat dingin sudah membasahi pelipis raisa, bukannya ia takut untuk melawan, tapi raisa khawatir dengan keadaan denny, jika sampai ia ketahuan, denny akan dalam bahaya
Merasa sudah aman, Ia pun berdiri keluar dari persembunyiannya, namun kalungnya tiba-tiba terjatuh, raisa mendengkus kesal, biasa-biasanya dalam keadaan seperti ini kalung itu bisa terjatuh, raisa melihat kebawah, melihat kalungnya yang jatuh masuk ke dalam jurang, untungnya kalung itu menyangkut di akar pohon, tidak jatuh kebawah, raisapun membungkuk, ia kebingungan untuk mengambil kalung itu.
Dari belakang tampak seseorang mendorongnya dengan kuat, membuat raisa terjatuh ke tebing jurang, kedua orang pelaku tersebut tertawa bahagia karena mereka berhasil mendorong raisa jatuh.
"Gue udah bilang, siraisa ada di sini, bos dicky pasti senang banget dengar kabar ini"
"Hahaha"
kedua orang itu tertawa puas meninggalkan tempat itu.
💫💫💫
"Vir, raisa sama lo gak?"
"Tadi raisa bilangnya mau jalan-jalan" jawab vira seadanya
"Gue lihat dia tadi berdiri di dekat jurang" andika menatap ke arah kelly dengan 1 alis terangkat mengisyaratkan ia bertanya.
"Serius sableng"
Andika berlari dengan sekuat tenaga menuju jurang yang dimaksud oleh kelly, entah mengapa perasaannya tadi tidak enak
"RAISA LO DIMANA" andika berteriak memanggil nama raisa, namun tidak ada jawaban, membuat cowok itu terus berteriak, sampai ia samar-samar mendengar seseorang memanggil nama reza, suara itu berasal dari arah jurang.
"Reza, tolongin gue, gue ada di sini" suara itu terdengar lemah dan tidak ada tenaga, andika mendekat ke arah suara itu, ia menjadi sangat panik setengah mati saat melihat seorang cewek di sana, yah benar, cewek itu adalah raisa.
Saat ia didorong tadi,raisa menggapai seluk belukar disana agar ia bisa berpegangan,ia memegang seluk belukar itu sangat kuat, berharap akan ada orang yang menolongnya, tenaganya sudah terkuras habis, pandangannya juga mulai mengabur, ia melihat ada orang yang berdiri diatas tebing, namun ia tidak bisa melihat dengan jelas.
"Reza" gumamnya pelan
Tenaganya sudah terkuras habis, pegangan tangannya sudah mulai melemah, perlahan-lahan tubuh raisa merosot kebawah, andika meraih tangan raisa dengan cepat, ia menarik tubuh mungil raisa keatas dengan sekuat tenaga, cewek itu pingsan karena kehabisan tenaga, hatinya terasa sakit karena orang yang ada didalam fikiran raisa hanya ada reza, jujur saja hatinya seperti tertusuk ribuan pisau tajam yang mengiris hati dan jantungnya.
"Selamanya gue nggak akan pernah ada du hati lo ya sa? apa mungkin gue beneran harus ngerelain lo sama reza? kaya sebelumnya?" andika tersenyum paksa, memeluk raisa erat, mengelus rambut cewek itu dengan lembut, hatinya benar-benar sakit sekarang.
Andika mengecup kening raisa lama, sangat lama, mungkin ini akan menjadi kecupan terakhirnya untuk raisa.
Andika melepas jaket yang ia pakai, memakaikannya pada raisa yang kini berada dalam dekapannya, ia menyingkirkan rambut raisa yang jatuh menutupi wajah cewek itu, ia memandanginya lama dengan senyum yang terukir dibibirnya, hatinya terluka, benar-benar terluka.
Andika menarik nafas panjang, kemudian menggendong raisa untuk kembali keperkemahan.
💫💫💫
Andika berjalan dengan santai seperti tidak ada apa-apa, kenyatanya, hati cowok itu tercabik-cabik, terluka.
andika berjalan mendekati reza yang berdiri didepan tenda, ia tersenyum
"Gue titip raisa sama lo ya za, gue pulang duluan" andika menyerahkan raisa ke gendongan reza
"Maksud lo apaan ka?" tanya reza dengan dahi yang berkerut
"Lo bilang aja kalau lo yang bawa dia ke sini" andika berbalik memunggungi reza
"Gak bisa gitu, gue gak bisa bohongin raisa terus menerus, dia berhak tahu yang sebenarnya ka" bantah reza tidak terima
"Kalau dia tahu dia bakal kecewa, dan gue nggak mau itu terjadi" andika melangkah menjauh
"LO JANGA EGOIS"
Andika tidak menggubris perkataan saudaranya itu, ia hanya terus berjalan menjauh dari sana, satu yang hanya ada di pikirannya sekarang, ia hanya ingin melampiaskan sesak dihatinya.
💫💫💫
Cewek itu mengerjapkan mata beberapa kali menyesuaikan penglihatannya yang agak sedikit silau, ia mencium wangi seseorang yang sangat familiar, ia melihat sebuah jaket hitam yang menutupi tubuhnya, raisa duduk memegang jaket itu, mencium wingi dari jaket itu.
"Wangi ini, kenapa gue ngerasa akrab banget? tapi siapa?" batinnya bertanya-tanya
Keysha masuk kedalam tenda dengan raut wajah yang sangat khawatir, ia benar-benar panik tadi melihat keadaan raisa
"Ra, lo nggak papa kan, lo ngeselin banget sih, bikin gue hampir mati gara-gara khawatir sama lo"
"Lebay" balas raisa dengan suara pelan
"Kok lebay sih ra gue, kan serius 😒" bantah keysha
Raisa terkekeh geli melihat ekspresi keysha, bibir cewek itu kini sudah maju melebihi hidungnya
"Nggak usah manyun"
Seorang cowok masuk ke dalam tenda berjalan mendekati raisa dan keysha, iapun duduk dikursi dekat keysha.
"eh ra, gue keluar dulu" pamit keysha membuat raisa mengangguk, keyshapun keluar dari dalam tenda
"Udah mendingan?" tanya reza tersenyum membuat raisa mengangguk
"Lo yang bawa gue kesini?"
Reza mengangguk, hatinya berkecamuk meminta maaf karena lagi-lagi ia harus kembali berbohong pada raisa, apa yang bisa ia lakukan? ia tidak bisa apa-apa sekarang, karena ini semua sudah kemauan kakaknya, dan ia hanya bisa mengiyakannya
"thanks karena lo selalu nolongin gue disaat gue dalam bahaya za" ucap raisa tulus
Reza kembali mengangguk membuat raisa tersenyum, ia ikut tersenyum, senyum yang ia paksakan
"Harusnya lo berterima kasih sama andika ra, bukan gue" batin reza menarik nafas panjang
Raisa memejamkan matanya menarik nafas panjang, ke mana cowok menyebalkan itu di saat raisa benar-benar membutuhkannya? kenapa dia tidak ada di sampingnya ataupun menolongnya?
"Kenapa harus selalu reza yang nolongin gue ka? kenapa bukan lo? apa pahlawan gue waktu itu beneran reza? tapi kenapa gue ngerasa itu lo?" raisa membatin
"Ra, kata pak handoko gue sama lo diizinin pulang duluan, soalnya keadaan lo tuh ya..... gitu"
Raisa membuka matanya, ia menghembuskan nafas kasar, menatap reza kemudian mengangguk
"Yang lain gimana?"
"Yang lain bakal nyusul besok"
"Andika ke mana?" entah datang keberanian dari mana ia menanyakan andika, bahkan ia tidak sadar saat menyebutkan nama itu.
"Andika udah pulang duluan, soalnya ada urusan mendadak" raisa kembali menganggukkan kepalanya, mengerti.
Keisha sudah datang kembali dengan barang-barang miliknya ditangan cewek itu.
"Mungkin sekarang gue yang terlalu berharap sama lo ka, mungkin selamanya lo bakal jadi teman yang selalu berantem sama gue, pas kita ketemu" batinnya tersenyum paksa, raisa kembali memejamkan matanya menghembuskan nafas panjang, iapun mempersiapkan diri untuk pulang
💫💫💫
"za"
"hm"
"gue boleh nanya sesuatu?"
"apa?"
"lo pernah gak, hadir diacara 5 keluarga besar sekitar umur 10 tahunan mungkin
Refleks reza membuka matanya yang terpejam, mereka berdua saat ini sedang berada dicaffe menunggu jemputan.
"Emangnya kenapa?" tanya reza sedikit gugup
"Lo pernah gak nolongin anak kecil seumuran lo yang gak sengaja kecebur kedanau dideket taman?"
fikiran reza berputar mengingat kejadian 7 tahun lalu, reza ingat betul, waktu itu andika datang dengan baju yang basah kuyup kekamar yang dikhususkan diacara 5 keluarga besar, andika bercerita bahwa ia tak sengaja menolong gadis kecil yang tenggelam didanau.
Fikirannya kembali teringat pada ucapan andika beberapa minggu yang lalu
"za, klo ada seseorang nanyain kejadian 7 tahun yang lalu diacara 5 keluarga besar, jangan bilang gue yang nolongin, bilang aja itu lo"
"emang kenapa ka?" tanya reza tak mengerti
"karena cewek yang gue tolong itu raisa"
"za, kok bengong si" perkataan raisa membuyarkan lamunannya
"eh iya, gue pernah nolongin gadis kecil waktu itu, kenapa?"
"gadis kecil itu gue za"
"oh ya?" tanya reza memasang ekspresi wajah terkejut
"makasih karena lo selalu nolongin gue diwaktu gue dalam masalah, gue seneng banget karena bisa ketemu lagi sama pahlawan kecil gue, gue ga nyangka banget klo orang itu lo" ucap raisa dengan senyum yang terukir dibibirnya, ia tersenyum tulus.
Reza ikut tersenyum meskipun terkesan dipaksakan,
"seharusnya lo berterima kasih sama andika ra, bukan sama gue, sampai kapan gue harus bohongin lo kayak gini? gue bener-bener minta maaf sama lo ra" reza membatin dengan perasaan yang sangat bersalah.
Tidak lama kemudian, sesorang datang menghampiri mereka berdua, ia tersenyum hormat pada raisa dan reza yang dibalas senyuman dan anggukan kepala oleh keduanya
"tuan muda, mobil yang anda minta sudah datang"
"terima kasih paman gu" lelaki itu mengangguk, kemudian berjalan keluar.
Reza bangkit dari duduknya, membantu raisa berjalan menuju mobil yang dimaksud, setelah itu merekapun melanjutkan perjalanan ke mansion.
💫💫💫
Orang berstelan serba hitam masuk kedalam ruangan berukuran 2,3 meter persegi, ia duduk ditempat kekuasaannya, membuka topi hitam dan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya, ia menatap intens ke 2 orang yang ada didepannya.
"kabar apa yang lo bawa buat gue?"
"raisa udah balik bos"
"kami sempat dorong dia kejurang, tapi dia____ "
"KENAPA KALIAN DORONG KEJURANG?" potongnya membentak, lalu memecahkan vas bunga yang ada dimeja
"ma... maaf bos, kami gak sengaja, di... dia ditolongin orang ta... tadi, ja.... jadi dia pasti baik-baik aja" ujar salah satu dari mereka dengan ketakutan
"gue kasih lo berdua 1 kesempatan, cari keberadaan dia, dan jangan biarin dia lolos!"
Kedua orang itu mengangguk mengerti, mereka berduapun keluar dari rungan itu, lelaki itu tersenyum miring mengambil bingkai foto yang ada diatas meja, terlihat du orang yang sedang tersenyum lebar menatap kearah kamera, kedua orang itu adalah denny dan dicky, mereka berdua adalah saudara kandung, hubungan mereka awalnya baik-baik saja, namun karena 1 kejadian membuat hubungan keduanya menjadi renggang, menjadikan mereka berdua bermusuhan.
"sampai jumpa adikku sayang, kita pasti bakal ketemu lagi"
💫💫💫