NovelToon NovelToon
JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Bertani
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Si kecil pemimpi

Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Pergi!

Angin malam di puncak gunung es menderu seperti bisikan arwah—dingin, panjang, dan tak berujung.

Lima pendaki: Xing Chu, Su Ling, Xi Lu, Ming Tao, dan Jian, berangkat dengan semangat penjelajahan, sama sekali tidak menyangka bahwa langkah-langkah mereka akan membuka pintu bencana terbesar umat manusia.

Hari itu, langit gelap meski belum sore. Hujan es kecil jatuh satu per satu, seperti tanda peringatan yang tidak mereka pahami. Ketika akhirnya mereka menapaki puncak, suasana di sana… terlalu hening. Tidak ada desir angin, tidak ada suara. Hanya ada salju yang tampak seperti membeku di udara.

Tiba-tiba, salah satu rekan mereka, Ming Tao tiba-tiba jatuh berlutut.

“Woi, kau kenapa?” Jian langsung memegang bahunya.

Wajah Ming Tao… membiru. Bukan biru karena kedinginan—tapi biru pekat seperti seseorang yang keracunan. Bibirnya bergetar, matanya terbuka tapi tidak melihat apa pun.

Jian, yang panik, mendekat lebih dekat lagi. “Ming Tao! Hei! Bangun!”

Ia menyentuh pundaknya.

Detik berikutnya… tubuh Ming Tao tersentak bangun dengan gerakan yang salah dan bengkok dan dengan gerakan begitu cepat, dia tiba-tiba bangkit dan menggigit telinga Jian seperti binatang buas.

“TOLONG! TOLONG!!!”

Jeritan Jian menghantam udara. Darah memercik ke salju, menciptakan warna merah yang kontras dan mengerikan. Telinganya… putus. Tubuhnya terguling, berusaha melepaskan diri.

Xing Chu hanya butuh satu detik untuk memahami, ada sesuatu yang salah. Sangat salah.

“LARI!” jeritnya sambil menarik Su Ling dan Xi Lu.

Mereka bertiga menuruni jalur curam itu dengan terburu-buru, dan dalam kepanikan buta mereka hampir terpeleset berkali-kali. Nafas mereka membeku di udara, tapi ketakutan membuat tubuh mereka terus bergerak.

Di tengah penurunan yang tergesa-gesa, Xi Lu berhenti tiba-tiba, menepis cengkeraman Xing Chu.

"Kita tidak boleh meninggalkan mereka!" teriak Xi Lu, wajahnya dipenuhi amarah dan air mata. "Mereka teman kita! Seharusnya kita tidak meninggalkan mereka!"

"Diam! Lari adalah satu-satunya yang benar!" balas Xing Chu dengan mata liar, suaranya dipenuhi ketakutan. "Kau tidak melihatnya? Yang menyerang tadi bukan lagi manusia! Kalau kau kembali, kau mati!"

“Justru karena itu! Mereka butuh bantuan!” Xi Lu berteriak balik, suaranya pecah di antara angin.

Su Ling berdiri di tengah mereka, tangannya gemetar. “Berhenti… kalian berdua… tolong berhenti…” Ia melirik sekitar. Hening. Terlalu hening. Seolah ada mata hitam yang mengawasi mereka dalam kegelapan.

Ia melihat ke sekeliling dengan waspada.

Suasana berubah. Tidak ada suara angin. Tidak ada suara binatang.

Tidak ada apa pun.

“Teman-teman…” suara Su Ling mengecil. “Kenapa… sunyi sekali?”

Belum sempat ia memproses rasa takut yang menggerogoti dadanya, Xing Chu yang panik tak sengaja mendorongnya saat mencoba menahan Xi Lu.

Tubuh Su Ling kehilangan keseimbangan dan terguling, jatuh menuruni lereng bersalju hingga hilang dalam kegelapan di bawah sana.

“SU LING!!!”

Xing Chu dan Xi Lu berhenti seketika.

Mereka memanggilnya berkali-kali. Tak ada jawaban. Hanya gema suara mereka yang kembali.

Xi Lu menelan ludah, lalu mencoba turun pelan-pelan untuk mencari Su Ling.

“Su Ling…? Kau di sana…?”

Langkahnya berat.

Satu detik…

Dua detik…

Lalu dari kegelapan terdengar suara desis rendah, seperti napas seseorang yang sedang sekarat.

“Su..Ling. A… ada orang?” Xi Lu bergumam ketakutan.

Tanpa peringatan, sesuatu menerkam Xi Lu dari samping. Cepat dan brutal. Ia tidak sempat melihat apa pun, hanya merasakan tubuhnya terhempas ke salju.

“AARGHH!! Xing Chu! Tolong!”

Xing Chu segera menunduk, tetapi ketika matanya menyesuaikan dengan gelap…

Ia melihat—

Su Ling.

Tapi itu bukan Su Ling lagi.

Matanya kosong, pupilnya mengecil seperti titik. Mulutnya penuh darah segar milik Xi Lu. Ia menggigit leher Xi Lu… dengan keganasan makhluk yang tidak mengenal rasa sakit atau kasih sayang.

Xi Lu meronta, tangannya terulur pada Xing Chu. “Tolong… aku… tolong aku…”

Xing Chu membekap mulutnya sendiri agar tidak berteriak.

Jika ia membuat suara…

Su Ling—atau makhluk yang kini memakai wajah Su Ling—akan menoleh padanya.

Air matanya mengalir. Rasa bersalah menghantam dadanya seperti palu. Tapi ketakutan lebih kuat.

Ia membalik tubuhnya…

Dan ...lari.

Lari seperti nyawanya tergantung pada setiap langkah—karena memang begitu adanya.

Di belakangnya, jeritan Xi Lu terputus setengah, digantikan suara robekan daging yang mengerikan.

Xing Chu berlari menembus hutan es, pikirannya kacau.

Ia tidak tahu ke mana.

Ia tidak tahu apakah ia bisa selamat.

Ia hanya tahu satu hal…

Di puncak gunung es itu, sesuatu telah terbangun.

Sesuatu yang bukan manusia.

...----------------...

Empat hari sebelum kiamat, kehidupan masih berjalan seperti biasa. Jalanan kota penuh dengan orang-orang yang berlalu-lalang, sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada yang tahu bahwa waktu mereka hampir habis.

Chen Lin membawa adiknya makan siang di sebuah rumah makan pinggir jalan. Bau tumisan yang gurih bercampur dengan suara pedagang yang sibuk membuat siang itu terasa biasa-biasa saja. Chen Wei makan mi ayam dengan lahap, pipinya menggembung seperti hamster.

Namun ketenangan itu pecah ketika televisi di sudut kedai tiba-tiba menyiarkan berita yang mengejutkan.

Seorang pemuda tampil dalam kondisi kacau: rambut berantakan, baju compang-camping, wajah pucat, dagu ditumbuhi janggut tipis, dan mata yang terisi penuh ketakutan.

Polisi yang mewawancarainya bertanya dengan sabar, “Apa yang terjadi di gunung? Di mana teman-temanmu?”

Pemuda itu hanya menggeleng, suaranya bergetar.

“Mereka… mereka bukan manusia lagi… Mereka bukan manusia…”

Kalimat itu dia ulang terus, seolah itu satu-satunya hal yang masih tersisa dalam kepalanya.

Kedua polisi saling pandang.

“Maksudmu apa? Ada kecelakaan?”

Pemuda itu meraih lengan polisi, memaksa mereka mendengarkan.

“Kalian harus pergi dari sana. Jangan naik! Mereka akan membunuh kalian—itu bukan manusia!”

Cara bicaranya kacau dan sulit dimengerti, membuat polisi mengira ia mengalami gangguan mental akibat trauma.

Namun laporan bahwa ia mendaki bersama empat temannya dan kembali sendirian membuat polisi tetap curiga. Mereka ingin mengecek lokasi.

...****************...

Like, komen, atau beri rating kalo suka dengan cerita ini!

1
Dewi hartika
terus dan semangat jangan pantang menyerah,lanjuttt😁😁🙏🙏
Windy Hapsarini
semangat Thor n sehat selalu ,,🥰🥰
mamah wangda
semangat 💪💪,jgn putus ditengah jalan
Grey Casanova
lanjut kak
Grey Casanova
blm up2 dah 3hri kak
lee zha
kocak.... luar biasa.... menegangkan.... tapi juga manusiawi.... 👌👌👌👌👍👍👍semangat terus ya
Windy Hapsarini
akhirnya Wen Tao punya kemampuan..😍😍
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Yu~
love me🥰
Fitri R
lanjut...semangat upnya thor
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy Hapsarini
makasih Thor, istirahat penting.. sehat n semangat selalu Thor 😍😍
Yu~: makasih ya, kamu juga jaga kesehatan🫂
total 1 replies
Lela Salsabila
semangat terus thor 💪💪💪💪
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy_days
Phoenix, Dark Knight, The Dragon, Eclipse, Sun Rises 😇maaf kepikiran nya cmn ini aja
Yu~: ih bagusss ini, makasih ya🫂
total 1 replies
putra jaya
bagus kali
Yu~: makasih ya dukungannya
total 1 replies
putra jaya
saya juga Lanang tong tong thor🤣
Yu~: semoga sesuai dengan seleramu ya🤧
total 1 replies
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Rizki Rahmawan
saya Lanang 😄🤭
Yu~: loh othor jadi malu, tak kira pemintanya cewek aja. bertanya dengan nada halus 'ko bisa? ' /Facepalm/
total 1 replies
Rizki Rahmawan
hadir 🙋 kakak
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Lela Salsabila
GK PP GK up tiap hari juga v minimal ttp harus ada up nya thor😄😄😄😄

makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!