Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Yang Membuatnya Lemah.
"Kamu seorang ibu yang telah melahirkannya dan sudah sampai 7 tahun kamu tidak pernah bisa bersikap baik kepada Mikayla. Dia anak yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Metta apa yang ada di otak kamu hah! kamu bisa berbuat seperti ini hah! Kamu bisa-bisanya berteriak seperti orang gila dan melukai anak kamu sendiri hanya karena masalah sepele!" tegas Rasyid.
"Kamu bertanya apa yang terjadi dan mengapa aku seperti ini? Seharusnya kamu ngaca Rasyid, semua ini gara-gara kamu. Kamu tidak pernah menghargaiku sebagai istrimu, semenjak kita menikah kamu mengabaikanku dan bahkan tidak pernah menyentuhku. Jadi jangan menyalahkanku jika aku ke sikap seperti itu kepada Mikayla!" ucap Metta.
"Jadi kamu mengorbankan anak yang lahir dari rahim kamu hanya karena keegoisan kamu?" tanya Rasyid.
"Kamu yang egois, kamu tidak bertanggung jawab pada pernikahan kita. Kamu mengabaikanku dan hanya bertanggung jawab kepada Mikayla, kamu membuatku seperti ini Rasyid!" tegas Metta.
"Jangan lupa Metta jika aku setuju menikah denganmu karena hanya bertanggung jawab pada Mikayla dan bukan kau. Jadi terima resiko dari semua keinginanmu yang menginginkan pernikahan kita. Karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah memperlakukanmu dan juga tidak pernah menganggapmu istri!" tegas Rasyid benar-benar berterus terang tanpa menutupi apapun dan sudah pasti itu melukai Metta.
"Kau benar-bener jahat Rasyid, kau lihat saja apa yang akan aku lakukan!" ucap Metta malah memberikan ancaman.
"Apa yang ingin kau lakukan hah! Jika kau berani-beraninya berbuat seperti ini lagi di depan Mikayla, bahkan berteriak di depannya dan berlaku kasar dengannya, aku lebih baik...."
"Menceraikanku?" Metta langsung memotong kalimat yang tidak sempat dilanjutkan Rasyid.
Ha-ha-ha-ha-ha-ha.
Metta tiba-tiba tertawa seperti orang gila.
"Ayo cepat ceraikan aku," Metta justru menantang Rasyid membuat Rasyid diam dengan tubuhnya bergetar yang rasanya ingin sekali memberi pelajaran kepada Metta.
"Tetapi setelah itu kau akan menjadi penyebab bagaimana Mikayla akan merasakan akibat perbuatanmu!" ucap Metta tidak segan-segan memberi ancaman.
Pernikahannya sampai saat ini bertahan dan padahal di awal pernikahan ada perjanjian di antara mereka, ketika Mikayla lahir, Rasyid akan menceraikan Metta. Tetapi Metta yang tidak akan membiarkan laki-laki yang sudah dia gapai dan pergi begitu saja.
Menggunakan Mikayla sebagai ancaman membuatnya sampai saat ini Rasyid masih tetap sebagai suaminya.
"Ayo ceraikan aku Rasyid? Kenapa diam hah!'
"Lakukan!" Metta menantang dengan tertawa-tawa seolah-olah itu adalah menjadi kelemahan Rasyid yang tidak bisa dia lakukan.
"Kau benar-benar sakit jiwa Metta," ucap Rasyid menekan suaranya.
"Aku akan membawa Mikayla untuk tinggal bersama aku daripada dengan wanita gila sepertimu!" tegas Rasyid menunjuk tepat di wajah Metta.
Kemudian Rasyid langsung berlalu dari hadapan Metta.
"Kita lihat saja apa kamu akan berhasil melakukannya," ucap Metta membuat langsung Rasyid terhenti.
Rasyid tidak bicara apapun dan kembali melanjutkan langkahnya daripada dia semakin tidak bisa mengendalikan diri karena emosi yang sejak tadi dipancing oleh Metta.
Setelah keadaan cukup yang baik yang akhirnya membuat Rasyid meninggalkan kediaman Metta. Mobil Rasyid berhenti di pinggir jalan yang terlihat begitu sepi.
"Sial!" umpat Rasyid tiba-tiba saja memukul setir mobil dengan baut wajahnya tampak memerah dan mata itu berkaca-kaca.
"Mikayla kamu sebaiknya tinggal bersama Papa. Di rumah Papa juga ada Nenek," setelah bertengkar besar dengan Metta membuat Rasyid melihat keadaan Mikayla yang keadaanya sudah lumayan tenang dan lukanya juga sudah diobati oleh pembantu rumah tangga.
"Mikayla mau sama Mama saja, Pa. Papa bisa datang ke rumah kamu untuk melihat Mikayla. Kalau Mikayla ikut bersama Papa artinya Mama akan tinggal sendirian dan nanti bagaimana jika Mama sedih," jawabnya.
Anak sekecil itu ternyata sangat mencintai ibunya walau tidak pernah mendapatkan perlakuan yang baik dari Metta.
"Kamu tidak akan baik-baik saja jika tetap bertahan di sini. Papa tidak ingin kamu kenapa-napa dan terluka kembali," ucap Rasyid.
"Mama hanya marah karena Mikayla melakukan kesalahan dan Mama juga tidak akan marah kalau Mikayla menjadi anak yang baik," jawabnya.
Ternyata Rasyid sebelum meninggalkan kediaman Metta sudah mencoba untuk membujuk Mikayla agar ikut bersamanya demi keamanan Mikayla yang selalu menjadi korban emosi dari Merta dan ternyata usaha Rasyid sia-sia dengan Mikayla yang tetap ingin tinggal bersama ibunya.
Metta memang benar-benar memanfaatkan putrinya untuk tetap bertahan dalam pernikahannya.
"Ya Allah kenapa engkau memberi ujian seperti ini kepada hamba, kenapa hidup ini terasa begitu hampa, setiap hari hanya penuh ketakutan dan tidak ada ketenangan. Kenapa anak kecil seperti itu harus menjadi korban, mengapa ya Allah," ucap Rasyid dengan air mata yang jatuh.
"Apa ini adalah teguran yang besar dari engkau, ketika hamba menyakiti perasaan istri hamba dan engak memberi balasan yang begitu besar selama bertahun-tahun,"
Rasyid pasti masih mengingat bagaimana sumpah serapah dari istrinya. Tempat ibadah yang suci di mana seorang wanita bersumpah atas nama Tuhannya karena luka yang begitu besar diberikan laki-laki yang menikahi wanita lain.
Rasyid menyadari jika sampai kapanpun hidupnya akan terus dalam penjara, akan terus berada diantara rasa ketakutan dan tidak punya pilihan lain, akan tetap menjadi seorang pengecut yang tidak bisa mengambil keputusan, dikendalikan dan tidak bahagia.
Semua ternyata berlaku dengan Metta, di mana di kamarnya dia menangis dengan foto Rasyid yang dia pegang sejak tadi.
"Aku sudah menikah dengan mu, tetapi kenapa kamu tidak pernah memperlakukanku sebagai istri,"
"Kenapa tidak membuka hatimu sedikit saja untukku, kenapa tidak mencintaiku Rasyid. Aku bahkan tidak memiliki apapun darimu, tidak ragamu dan juga hatimu, semua ternyata begitu hampa,"
Metta menangis sesenggukan dengan perasaannya yang tidak bisa dikendalikan. Rasyid dan Metta saat ini sama-sama tidak bahagia ketika mereka berdua menghancurkan hati wanita yang benar tulus.
Mungkin keluarga Cilla merasa Cilla tidak akan mampu melanjutkan hidupnya setelah kekecewaan yang begitu besar dan ternyata semua berbanding terbalik, mungkin mereka berpikiran jika Rasyid menikmati pernikahannya, tetap menjalani pernikahan itu dan bahkan anak mereka sudah besar dan nyatanya keduanya sama-sama tidak menjalani pernikahan dan benar-benar hampa.
Justru Cilla yang menjalankan hidupnya bersama putranya walau dengan semua halusinasinya.
****
"Kamu suka hadiah dari Paman Andrean?" tanya Cilla pada Gama ketika dia memberikan hadiah yang diberikan oleh kliennya.
"Cantik sekali? Kenapa paman itu tahu, kalau Gama menyukai miniatur pesawat seperti ini?" tanya Gama.
"Bunda juga tidak tahu, tetapi mungkin mainan kesukaan anak laki-laki itu hampir semua sama dan mungkin saja Paman Andrean hanya menduga-duga saja dan kebetulan tepat kamu menyukainya," jawab Cilla.
"Bunda lain kali Gama ingin bertemu dengan paman Andrean dan mengucapkan terima kasih secara langsung," ucap Gama.
"Baiklah! Nanti kalau Bunda ada pertemuan dengan beliau, kamu bisa ikut, kita sama-sama kembali mengucapkan terima kasih," ucap Cilla.
"Baiklah," sahut Gama.
"Mama, Tante Lulu hari tidak datang?" tanya Gama.
"Tante Lulu sedang ke Bandara. Tante Lulu lagi menjemput Om Robby," jawab Cilla.
"Om Robby pulang?" tanya Gama membuat Cilla menganggukkan kepala.
Bersambung ...
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla