cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya karangan dari Author, apabila ada.kesamaan nama.dan tempat Author minta maaf. Alkisah ada seorang pemuda bernama naga lahir dari seorang ayah bernama Robert dan Ibu bernama Julia, Robert sendiri adalah seorang pengusaha suskses yang mempunyai berbagai bisnis yang berada di beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Dengan status sebagai anak orang kaya dan sekaligus pewaris tunggal Naga adalah anak yang sombong dan angkuh, jika Ia menginginkan sesuatu maka sesuatu itu harus bisa menjadi miliknya apapun cara nya. namun lama kelamaan kesombongan dan keangkuhan Naga mulai luntur karena satu sosok wanita yang mempunyai paras yang cantik bernama Jelita.Jelita sendiri adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan dari seorang petani bernama pak Karyo dan bu ambar namun karena tekad dan keinginannya untuk membanggakan keluarga ini lah yang membuat Naga jatuh cinta kepada Jelita dan perlahan-lahan berubah menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MUSIKA NAGA: SIMFONI KEBAHAGIAN KELUARGA CRAZY RICH
Sembilan bulan berlalu bagaikan mimpi indah yang tak ingin berakhir. Setiap detiknya diisi dengan cinta, perhatian, dan antisipasi. Naga dengan setia mendampingi Jelita, memastikan setiap kebutuhannya terpenuhi. Pagi itu, saat mentari malu-malu menyinari kompleks elit, kontraksi mulai terasa. Dengan sigap, Naga membawa Jelita ke klinik pribadinya.
"Tenang, Sayang. Aku di sini," bisik Naga lembut, menggenggam erat tangan Jelita yang meremas kuat.
Jelita menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Aku percaya padamu, Naga."
Di klinik, sudah ada Bu Ambar dan Lina yang menunggu dengan wajah penuh kecemasan dan harapan. Tak lama kemudian, Bapak Robert Adiwangsa dan Ibu Julia Adiwangsa, orang tua Naga, tiba dengan raut wajah yang sama khawatirnya. Mereka semua memberikan semangat dan dukungan moral kepada Jelita.
"Kamu kuat, Nak. Kamu bisa melaluinya," kata Bu Ambar sambil mengusap kening Jelita.
"Kami semua di sini untukmu, Jelita," timpal Lina dengan senyum tulus.
"Kamu pasti bisa, Nak. Kami semua menyayangimu," kata Ibu Julia dengan lembut.
"Tenang saja, ada kami di sini. Kamu tidak sendiri," sahut Bapak Robert dengan nada menenangkan.
Proses persalinan berlangsung cukup lama, namun dengan dukungan penuh dari orang-orang tercinta, Jelita berhasil melaluinya. Tangisan bayi memecah keheningan ruangan, menggantikan rasa sakit dengan kebahagiaan yang tak terlukiskan.
"Selamat, Naga, Jelita! Bayi kalian laki-laki," ucap seorang bidan dengan senyum hangat.
Naga menatap bayi mungil yang ada di pelukan Jelita dengan mata berkaca-kaca. Hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta yang meluap-luap. Ia mendekat, mencium kening Jelita dengan lembut, lalu mengalihkan pandangannya pada sang buah hati.
"Dia sempurna," bisik Naga dengan suara bergetar.
Bayi laki-laki itu lahir dengan berat 3,2 kg dan panjang 50 cm. Kulitnya halus, matanya bulat, dan bibirnya mungil. Ia tampak tenang dalam dekapan ibunya.
"Siapa namanya, Sayang?" tanya Naga sambil mengelus pipi bayi itu dengan lembut.
Jelita tersenyum haru. "Musika Naga," jawabnya dengan suara lirih.
Naga tertawa bahagia mendengar nama yang dipilih Jelita. "Aku sangat menyukainya. Selamat datang di dunia, Musika Naga," ucapnya sambil mencium pipi putranya dengan penuh kasih.
Bu Ambar, Lina, Bapak Robert, dan Ibu Julia mendekat, ikut mengagumi bayi mungil itu. Mereka tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan selamat.
"Cucu Ibu ganteng sekali! Mirip sekali dengan Naga waktu kecil," kata Bu Ambar sambil tersenyum bangga.
"Selamat datang, keponakan kecil! Tante Lina sayang kamu!" seru Lina dengan semangat.
"Selamat datang, cucu Opa! Semoga kamu menjadi anak yang membanggakan," ucap Bapak Robert dengan mata berbinar.
"Selamat datang, cucu Oma! Oma akan selalu menyayangimu," timpal Ibu Julia sambil mengelus pipi Musika dengan lembut.
Naga memeluk Jelita dan putranya erat-erat. "Terima kasih, Sayang. Kamu telah memberikan hadiah terindah dalam hidupku. Aku sangat mencintai kalian berdua," bisiknya dengan penuh cinta.
Jelita membalas pelukan Naga dengan erat. "Aku juga sangat mencintaimu, Naga. Kita adalah keluarga yang bahagia," balasnya dengan senyum bahagia.
Kehadiran Musika Naga semakin melengkapi kebahagiaan keluarga Naga. Cinta mereka semakin bersemi, dan rumah mereka semakin dipenuhi dengan tawa dan sukacita. Naga berjanji akan menjadi ayah yang baik dan selalu memberikan yang terbaik untuk istri dan putranya. Mereka membayangkan masa depan Musika, tumbuh besar di Palembang, mewarisi kebaikan dan kearifan lokal. Naga berharap Musika akan mencintai Sungai Musi seperti mereka mencintainya, dan bangga menjadi bagian dari kota ini.
Malam itu, Naga menatap Jelita dan Musika Naga yang tertidur lelap di ranjang mereka. Hatinya dipenuhi rasa syukur yang tak terhingga. Ia tahu, hidupnya telah sempurna. Ia memiliki istri yang cantik, putra yang sehat, dan keluarga yang penuh cinta.
"Terima kasih, Ya ALLAH, atas semua berkat ini," bisik Naga dalam hati.
Dengan lembut, ia mencium kening Jelita dan putranya, lalu berbaring di samping mereka, memeluk mereka erat-erat. Ia tahu, kebahagiaan ini akan abadi selamanya.
KEPADA PARA PEMBACA SETIA YANG TERHORMAT DAN AUTHOR CINTAI SERTA SAYANGI, DENGAN TIDAK MENGURANGI RASA HORMAT AUTHOR KEPADA KALIAN SEMUA, AUTHOR MEMINTA DENGAN SANGAT KEPADA KALIAN SEMUA UNTUK MEMBERIKA LIKE DISETIAO BAB NYA DAN BERKENAN UNTUK MEMBERIKAN HADIAH KEPADA AUTHOR AGAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI DALAM MENULIS ATAU MEMBUAT CERITA DI SETIAP BAB NYA.
TERIMA KASIH. 🙏🙏🙏🙏
